PAMEKASAN (DutaJatim.com) - Bupati Pamekasan Badrut Tamam mengungkap data mengejutkan pengguna narkoba di Indonesia. Dari data yang diperolehnya korban meninggal akibat narkoba setiap hari tidak kurang dari 40 orang.
Lebih dahsyat lagi Jatim merupakan provinsi peringkat pertama pengguna dan pengedar narkoba di Indonesia, dan penyebab tingginya Jatim itu karena Madura.
Badrut mengungkapkan hal itu saat memberi sambutan dalam pembukaan Talkshow Rehabilitasi Adiksi Narkoba dan Launching Aplikasi Smart Rehab, yang dilaksanakan Ghana Recovery di Mandhepa Agung Ronggosukowarti Pamekasan, Selasa (11/2/2020). Ghana Recovery adalah lembaga yang bergerak dalam recovery para korban Narkoba di Pamekasan.
Badrut Tamam mengungkapkan data tentang pengguna dan pengedar narkoba di Jatim dan Madura diperoleh pada saat dirinya berdiskusi dengan Badan Narkotika Jatim tahun 2014 lalu.
Dari diskusi itu diperoleh data bahwa Jatim nomor 1 pengguna dan pengedar narkoba nasional. Yang mengagetkan, kata dia, yang membuat Jatim tinggi pengguna narkobanya karena faktor empat kabupaten di Madura.
“Jadi dari 38 kabupaten dan kota di Jatim yang kemudian membuat Jatim menjadi nomor satu pengguna dan pengedar narkoba di Indonesia karena empat kabupaten di Madura, karena di empat kabupaten ini paling banyak pengguna dan pengedar narkobanya dibandingkan dengan daerah lainnya di Jatim,” terangnya.
Data tersebut, kata dia, berbanding terbalik dengan data sosiologis yang mana Madura dikenal sebagai wilayah paling banyak pesantren, jumlah guru ngaji dan ulama juga paling banyak di Jatim. Bahkan bisa jadi jumlah masjid, madrasah, lembaga pendidikan juga terbanyak di Jatim.
Badrut Tamam mengaku bersyukur di Pamekasan ada Ghana Recovery, sehingga pengguna narkoba atau orang yang menginginkan rehabilitasi itu bisa segera datang ke Ghana. Tetapi disisi lain, dia menilai, teman atau pembesok yang nyambangi bisa saja membawa atmosfir yang mengakibatkan narkoba beredar pesat disekitar wilayahnya.
“Saya senang bahwa rutan narkoba ada di kabupaten ini, tetapi bisa saja temennya yang mau menyambangi yang mau datang menengok temennya yang menggunakan narkoba, sebagian juga diikuti oleh orang yang membawa narkoba,” urainya.
Karena itu, kata dia, pemberantasan narkoba itu bukan hanya tugas pemerintahan di kabupaten ini, tetapi menjadi tugas berasama banyak pihak. Termasuk didalamnya ormas-ormas pesantren dan semua stakeholder untuk bersama sama melakukan dakwah bersama bahaya narkoba.
Badrut Tamam juga mengaku mendapat laporan bahwa pengguna narkoba di daerahnya udah merambah kalangan anak usia SMP. Lebih dari itu yang sangat memprihatikankan lagi dilaporkan ada anak siswa yang mengunakan narkoba itu pada saat dia masuk sekolah.
Karena itu, lanjutnya, yang perlu dilakukan adalah gerakan gempur narkoba bersama. Alim ulama, ormas, ketika berdakwah diminta sampaikan tentang bahaya narkoba. Pemkab Pamekasan telah berkomitmen untuk memiliki Badan Narkotika Nasional Kabupaten (BNNK) dan segera melangkah bersama, dan stakeholder yang lain juga melakukan hal yang sama.
“Tidak ada sesuatu yang tidak mungkin yang bisa kita capai selama kita punya keinginan yang sama. Kalau keinganan sudah padu, sudut pandang sudah sama, bahwa narkoba ini sudah merusak masa depan generasi maka tidak ada alasan bagi kita untuk kemudian tidak bergandengan tangan. Gempur atau perang melawan narkoba dalam rangka menyelamatkan generasi bangsa masa depan,” tandasnya.
Apa yang dilakukan Ghana Discovery Pamekasan yang telah merumuskan program termasuk diantaranya para alumninya diberi kegiatan yang produkstif untuk melupakan aktivitas kecintaannya pada narkoba, kata Badrut Tamam, merupakan strategi bagus yang perlu didukung bersama.
“Karena itu saya berharap agar talkshow yang dilakukan Ghana ini bisa merumuskan beberapa kesepakatan dan strategi bersama untuk diperjuangan bersama pula. Kalau semuanya sudah menjadi satu padu, digempur bersma-sama, saya yakin Pamekasan dan Madura akan bebebas narkoba,” pungkasnya. (mas)
.
No comments:
Post a Comment