SHANGHAI (DutaJatim.com) - Jumlah kasus infeksi virus corona tipe baru (2019-nCov) yang sudah dikonfirmasi bertambah menjadi 2.798 secara global per 27 Januari 2020. Selain itu Pemerintah China pada Selasa 28 Januari 2020 juga melaporkan bahwa hingga kini 106 orang meninggal akibat virus corona baru yang menyebar di seluruh negara tersebut. Jumlah itu naik dari jumlah sebelumnya,yakni 81orang.
Seperti dilansir Channel News Asia, Selasa (28/1/2020), Komisi Kesehatan Provinsi Hubei, yang menjadi pusat wabah virus corona, menyatakan 24 pasien lainnya meninggal akibat virus yang memiliki nama resmi 2019 Novel Coronavirus atau 2019-nCoV tersebut. Data ini disampaikan per Selasa (28/1/2020) waktu setempat.
Ditambahkan juga bahwa 1.291 kasus baru tercatat di wilayah China, sehingga jumlah kasus virus corona melonjak di atas angka 4 ribu kasus saat ini. Televisi nasional China, China Global Television Network (CGTN), melaporkan total ada 4.275 kasus virus corona yang terkonfirmasi di berbagai wilayah China.
Hingga 27 Januari, jumlah total kasus terkonfirmasi di China juga bertambah menjadi 4.515 dari 2.835 yang dilaporkan sehari sebelumnya, demikian dinyarakan Komisi Kesehatan Nasional.
Sementara itu, otoritas Kota Tangshan di China mengumumkan pada Selasa hari ini bahwa semua alat transportasi umum di dalam kota dihentikan sebagai upaya untuk mencegah virus corona baru menyebar lebih lanjut. Pernyataan itu diunggah di dalam akun resmi pemerintah kota di Weibo. Tangshan, di Provinsi Hubei utara, adalah kota terbesar yang memproduksi baja di China.
Sebelumnya menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO), seperti dikutip Antara, di China, termasuk Hong Kong, Makau, dan Taipei, ada 2.741 kasus positif infeksi virus corona baru dan 5.794 kasus dugaan infeksi virus corona baru serta 461 yang sakit parah dan 80 orang yang meninggal dunia akibat infeksi virus tersebut.
Sementara di luar China, ada 37 kasus infeksi virus corona baru yang tersebar di 11 negara yakni Jepang (4), Korea Selatan (4), Vietnam (2), Singapura (4), Australia (4), Malaysia (4), Thailand (5), Nepal (1), Amerika Serikat (5), Kanada (1), dan Prancis (3).
Kasus yang terdeteksi di luar China terjadi pada warga berusia dua sampai 74 tahun (median usia 45 tahun) dan 71 persen terjadi pada laki-laki.
Selain itu, dari 37 kasus yang terjadi di luar China, 36 di antaranya terjadi pada orang yang punya riwayat perjalanan ke China, 34 di antaranya punya riwayat perjalanan ke Wuhan.
WHO menyatakan bahwa perkiraan masa inkubasi virus 2019-nCov dua sampai 10 hari dan mengingatkan bahwa penularan antar manusia bisa terjadi meskipun orang yang sudah terinfeksi belum menunjukkan gejala sakit.
Upaya untuk menghindari infeksi virus tersebut, menurut badan kesehatan dunia, bisa dilakukan dengan menghindari kontak langsung dengan orang yang sedang sakit infeksi saluran pernapasan akut, cuci tangan menggunakan sabun khususnya setelah bertemu langsung dengan orang yang sedang sakit, menghindari kontak dengan hewan ternak atau hewan liar tanpa alat pelindung diri, dan menerapkan etika batuk.
Selain itu WHO menganjurkan fasilitas kesehatan menerapkan standar pencegahan dan pengendalian penyakit infeksi, khususnya di bagian gawat darurat.
Paling baru, seperti dikutip dari Antara, Jerman menyatakan kasus terkonfirmasi pertama virus corona mematikan, yang berjangkit di China. Departemen kesehatan Bayern menyebutkan pada Senin (27/1) sore bahwa seorang pria di kota Starnberg, 30 kilometer barat daya Muenchen, terkonfirmasi menderita virus tersebut.
Pasien berada dalam "kondisi baik" dan diisolasi di bawah pengawasan medis, menurut pernyataan departemen kesehatan Bayern di situs miliknya. Tak diungkapkan mengenai umur atau negara asal pasien.
"Orang-orang yang telah melakukan kontak (dengan pasien) telah diinformasikan secara rinci tentang kemungkinan gejala, tindakan higienis serta cara penularan," demikian dinyatakan departemen kesehatan.
Virus tersebut, yang muncul di Kota Wuhan di China pada akhir tahun lalu, sejauh ini telah menelan 100 korban meninggal, menginfeksi lebih dari 2.800 orang lainnya, menelantarkan puluhan juta orang selama liburan Tahun Baru Imlek serta mengguncang pasar global.
Kasus yang terkait dengan mereka yang bepergian dari Wuhan telah terkonfirmasi di belasan negara, mulai dari Jepang hingga Amerika Serikat. (ndc/ant)
No comments:
Post a Comment