JAKARTA (DutaJatim.com) - Dr Ibrahim Hasyim, praktisi dan akademisi energi, meluncurkan buku bertajuk "Arah Bisnis Energi" di Grand Ballroom Yudistira Gedung Patra Jasa Jakarta Jumat 21 Februari 2020. Hadir sebagai pembahas buku yang diterbitkan oleh Penerbit Buku Kompas ini Ketua Komisi VII DPR RI Sugeng Suparwoto dan ekonom Faisal Basri dengan moderator Herry Putranto, Chairman Komunitas Migas Indonesia (KMI).
Hadir dalam acara itu praktisi dan akademisi energi dari berbagi daerah di tanah air.
Dalam bukunya itu, mantan komisioner Badan Pengatur Hilir (BPH) Migas ini mengupas soal pentingnya mengatur ketersediaan energi yang harus diselaraskan dengan peningkatan kebutuhan konsumsi dalam negeri. Sebab bila tidak, pasti terjadi ketidakcukupan gas bumi pada masa tertentu.
Berangkat dari kesadaran mendalam akan pentingnya pemahaman tentang seluk beluk energi serta peliknya penyediaan energi bagi kebutuhan kehidupan manusia, buku "Arah Bisnis Energi" hadir sebagai masukan, terutama bagi pemerintah, dalam menentukan dan memandu arah bisnis untuk penyediaan energi di masa depan.
"Gambaran tentang dinamika seluk beluk dan peliknya permasalahan energi, diuraikan dalam tiap bab buku ini yang meliputi penyediaan serta aspek terkait agar dapat menjadi tolak ukur dan acuan untuk pengembangan bisnis energi di Indonesia yang lebih baik lagi," kata pria yang juga Pemimpin Umum Majalah Global Energi ini.
Kebijakan pemerintah serta regulasi dalam proses penyediaan, pengembangan, pemanfaatan, dan pembentukan cadangan energi akan berdampak kepada para pelaku usaha energi.
Di sinilah kadangkala terjadi persoalan yang berdampak pada proses penyediaan energi nasional.
"Buku ini mencoba memotret dinamika pergulatan itu, terutama dalam sewindu terakhir pada tahun 2019. Tujuannya agar target bauran energi 2025 dan 2050 dapat tercapai," katanya.
Buku ini ditutup dengan pernyataan bahwa masih ada beberapa hambatan dalam pengembangan energi nasional. Misalnya pada kebijakan dan regulasi, tantangan teknis, skema bisnis, dan pendanaan. Hal ini perlu sama-sama dicarikan solusinya.
"Perlu upaya bersama untuk mengembangkan energi yang merupakan karunia Tuhan yang luar biasa bagi bumi Indonesia. "Masa diberi hadiah tidak digunakan," kata Ibrahim Hasyim.
Dr Ibrahim Hasyim dikenal sebagai praktisi dan akademisi bidang energi. Dia sudah sangat berpengalaman menggeluti energi mengingat sudah 11 tahun sebagai komisioner BPH Migas. Dia lama berkarier di Pertamina.
Selain itu juga mengajar sebagai dosen pendidikan migas di Akademi Minyak dan Gas Bumi (Akamigas).
Alumni Akamigas ini menempuh pendidikan Fakultas Ekonomi (extension) Universitas Indonesia, hingga meraih gelar doktor dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya.
Sejak 1980 -an dia sudah menjadi aktivis di Komite Nasional Indonesia - World Energy Council dan sejak itu secara berkala menulis opini tentang energi di berbagai media nasional dan menjadi narasumber di berbagai TV nasional dan daerah. Tulisan dan pemikirannya juga dapat dibaca di www.ibrahimhasyim.id. (gas)
No comments:
Post a Comment