JAKARTA (DutaJatim.com) – Wakil Presiden Ma'ruf Amin meminta Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) memiliki program kerja untuk meningkatakan kapasitas guru. Hal tersebut disampaikan Ma'ruf Amin dalam sambutannya saat membuka Konferensi Kerja Nasional (Konkernas) PGRI 2020. Ia menambahkan dengan adanya program peningkatan kapasitas guru bisa meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia dan mewujudkan SDM Unggul.
Program itu, kata Ma'ruf, harus bisa dilaksanakan di semua jajaran dan anggota PGRI. "Saya ingin tegaskan peran PGRI dalam tingkatkan profesionalisme guru. Semoga dengan Konkernas ini dapat menghasilkan program-program yang lebih baik untuk ciptakan SDM unggul," kata Ma'ruf Amin di Jakarta, Jumat (21/2/2020)
Wapres juga menyampaikan, dari Konkeras ini diharapkan ini muncul kebijakan yang menyinergikan antara Pemerintah pusat dan Pemerintah daerah. Dengan sinergi itu pula, kata Ma'ruf, diharapkan mampu mewujudkan tata kelola guru, mulai dari perekrutan, penempatan, dan peningkatan profesi secara berkelanjutan.
Sementara itu, Ketua MPR RI Bambang Soesatyo menilai setelah tidak adanya mata pelajaran Pendidikan Moral Pancasila (PMP) dari mulai tingkat SD hingga perguruan tinggi sejak kurikulum tahun 1994, yang lantas digabungkan menjadi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKN), hingga diubah menjadi mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKN) pada tahun 2003, telah membuat generasi 90-an mengalami missing link terhadap ideologi bangsa, Pancasila. Walaupun dalam PKN juga turut memuat tentang Pancasila, namun pembelajarannya lebih bersifat pengetahuan, bukan pemahaman.
"Keberadaan mata pelajaran PMP merupakan amanat Ketetapan MPR No. IV tahun 1973 yang disempurnakan pada tahun 1978 dan 1983. Akibat ketiadaan PMP, generasi muda bangsa seperti kehilangan pegangan ideologi. Sehingga gampang disusupi ideologi transnasional yang justru tak sejalan jati diri bangsa. Padahal, Pancasila yang digali Bung Karno bersumber dari jati diri bangsa Indonesia. Kita menjadi bangsa yang tak menghargai dan melupakan jati dirinya sendiri, asyik memakai 'make up' jati diri bangsa lainnya," ujar Bamsoet.
Kepala Badan Bela Negara FKPPI ini menjelaskan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan saat ini sedang menelaah untuk menghidupkan kembali mata pelajaran PMP. Sambil menunggu hal itu terwujud, MPR RI mengajak para guru di semua tingkatan dari mulai sekolah dasar hingga dosen perguruan tinggi, menjadi agen pemasyarakatan Empat Pilar MPR RI, yang terdiri dari empat konsensus dasar bangsa Indonesia, yakni Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika.
"Di hari baik KONKERNAS PGRI ini, MPR RI dan PGRI menandatangani MoU untuk bekerjasama dalam memasyarakatkan dan mensosialisasikan Empat Pilar MPR RI. Melalui MoU ini, para guru tak hanya menjadi agen pemasyarakatan Empat Pilar MPR RI bagi internal organisasi guru saja. Melainkan juga bisa lebih memberikan pemahaman kepada peserta didiknya yang notabene generasi masa depan bangsa, agar bisa menjaga dan merawat Indonesia melalui Pancasila, UUD NRI 1945, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika," jelas Bamsoet. (hud)
No comments:
Post a Comment