JAKARTA (DutaJatim.com) - Katib Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf dijadwalkan hadir sebagai pembicara dalam Pertemuan Tingkat Tinggi Agama-agama Ibrahim di Vatikan Selasa - Sabtu 14 -17 Januari 2020. Ini undangan kedua bagi Gus Yahya---panggilan KH Yahya Cholil Staquf.
"Sebenarnya, ini undangan kedua ke Vatikan sejak saya bertemu Paus bulan September tahun lalu," kata Gus Yahya dalam siaran pers yang dikirim kepada wartawan di Jakarta, Senin 13 Januari 2020.
Dalam forum itu, Gus Yahya menjadi salah satu dari enam tokoh wakil dunia Islam yang diundang untuk memberikan kontribusi pemikiran tentang gerakan bersama untuk perdamaian dunia.
Menurut Gus Yahya, pada undangan kali ini dirinya harus hadir karena agenda Vatikan sungguh luar biasa penting.
Pertemuan kali ini diinisiasi oleh "Multi-Faith Neighbours Network" atau Jaringan Tetangga Antaragama.
"Tokoh-tokoh dari tiga agama Ibrahim (Islam, Kristen dan Yahudi) akan bertemu dan bermusyawarah untuk membangun gerakan bersama bagi perdamaian," kata Gus Yahya yang juga Duta Gerakan Pemuda Ansor untuk Dunia Islam.
Penyelenggara, kata dia, menyatakan bahwa partisipasinya dalam Pertemuan Tingkat Tinggi ini mutlak diperlukan.
Pastor Bob Roberts atas nama Multi-Faith Neighbours Network menyebut reputasi baik dari Gus Yahya yang mendunia dalam humanitarian Islam.
Katib Aam PBNU itu menjelaskan, pada hakikatnya agama diturunkan sebagai anugerah Tuhan untuk menolong umat manusia dalam mencari jalan keluar dari masalah-masalah mereka.
Namun, lanjut dia, karena kelemahan dalam sifat dasar manusia, agama dalam perjalanan sejarahnya kemudian direduksi oleh para pemeluknya menjadi sekadar identitas kelompok, dan dijadikan alasan untuk bersaing serta bertarung melawan kelompok yang dianggap berbeda identitasnya.
Soal Sebutan Kafir
Sebelumnya KH Yahya Ch Staquf sudah mengunjungi Vatikan untuk bertemu Paus Fransiskus. Saat itu kunjungan Gus Yahya memperoleh perhatian khusus pers asing.
Catholic News Agency (CNA) secara khusus menurunkan laporan tentang pertemuan Gus Staquf dengan Paus Fransiskus, serta mengangkat keputusan Munas Alim Ulama NU yang menyerukan kepada umat Islam untuk tidak menyebut pemeluk agama lain dengan sebutan kafir.
Kantor berita yang bermarkas di Denver, Colorado, Amerika Serikat itu menurunkan laporan bertitel Muslim leader meets Pope Francis, calls for Islam that sees no ‘infidels’ pada Jumat lalu (27/9). CNA menyebut Kiai Staquf bertemu Paus Fransiskus untuk menyuguhkan visinya bagi masa depan yang damai dan persaudaraan manusia yang lebih luas.
“Sheikh Yahya Cholil Staquf leads the 50 million member Nahdlatul Ulama movement, which calls for a reformed “humanitarian Islam” and has developed a theological framework for Islam that rejects the concepts of caliphate, Sharia law, and “kafir” (infidels),” tulis CNA dalam alinea kedua berita tersebut. (hud)
No comments:
Post a Comment