LAMONGAN (DutaJatim.com) - Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lamongan, dr Taufiq Hidayat, tampak sibuk saat kasus balita penderita gizi buruk, Meilani Alfira Damayanti, kondisinya semakin kritis. Balita dari keluarga tidak mampu ini akhirnya dirujuk ke RSUD dr Soetomo Surabaya. Namun takdir kemudian menjemput Alfira untuk menghadap Sang Khaliq.
Kasus ini pun jadi sorotan publik. Ketua Komisi D DPRD Kabupaten Lamongan, Abdul Shomad misalnya, menyesalkan adanya anak penderita gizi buruk hingga mengakibatkan korban jiwa.
Bagaimana hal itu bisa terjadi padahal Pemkab Lamongan sudah mengalokasikan anggaran untuk penanggulangan gizi buruk. Sungguh memprihatinkan.
Karena itu Dewan secepatnya akan melakukan koordinasi dan klarifikasi kepada dinas terkait. Hal itu agar nama Lamongan tidak tercoreng masalah gizi buruk.
Bukan hanya anggota Dewan, dr Taufiq juga tampak sedih melihat kenyataan itu. Namun dia sudah berusaha maksimal agar pasien gizi buruk seperti Elfira bisa sembuh. Pulih seperti anak normal lain. Bahkan, kalau bisa, Lamongan bisa bebas dari kasus gizi buruk. Bersih dari stunting. Untuk itu hanya bisa dicapai dengan kerja keras dan ikhlas.
Bagi dr Taufiq, bekerja adalah ibadah. Apa pun hasilnya semua harus disyukuri. Baik suka maupun duka.
"Dengan syukur kerja jadi ringan dan mudah. Sesulit apa pun Allah SWT pasti memberi jalan keluar. Allah pasti menolong bila kita meminta pertolongan. Dengan berdoa," katanya.
Sejak dulu dr Taufiq memegang prinsip hidup harus lebih banyak memberi manfaat kepada sesama manusia. Baik
sebelum menjabat dan saat menjabat sebagai Kepala Dinas Kesehatan, dia memegang teguh prinsip itu.
"Dalam hidup yang terpenting bagaimana kita bisa memberi manfaat. Di mana pun kita berada menjabat atau bukan. Itu pasti ada tantangan. Dan samua harus kita pertanggungjawabkan di hadapan-NyA. Maka selalu berusaha memberi manfaat hingga segalanya akan menjadi mudah," terang dr. Taufiq di sela-sela kesibukannya. (ful)
No comments:
Post a Comment