SURABAYA (DutaJatim.com) - Polemik soal heboh Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj menagih janji Menteri Keuangan Sri Mulyani terkait gelontoran dana Rp1,5 triliun kredit murah terus berlanjut. Ada yang pro, ada pula yang kontra.
Salah satunya dari KH Salahuddin Wahid (Gus Solah), pengasuh Ponpes Tebuireng Jombang. Gus Sholah juga dzurriyah muassis NU (cucu Almaghfurlah KH Hasyim Asy’ari) dan Ketua Komite Khitthah 1926 Nahdlatul Ulama (KK-26-NU).
Adalah Warta NKRI menurunkan komentar KH Salahuddin Wahid (Gus Solah) tersebut melalui wawancara video. Gus Sholah tampak prihatin dengan perkembangan NU sekarang. Lebih lagi setelah ada komentar Kiai Said Aqil itu.
Sampai Sabtu (28/12/2019) pagi, video wawancara Gus Sholah sudah mendapat 303 komentar setelah diunggah di akun youtube @WARTA NKRI yang memiliki 282 ribu subscriber. Padahal video itu baru ditayangkan 17 jam lalu.
Lalu apa kata Gus Sholah?
"Bagaimana mumgkin organisasi yang didirikan oleh ulama-ulama yang ikhlas, akhirnya menjadi organisasi yang seperti sekarang ini, lebih menonjolkan pragmatisme, tidak menunjukkan uswah khasanah dari para pemimpin organisasinya,” demikian Gus Sholah sebagaimana dalam video yang diunggah Warta NKRI.
Meski begitu, nahdliyin tidak perlu khawatir. “Banyak sekali tokoh-tokoh datang kepada saya dan meyakinkan saya, bahwa, kondisi NU perlu diperbaiki. Bahkan Pak Hasyim Muzadi mengatakan, perlu diselamatkan,” jelas putra KH Wahid Hasyim ini.
Gus Sholeh menyarankan kepada seluruh pengurus NU, agar menjalankan amanah organisasi dengan benar. “Tinggalkan dan tanggalkan kepentingan pribadi. Berilah NU manfaat, bukan memanfaatkan NU,” tegasnya.
Video ini mendapat banyak komentar. @Lala Gaga misalnya, langsung menulis: GANTI AJA KETUA NU….YG PANTAS ADALAH CUCU PENDIRI NU YAITU BPAK KH SALAHUDDIN WAHID….YG SETUJU LIKE… @Maryanto Alias Toto (sempat diedit) berkomentar: Pak said, kalau kepingin duitnya 1,5 T cepat cair, silahkan dzikir; : duwik, duwik, duwik, duwik….
@Suwita Suwita juga menyarankan pergantian. “Ya Allah semoga pak Agil Siroj cpt di ganti agar nu jadi bener”. @Tien Surtini “CUCU NU SAJA SUDAH BERKOMENTAR ,SAID AQIL SIRAJH MEMANG HARUS DIGANTI ,SAYA NU TAPI LIHAT AQIL BEGITU ,TIDAK SIMPATIK DIA.
@Abdul Muhni menulis: Saya NU Tapi sekarang saya merasa malu terhadap kinerja pemimpin NU dan Banser sekarang. @sdh: SAS MENELANJANGI DIRINYA SENDIRI PADAHAL UMMAT SDH TAU SIAPA SAS SI OTAK DUIT. .. @Moch Muslich :Inilah kalau dipimpin lambe lambe lamis Ayo bangkit NU garis lurus. @cebongcampret: lihat NU dijajsh orang2 partai.
Seperti diberitakan, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Said Aqil Siroj kecewa berat terhadap Menteri Keuangan RI Sri Mulyani, terkait MoU (Memorandum of Understanding) penggelontoran kredit murah Rp1,5 triliun. Kiai Said merasa dibohongi.
“Pernah kita MoU dengan Menteri Sri Mulyani, katanya akan menggelontorkan kredit murah satu setengah triliun (Rp1,5 triliun red.), ila hadzal yaum, ila nahar dza, sampai hari ini, satu peser pun belum terlaksana,” demikian KH SAS yang viral melalui video youtube.
Sementara, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) RI tak mau disebut ‘inkar janji’. Melalui Juru Bicaranya Nufransa Wira Sakti, Menkeu membantah klaim Kiai SAS menyatakan belum ada aliran dana sepeser pun untuk kredit murah. Padahal ratusan miliar sudah digelontorkan.
Isu ini terus menggelinding, bahkan sampai dibuat tema khusus TV-One. Dari LPNU sampai Sekjen PBNU, ikut komentar. Ini justru menambah ruwetnya masalah. Warga NU setiap hari hanya disuguhi berita kekecewaan PBNU kepada pemerintah.
Yang lebih miris bagi nahdliyin ketika membaca tulisan atas nama MOH. NAUFAL DUNGGIO (Ketua LDK PWM DKI dan Ustadz Kampung). Pengurus Muhammadiyah ini membuat tulisan berjudul @PEMERINTAH BERJANJI DAN BERHUTANG PADA DUA ORMAS BESAR… Ini bikin dada kita terasa ‘sesak’.
Ironisnya, menurut Naufal, kalau kepada Muhammadiyah, pemerintah BERHUTANG melalui (tagihan) BPJS 1,2 T ke rumah sakit Muhammadiyah. Sama-sama bernilai TRILIUNAN tapi bedanya kayak bumi dan langit masalahnya. Karena NU justru menagih hutang pemerintah yang berupa janji kredit murah. (dtc)
No comments:
Post a Comment