Badrut Tamam serahkan SK Pengukuhan Kepala Sekolah.
PAMEKASAN (DutaJatim.com) - Bupati Pamekasan Badrut Tamam mengingatkan para kepala sekolah di lingkungan Dinas Pendidikan Pamekasan untuk tidak bermain-main dengan pelaksanaan pendidikan di daerahnya. Karena jika hal itu terjadi, maka dampaknya akan sangat besar terhadap masa depan generasi mendatang.
Badrut Tamam mengemukakan hal itu pada saat memberi sambutan dalam acara pengukuhan Kepala Sekolah dilingkungan Dinas Pendidikan Pamekasan, yang digelar di Aula Kantor Dinas Pendidikan Pamekasan, Jumat (17/1/2020).
Acara ini dihadiri Wakil Bupati Raja’e, Plt Kepal Dinas Pendidikan Drs Pramajaya MPd dan sejumlah pejabat terkait.
Ada 107 Kepala Sekolah yang dikukuhkan oleh Badrut Tamam, 98 dari mereka Kepala Sekolah SDN dan 9 orang Kepala Sekolah SPMN.
Sebagai apresiasi Badrut Tamam menyampaikan selamat dan sukses kepada para kepala sekolah yang dilantiknya. Dia juga berharap mereka bisa bekerja dan melaksanakan tugas dengan baik.
Di antara perilaku bermain- main dengan masalah pendidikan, kata dia, yaitu apabila masih ada pejabat atau para kepala sekolah yang dilantik tetapi masih harus melalui jalan jual beli jabatan. Dia menegaskan bahwa di bawah kepemimpinannya bersama wakilnya, Raja’e, tidak akan membolehkan ada jual beli jabatan.
“Karenya perlu saya sampaikan, apa ada yang masih membayar untuk jadi kepala sekolah ? Saya dan Pak Wabup berkomitmen bahwa di periode saya dan Wabup tidak boleh ada lagi jual beli jabatan. Mari kita bersama sama bergandengan tangan , bersama-sama menjadikan kabupaten ini di sector pendidikannya kita terus berkemajuan, berdaya saing,” ajaknya.
Badrut Tamam mengaku dirinya menginginkan orientasi baru dalam dunia pendidikan, yaitu membangun etos baru kepemimpinan di tiap sekolah. Itu perlu dilakukan karena pembangunan bidang pendidikan merupakan prioritas Pamekasan. Untuk menuju hal itu maka perlu tumbuh komitmen pemerintahan bersih dan melayani.
Dia juga menegaskan bahwa roadmap pendidikan masa depan di Pamekasan sudah harus jelas. Dia mengaku lebih memilih integritas lebih utama dari kemampuan pendidikan atau pembelajaran.
Kenapa begitu ? Karena dunia sudah berubah. Kalau sebelumnya pendidikan prinsipnya bersusah dahulu baru senang kemudian. Kini, katanya, harus berubah mulai dengan bahagia dan senang menuju sukses.
“Guru yang baik selalu mengajarkan senyum dan syukur kepada muridnya, dan karena itu maka atmosfer edukasi di sekolah akan positif akan konstruktif. Menjadi guru dan kepala sekolah itu berat sekali, karena harus menciptakan atmosfer syukur bahagia dan riang gembira dalam proses mengajar di sekolah masing-masing, ” terangnya.
Guru dan Kepala Sekolah, kata Badrut, juga menjadi teladan bagi muridnya. Keteladanan itu lebih kuat dari perkataan. Karenanya di banyak kesempatan dia menyampaikan guru jangan melarang murid untuk tidak merokok tetapi gurunya merokok di depan kelas. Larangan itu, kata dia, tidak akan efektif, karena ketauladan lebih penting bagi murid daripada larangan. (mas)
No comments:
Post a Comment