MALANG (DutaJatim.com) - Gempa bumi mengguncang Kabupaten Malang berkekuatan M 4,8 sekitar pukul 05.55 WIB, Minggu 5 Januari 2020 pagi tadi.
Berdasarkan data di BMKG, gempa yang terjadi pagi ini berpusat di 8.73 Lintang Selatan dan 112.50 Bujur Timur. Tepatnya di 66 KM barat daya Kabupaten Malang dengan kedalaman 10 KM.
Gempa dilaporkan dirasakan di Sawahan-Nganjuk, Tempursari-Lumajang, Ponorogo, Trenggalek dalam skala intensitas II MMI dan Karangkates-Malang, Tulungagung, Blitar dalam skala intensitas III MMI.
Gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa dangkal akibat aktivitas subduksi lempeng IndoAustralia dan Eurasia. Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut.
Hingga pukul 06.10 WIB, hasil monitoring BMKG tidak terdapat gempa susulan. Masyarakat dihimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Selain itu dalam akun Twitternya @infoBMKG, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika mengabarkan gempa magnitudo 5,2 mengguncang Nias Selatan, Sumatera Utara, Minggu (5/1/2020).
Gempa dirasakan pukul 06:42:47 WIB. Titik gempa disebutkan di koordinat 2.21 LS dan 96,68 BT atau sekitar 389 kilometer barat daya Nias Selatan dengan kedalaman 10 kilometer (km).
Saat gempa di Malang, banyak warga di Kabupaten Malang dan Blitar terkejut. Mereka sempat menghentikan aktivitas paginya.
"Cukup besar. Tempat tidur saya seperti anjlok. Kayak runtuh," kata Tika, warga Sananwetan, Blitar, Minggu (5/1/2020)
Gempa ini sempat menghentikan pengajian di musala sebuah perumahan di Blitar. Begitu guncangan terjadi, jamaah yang sedang membaca Al Quran langsung menghentikan membaca.
"Apa ini....gempa ya," tanyanya spontan. Tapi karena tak ada gempa susulan mereka melakukan aktivitas mengaji Al Quran lagi.
707 Gempa Selama 2019
Selama 2019 telah terjadi gempa bumi sebanyak 707 kali di Jatim dan sekitarnya. Getaran gempa sebagian besar berada di laut selatan pulau Jawa dan 31 gempa terasa getarannya.
"Jadi memang selama periode tahun 2019 di wilayah Jawa Timur dan sekitarnya telah terjadi gempabumi sebanyak 707 kali. Gempa itu sebagian besar berada di laut selatan pulau Jawa dan terasa getarannya sebanyak 31 kejadian,"kata Kepala Stasiun Geofisika Kelas III BMKG Sawahan Nganjuk Mohammad Chudori seperti dikutip dari detik.com, Minggu (5/1/2020) pagi.
Klasifikasi gempa bumi di Jatim dan sekitarnya, kata Chudori, dikelompokkan menjadi tiga bagian.
1. Gempa bumi berdasarkan jumlah atau frekuensi, magnitudo, dan kedalamannya.
Berdasarkan frekuensi kejadian, lanjut Chudori, jumlah gempa bumi selama periode 2019 terbanyak terjadi pada bulan Agustus yaitu sebanyak 95 kejadian.
Chudori memaparkan gempa bumi di bulan Agustus yakni gempa bumi dengan M < 3 sebanyak 36 kejadian, gempa bumi dengan 3 ≤ M < 5 sebanyak 55 kejadian, dan gempa bumi dengan M ≥ 5 sebanyak 4 kejadian.
2. Berdasarkan kekuatan atau magnitudonya selama periode 2019 gempabumi dengan M < 3 sebanyak 36%, kemudian gempa bumi dengan magnitudo 3 ≤ M < 5 sebanyak 61% dan gempa bumi dengan M ≥ 5 sebanyak 3%.
3. Berdasarkan kedalamannya, selama periode 2019 gempa bumi yang terjadi pada periode ini 90% merupakan kejadian gempa bumi dangkal atau kurang dari 60 km.
"Kemudian 9% merupakan kejadian gempa bumi menengah atau kedalaman antara 60 km hingga 300 km, dan 1 % kejadian gempa bumi dalam atau H ≥ 300 km," tandasnya.
Chudori menambahkan BMKG menyimpulkan bahwa selama periode 2019, telah terjadi 707 gempa bumi di Jatim dan sekitarnya yang sebagian besar terjadi di laut selatan Pulau Jawa.
Gempa bumi yang terjadi pada periode 2019 didominasi oleh gempa bumi dangkal, yaitu sebanyak 90 % dan didominasi oleh gempa bumi dengan magnitudo lebih dari sama dengan 3 dan kurang dari 5 Skala Richter, yaitu sebanyak 61%. (det/nas)
No comments:
Post a Comment