Petugas memantau suhu tubuh penumpang pesawat dari China di Bandara Juanda.
JAKARTA (DutaJatim.com) - Virus Corona diduga mulai masuk Indonesia. Masyarakat diminta tidak panik, meski tetap harus waspada. Untuk itu masyarakat harus selalu menjaga kesehatan, mengingat virus lebih cepat merangsek masuk tubuh manusia bila kondisi kesehatan yang bersangkutan drop. Selain itu, wajib menjaga kebersihan diri dan lingkungan. Kondisi ini menyusul semakin menyebarnya virus corona. Bahkan, Kota Wuhan di China sekarang seperti kiamat. Sangat mencekam. Lebih dari itu, total korban tewas mencapai 25 orang.
Setelah beberapa kali pemerintah menegaskan bahwa Indonesia masih aman dari virus asal Wuhan, China, itu, kini dikabarkan seorang pasien di Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, Jakarta Utara, suspect terjangkit virus corona. Pihak rumah sakit tengah melakukan observasi lebih lanjut terhadap pasien tersebut.
Pihak rumah sakit, seperti dikutip dari CNNIndonesia, Jumat (24/1/2020), pasien tersebut merupakan warga negara Indonesia yang memiliki riwayat perjalanan dari China. Si pasien mengalami tanda-tanda mirip dengan seseorang yang terjangkit virus corona, yakni demam, batuk, dan sesak napas.
Rumah Sakit saat ini tengah melakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui kondisi suspect. Dibutuhkan waktu 2-3 hari sampai penelitian selesai. "Sudah masuk ruang isolasi. Sekarang sedang uji laboratorium untuk mengetahui lebih lanjut apa pasien benar-benar terkena Corona Virus atau tidak. Kita ambil sample dahak dan cairan dalam hidung untuk penelitian," kata Pompini Agustina, Pokja Penyakit Infeksi Emerging RSPI.
Wuhan Mencekam
Saat ini bandara dan pelabuhan sebagai pintu masuk Indonesia dijaga ketat untuk mengawasi masuknya virus itu dari negara lain, khususnya China. Apalagi virus ini sudah menelan beberapa korban tewas di negeri asalnya. Bahkan, di Wuhan, China, kondisinya sekarang mencekam menyusul ancaman wabah virus corona.
Penumpang terakhir yang berhasil keluar dari Wuhan sesaat sebelum pemberlakuan karantina massal mengabarkan tentang kota yang lumpuh, toko-toko ditutup dan jalan raya yang kosong. Pemerintah Cina sebelumnya menutup akses transportasi dari dan ke Wuhan untuk menghadang wabah virus corona. Saat ini otoritas kesehatan di Beijing juga dikabarkan sudah memerintahkan karantina massal untuk kota Huanggang yang berpenduduk 7,5 juta orang. Kedua kota hanya terpaut jarak sejauh 85 kilometer.
Salah seorang warga Jepang yang tiba di Bandara Narita di Tokyo berkisah betapa kota itu telah dibuat lumpuh. "Semua toko-toko tutup sejak kemarin dan tidak seorang pun berada di jalan. Semua orang mengenakan masker," kata Minoru Okada, yang sering pulang pergi ke Wuhan untuk urusan bisnis.
Dia mengaku tidak tahu kapan bisa kembali ke kota itu. "Bus dan kereta bawah tanah berhenti beroperasi," ujarnya. Dia kini mengkhawatirkan rekan bisnisnya yang masih terjebak di dalam kota itu.
Minoru termasuk penumpang yang beruntung lantaran berhasil keluar dari Wuhan sebelum karantina. Dia mengabarkan semua penumpang pesawat mengenakan masker agar tidak terjangkit virus itu.
Hal senada dialami Kazayuki Kamei (60), seorang warga Jepang lain yang kerap bepergian ke Wuhan. "Saya seharusnya kembali ke sana bulan depan. Tapi saya tidak tahu apakah itu mungkin," katanya.
Dia mengaku sudah menginstruksikan stafnya di Wuhan agar menjaga kebersihan untuk mencegah penularan. "Kami sangat hati-hati," katanya.
Semua Negara Waspada
Adapun penumpang pesawat yang tiba di Sydney dalam perjalanan terakhir dari Wuhan disambut oleh petugas kesehatan. Mereka diberikan penjelasan mengenai gejala dan ciri-ciri virus corona serta diminta proaktif untuk melapor jika ada dugaan penularan pada manusia.
"Mereka meminta semua orang mengenakan masker, meski semua penumpang sudah memakai masker sejak awal, bahkan awak pesawat sekalipun," kata Kevin Ouyang yang kembali dari perjalanan dinas di China.
Langkah serupa dilakukan berbagai negara. Amerika Serikat misalnya membatasi penerbangan dari Wuhan ke lima bandar udara untuk memudahkan pengawasan. Sementara di Seoul, otoritas bandara menyiapkan dua gerbang khusus untuk penumpang dari Wuhan.
Upaya pengawasan juga dilakukan di bandar udara di Singapura, Malaysia, Bangladesh, Rusia, Italia, India, Nigeria dan Jepang. Di Narita, seorang penumpang asal Jepang yang menolak menyebutkan nama meyakini penerbangan yang dia tumpangi "bisa jadi penerbangan terakhir keluar," dari Wuhan. "Saya sangat khawatir," imbuhnya.
Warga Wuhan sendiri tidak berdaya menghadapi karantina. Sejumlah penduduk mengaku "hampir menangis" ketika mendengar kabar tersebut. "Kami tidak lagi ke luar rumah," tutur seorang pengguna asal Wuhan lewat platform media sosial Weibo. "Kami membutuhkan makanan dan desinfektan," imbuhnya lagi.
"Kami harap semua orang bisa mengerti bahwa kami merasa ini sudah seperti kiamat," katanya. (det/ara)
No comments:
Post a Comment