LAMONGAN (DutaJatim.com) - Upaya penuntasan stunting agar bisa cepat tercapai harus dilakukan dengan prinsip gotong royong. Hal ini melibatkan banyak pihak, serta peran serta dari berbagai kalangan masyarakat.
"Termasuk di antaranya peran dari PKK yang memiliki kader hingga tingkat desa," kata Ketua TP PKK Jawa Timur, Arumi Bachsin Emil Dardak, di Pendopo Lokatantra Lamongan usai melakukan Kunjungan Kerja Monev Stunting dan Kematian Ibu dan Bayi (KIB) di Desa Karangturi Kecamatan Glagah, Kamis 30 Januari 2020.
Arumi menjelaskan pentingnya peran PKK dalam penanganan stunting. Karena mereka bisa menjadi ujung tombak dalam mengidentifikasi masalah yang ada di lapangan melalui kader posyandu.
Selain itu, Arumi Bachsin mengungkapkan pentingnya edukasi stunting sejak remaja untuk menjaga kualitas hidup. “Jika pada masa remaja mereka sudah memahami bagaimana cara mencegah stunting, Insya'Allah akan melahirkan generasi bangsa yang berkualitas," ungkapnya.
Sementara itu, Bupati Lamongan Fadeli mengungkapkan, percepatan penuntasan stunting sudah menjadi komitmen bersama Pemkab Lamongan.
Komitmen tersebut ditunjukkan dengan memperluas intervensi penuntasan stunting. Dari yang hanya diwajibkan 10 desa prioritas, diperluas menjadi 31 desa prioritas pencegahan stunting.
Menurut Fadeli, intervensi pencegahan stunting di Kabupaten Lamongan dilakukan melalui berbagai program.
Di antaranya penuntasan open defecation free (ODF) dan Green and Clean yang sudah dilakukan sejak tahun 2014, serta percepatan penuntasan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) lima pilar di tahun 2020.
Selain itu, Pemkab Lamongan melalui beberapa perangkat daerah terkait juga telah mengalokasikan dana sebesar Rp. 6.732.512.100 untuk intervensi penurunan stunting melalui beberapa program.
Seperti program PELITA LA dari Dinas Kesehatan, Kelas Ibu Hamil dan Balita dari Dinas Kesehatan, GEMARIKAN dari Dinas Perikanan serta Gerakan Masyarakat Sehat yang dilakukan oleh lintas perangkat daerah.
Melalui komitmen ini, diungkapkan, sehingga pada Agustus 2018 angka stunting di Kabupaten Lamongan yang mencapai 10,17 persen, pada Februari 2019 turun menjadi 9,48 persen dan pada Agustus 2019 menjadi 7,71 persen.
"Ini berarti dari Agustus 2018 sampai dengan Agustus 2019, Kabupaten Lamongan berhasil menurunkan stunting sebesar 2,46 persen”, ungkapnya. (ful)
No comments:
Post a Comment