JAKARTA (DutaJatim.com) - Musisi Maia Estianty mengalami hal buruk. Penyanyi asal Surabaya ini menjadi korban penipuan oleh seorang saat memesan makanan melalui fitur GoFood. Kejadian tak mengenakkan tersebut dia bagikan melalui akun instagram @maiaestiantyreal beberapa waktu lalu.
Melalui akun media sosialnya itu, bunda dari Al-El-Dul tersebut menceritakan bahwa dirinya memesan makanan melalui fitur GoFood di aplikasi Gojek. Pembayaran dilakukan dengan Gopay.
Tiba-tiba driver bersangkutan beralasan motornya mogok, dan bilang akan melakukan perubahan driver. Untuk itu, Maia diminta menghubungi *21*082178912261#.
“Tau apa yang terjadi? Ternyata itu kode kita sedang mem-forward data telepon kita ke dia,” tulis Maia.
Seketika si driver nakal masuk ke akun Gojek Maia. Maia mengetahui hal itu lantaran menerima pesan singkat berisikan kode OTP. Si driver nakal pun mendapatkan kode OTP yang sama.
Maia mengaku saldo Gopaynya terkuras. Lokasi sopir pun berubah, dari yang mulanya di Kemang, menjadi di lokasi yang jauh. Tak hanya saldo Gopaynya yang disedot, akun Tokopedia dan Whatsapp Maia pun diretas. Bahkan, akun Whatsapp-nya dihapus. “Alhasil gua enggak bisa pakai WA lagi,” lanjut istri Irwan Mursy itu.
Setelah itu, si driver nakal juga berniat membeli handphone lewat kartu kredit Maia. Akhirnya, mau tak mau, Maia pun memblokir kartu kreditnya.
Maia bukan korban pertama. Seorang penyiar Radio Republik Indonesia (RRI) di Sorong, Prameswara, kehilangan uang Rp 28 juta di rekening banknya karena akun Gojek miliknya diretas. Prameswara ditipu pelaku yang mengaku sebagai pengemudi Gojek, setelah dia memesan makanan lewat layanan pesan-antar makanan GoFood.
Pada 6 Januari 2020, Prameswara memesan makanan dan menggunakan pembayaran lewat dompet digital GoPay. Dia kemudian ditelepon oleh seseorang yang mengaku sebagai pengemudi Gojek, yang mengambil pesanan GoFood.
Pelaku mengatakan saldo GoPay-nya sedang bermasalah sehingga dia meminta Prameswara untuk mengirim uang ke akun pribadinya agar pesanan bisa dibeli. Setelah itu, dia memberi instruksi pada korban untuk mengirim uang menggunakan e-banking atau ATM.
Prameswara yang tidak curiga, mengikuti anjuran tersebut. Dia baru sadar ada yang tidak beres setelah menerima SMS dari bank. Korban pun ke bank untuk membuat cetak rekening koran, dia kehilangan Rp 28 juta setelah transaksi dengan penipu yang mengaku-aku pengemudi Gojek tersebut.
Jangan Berikan OTP
Korbannya bukan hanya Maia dan Prameswara saja. Tapi cukup banyak. Karena itu Gojek meminta konsumen dan mitra pengemudi mereka untuk tetap waspada, menyikapi penipuan dan peretasan mengatasnamakan pengemudi ojek daring yang akhir-akhir ini terjadi.
"Bagi pengguna dan minta yang memiliki keraguan atau kecurigaan, kami imbau untuk menghubungi customer service kami," kata Head of Regional Corporate Affairs Gojek for East Indonesia, Mulawarman, kepada Antara, Kamis 9 Januari 2020.
Dia tahu baru-baru ini marak penipuan yang mengatasnamakan pengemudi Gojek yang mengaku saldo GoPay mereka bermasalah saat konsumen memesan makanan lewat layanan pesan-antar GoFood.
Penipu meminta konsumen untuk memberikan one time password (OTP) atau memandu mereka untuk mengirim sejumlah uang lewat akun pribadi agar bisa membeli makanan pesanan GoFood.
Penyanyi Maia Estianty akhir tahun lalu menjadi salah seorang korban penipuan ini, saldo dompet digitalnya raib dan pelaku mendapat akses ilegal ke ponselnya. Pelaku mengaku akun Gojek dan GoPay miliknya bermasalah dan meminta Maia mengirim kode tertentu agar bisa membeli makanan untuk GoFood.
Terbaru, seorang penyiar RRI di Sorong, Papua, kehilangan Rp28.000.000 dari akun bank karena ditipu pelaku yang mengaku mengambil pesanan GoFood.
Gojek meminta konsumen untuk hati-hati dengan penipuan berbasis social engineering seperti ini, beberapa cirinya adalah meminta OTP dan meminta transfer uang di luar prosedur Gojek.
Pelaku, dalam kasus ini, meretas akun mitra pengemudi Gojek sehingga bisa berkomunikasi dengan korban. Untuk para mitra pengemudi, Gojek mengaku secara rutin mengadakan forum komunikasi kopi darat dengan komunitas pengemudi Gojek di seluruh kota di Indonesia.
Dalam pertemuan tersebut, pengemudi diminta untuk menjaga akun Gojek mereka.
"Mereka juga memiliki pengamanan OTP. Ketika mereka tidak sengaja mengirimkan OTP ke pihak lain, mereka bisa langsung lapor ke call center atau mendatangi staf kami di kantor operasional setiap kota untuk mengamankan akun mereka".
Edukasi seperti ini, seperti dikatakan Gojek, tidak hanya berlangsung lewat pertemuan langsung, namun, juga lewat aplikasi pengemudi maupun forum komunikasi di aplikasi pesan instan seperti Grup WhatsApp.
Kasus -Kasus Lain
Akhir-akhir ini banyak masyarakat mengeluhkan penipuan yang mengatasnamakan Gojek atau Grab. Mereka menceritakan kronologisnya di berbagai platform media sosial. Modusnya yang digunakan hampir sama. Pelaku akan meminta kode OTP (one time password) yang dikirim melalui SMS. Kode OTP biasa digunakan untuk memverifikasi saat akan log-in ke sebuah akun. Jika telah memiliki kode ini, siapa pun berpeluang untuk masuk ke akun yang dituju.
Untuk meyakinkan korban, biasanya mereka akan menyebutkan nama korban dengan dalih ingin mengonfirmasi. Kejadian ini pernah dialami Veda, salah satu Pegawai Negeri Sipil di Jakarta.
Kejadian bermula saat ia hendak memesan GoFood di daerah Thamrin, Jakarta. Ia pun segera mendapat mitra Gojek yang berdasarkan keterangan peta, saat itu berada di daerah Thamrin untuk membelikan pesanan. Anehnya, setelah ia menutup aplikasi dan membukanya lagi, posisi mitra Gojek tersebut berada di Palembang. Tak lama kemudian, ia mendapat telepon dari oknum yang mengaku sebagai mitra Gojek.
"Sewaktu telepon itu ada kode OTP melalui SMS dari Gojek masuk", jelasnya. Veda mengatakan si pelaku mengaku pembayaran via Gopay sedang error dan membutuhkan verifikasi melalui kode OTP yang dikirim tadi. Untungnya, Veda cepat menyadari bahwa ini penipuan, sehingga akun dan saldo Gopay miliknya tetap aman.
Nasib berbeda dialami Veronika Yasinta, yang harus kehilangan saldo Gopay. Modusnya hampir sama, yakni meminta kode OTP untuk verifikasi akun. "Karena saat itu sedang sangat sibuk, aku kasih kode OTP nya," begitu ceritanya.
Alhasil, si penipu berhasil membobol akun Gojek dan menguras saldo Gopay miliknya. Ia pun melaporkan kejadian ini ke layanan pelanggan Gojek Indonesia. "Mereka minta aku lebih hati-hati lagi karena banyak kasus penipuan seperti ini," jelasnya.
Tak hanya dialami pelanggan Gojek, ada pula kasus penipuan yang mengatasnamakan pihak Grab atau OVO. Hal ini pernah dialami Karman, salah satu pegawai swasta di Cikarang. Sekitar beberapa pekan lalu, ia mendapat telpon dari pihak yang mengatas namakan OVO dan menyebut bahwa dia menjadi salah satu pemenang, dan berhak mendapatkan hadiah.
Hadiah tersebut dikatakan akan dikirim melalui OVO. Si penipu lantas meyakinkan Karman dengan menyebut nomor ponsel dan namanya. Tak lama kemudian, Karman mendapatkan kode OTP melalui SMS. Ia pun memberikan kode tersebut kepada pelaku.
"Akhirnya (pelaku) bisa ambil alih OVO aku waktu itu. Untungnya saldo OVO aku tinggal dikit," ujarnya yang langsung menutup akun OVO miliknya.
Kisah serupa juga dialami pengguna Twitter dengan akun @siniajadulu. Modusnya kurang lebih sama, pelaku meminta nomor OTP untuk verifikasi akun. Untungnya ia menyadari bahwa ini dalah penipuan sehingga pelaku gagal membobol akun Grab miliknya. (ndc/ant/kcm)
No comments:
Post a Comment