SURABAYA (DutaJatim.com) -- Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia (Lesbumi) Nahdlatul Ulama (NU) Jawa Timur menggelar Festival Sunan 2019. Perhelatan budaya akhir tahun ini, berlangsung 28-30 Desember 2019. Acara berlangsung di gedung PWNU Jawa Timur, Jl Al Akbar Timur No 9 Surabaya, bertajuk "Sambung Rasa Ngrumat Budaya".
Festival Sunan 2019 dibuka Wakil Ketua PWNU Jawa Timur, KH Ahsanul Haq mewakili Ketua PWNU Jatim KH Marzuki Mustamar yang pada saat yang sama harus menghadiri agenda dakwah di lokasi lain.
Ketua Lesbumi NU Jawa Timur Ki Nonot Sukrasmono, dalam sambutannya mengungkapkan para seniman Muslim mempunyai identitas yang harus diwadahi dalam satu kegiatan yang utuh dan menyatu.
"Dengan Festival Sunan 2019, Lesbumi berusaha menghadirkan NU dari sisi kebudayaan. Para kreator hadir dengan karya-karyanya, telah menunjukkan jati dirinya sebagai santri yang terus berkarya," tutur Ki Nonot.
Dalam kegiatan ini, beragam karya kesenian ditampilkan. Mulai dari Pameran Seni Rupa, Musik, Teater, dan Sastra. Selain itu, juga ada orasi budaya, sarasehan, diskusi seni. Seperti Diskusi Seni Rupa dan Diskusi Sastra.
Menurut Ketua Panitia Festival Sunan 2019, Nasar Albatati, kegiatan ini sebagai rangkaian festival untuk meneguhkan peran NU di bidang kebudayaan, melalui pertunjukan kesenian, sastra dan pameran seni rupa dan keris.
"Di dalamnya juga digelar keris, karena keris merupakan hasil karya anak bangsa yang mencerminkan identitas Indonesia, yang terpelihara hingga sekarang," tuturnya.
Festival Sunan 2019, dibuka dengan menampilkan Musik Patrol Bitang Songo dari Sidoarjo. Acara dihadiri sejumlah tokoh masyarakat dan para seniman. Mereka antara lain H Djadi Galajapo, M Anis (Pendiri Pasar Seni Lukis Indonesia), dll.
Pembukaan Festival Sunan 2019, ditandai dengan pengguntingan pita memasuki ruang pameran seni rupa dan keris oleh KH Ahsanul Haq. Ditandai juga penyerahan lukisan kaligrafi karya M. Riyanto, yang diserahkan untuk PWNU Jawa Timur.
Dalam pameran seni rupa menampilkan karya sejumlah seniman, seperti Afreshawenny, Dinia Zahrotul, Eko Utomo, Fahrur Rozy, M Hafidz Al Fitroh, M. Riyanto, M. Rois, Lukmanul Khakim, Ulin Nikhmah, Rajendradewi Paramita, dan Ria Nur.
Selain itu, juga ada karya Siti Isaroh, Thoyib Tamsar, Wadji MS, dan Wahyu Nugroho.
Sedang dalam Pemeran Keris, menampilkan keris-keris dan karya antik lainnya. Di antaranya, Keris Dapur Naga Sastra.
Dijelaskan, Pamor Wos Wutah atau Beras Wutah merupakan simbolisme dari ketersediaan pangan, kecukupan akan kebutuhan pokok, yang berarti kehidupan secara materi telah tercukupi.
Setelah pembukaan, dilanjutkan dengan Sarasehan Lesbumi. Di antaranya, menampilkan nara sumber Dr Hasan Ubaidillah (Wakil Sekretaris PWNU Jawa Timur) dan Riadi Ngasiran (pengamat kebudayaan). Diikuti para aktivis Lesbumi NU dari cabang-cabang di Jawa Timur.
Pada malam hari, dalam Festival Sunan 2019, menampilkan seni pertunjukan Wayang Wolak Walik bersama dalang Ki Jumali. (gas)
No comments:
Post a Comment