PASURUAN (DutaJatim.com) -
Sebanyak 500 jamaah menghadiri istighatsah dan pengajian rutin yang diselenggarakan oleh Majelis
Taklim Fastabiqul Khairat dan
Majelis Maulid Wat Taklim Rooudhatussalaf Indonesia. Acara istighatsah dipimpin langsung oleh Al Habib Umar
bin Abdullah Assegaf selaku pengasuh Majelis Maulid Wat
Taklim Rooudhatussalaf Indonesia, yang diadakan di
Ballroom Hotel Senyiur, Prigen, Pasuruan, Minggu (19/01/2020).
Setelah
istighatsah, acara dilanjutkan dengan
pengajian umum. Sebagai pengisi pengajian adalah Imam Besar Masjid Nasional
Al Akbar Jawa Timur, DR. KH Ahmad Muzakki.
Dalam ceramahnya
yang bertema ‘Istiqamah yang membawa Mahabbah’, Kiai Ahmad Muzakki menjelaskan
tentang keistimewaan istiqamah dalam beribadah. Menurutnya, seorang hamba baru
bisa merasakan kenikmatan beribadah jika ia telah istiqamah.
“Karena itu,
mari kita belajar untuk istiqamah dalam beribadah. Jika belum istiqamah, maka
jangan mimpi bakalan bisa merasakan nikmatnya beribadah,” katanya.
Kiai Ahmad
Muzakki melanjutkan, bagaimana cara meraih istiqamah dalam beribadah, sehingga
nantinya bisa mencapai tingkatan mahabbah atau cinta, semuanya hanya bisa
dilakukan jika mau belajar. Salah satunya melalui sarana pengajian atau majelis
taklim.
“Nah, bagaimana
meraih cinta inilah yang kita kejar dalam Majelis Taklim Fastabiqul Khairat
ini,” katanya.
Sekedar
diketahui, acara istighatsah dan
pengajian rutin ini merupakan edisi yang perdana setelah peresmian Majelis Taklim Fastabiqul Khairat akhir 2019
lalu. Pembina Majelis, Jos Soetomo, mengatakan, dia menyediakan tempat dan menggagas berdirinya
Majelis Taklim Fastabiqul Khairat, karena terpanggil untuk memenuhi salah satu
pesan Nabi Muhammad SAW.
“Beliau pernah
bersabda tentang tiga doa yang Beliau
panjatkan kepada Allah. Dari tiga hal itu, hanya dua yang dikabulkan, yaitu
umatnya diselamatkan dari pacelik berkepanjangan, serta diselamatkan dari
bencana alam. Satu permohonan yang ditolak oleh Allah, yaitu ketika Beliau memohon agar umatnya diselamatkan
dari bahaya dari pertikaian di antara sesama mereka,” katanya.
Dijelaskan Jos
Soetomo, makna dari doa yang ketiga menurutnya adalah bahwa persatuan dan kesatuan
umat Islam itu harus diusahakan dan diperjuangkan terus-menerus. Melalui sarana
Majelis Taklim yang dirintisnya, dia berharap dapat menjadi ladang amal untuk menyebar
kebaikan dan berlomba-lomba membentuk umat yang memiliki mentalitas rahmatal
lil alamin.
“Karena apa? Ajaran Islam itu sesungguhnya memberikan
kesejukan bagi semesta alam, menciptakan harmoni, kerukunan dan saling berbuat
sebanyak kebaikan untuk dunia. Kalaupun ada pihak yang merusak kebaikan, itu bukan
islamnya yang salah. Tetapi oknum yang sesat dalam menjalankan atau memahami keagamaannya,”
katanya. (tam)
No comments:
Post a Comment