TUBAN (DutaJatim.com) - Sebagai upaya percepatan investasi dan industrialisasi masuk ke wilayah Kabupaten Tuban, Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jawa Timur kunjungi UPT Balai Latihan Kerja (BLK) Kabupaten Tuban, Kamis (13/02/2020).
Masuknya mega proyek Kilang GRR Tuban hasil kerjasama Pertamina dan Rosneft Rusia membawa investasi yang sangat besar dengan kisaran dana Rp 225 sampai Rp 300 triliun bakal masuk, sehingga akan membawa banyak dampak yang positif bagi warga.
Karena itu, Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Pemerintah Provinsi Jawa Timur, Setiajit sangat menaruh perhatian pada Kabupaten Tuban.
‘’Setelah proyek (GRR Pertamina) masuk Tuban. Maka saya tidak ingin warga Tuban hanya menjadi penonton. Saya ingin warga Tuban siap pakai menyambut industrialisasi itu,’’ ujar Setiajit kepada para wartawan.
Dia menyebut, sebagai Koordinator Satgas Percepatan Kesempatan Berusaha Bidang Infrastruktur di Jawa Timur, dirinya punya tanggungjawab untuk membuka kesempatan berusaha di semua lini, termasuk masuknya investor di bidang migas.
‘’Nah, selanjutnya apa setelah proyek masuk, tentu tenaga kerja yang dibutuhkan. Di sini warga Tuban harus siap bersaing,’’ tambahnya.
Selain pendidikan formal, pejabat asal Desa Tegalrejo, Kecamatan Merakurak, Kabupaten Tuban ini mendorong pendidikan informal juga berperan.
Semua warga yang punya potensi dibekali keterampilan untuk menunjang industrialisasi sesuai kemampuan masing-masing.
‘’BLK ini kan tempat mendidik warga agar menjadi terampil. Apakah sudah siap, apakah sarana memadai dan sebagainya. Itu tujuan saya melihat langsung kondisi BLK Tuban,’’ ungkap dia.
Jika belum ada program untuk menyiapkan keterampilan warga yang sesuai kebutuhan proyek kilang, Setiajit menyatakan harus disiapkan programnya. Begitu juga kalau sarana dan prasarananya belum memadai.
‘’Harus disiapkan semua. Sarana nanti bisa kita upayakan. Yang penting dipastikan bahwa semua warga yang berpotensi bisa dididik di sini. Dibekali keterampilan sesuai bidangnya, agar bisa meraih kesempatan di sana. Harus disiapkan dari sekarang,’’ katanya.
Usai meninjau kondisi BLK Tuban, Setiajit mengatakan BLK akan menerima Rp 100,9 Miliar dari APBN untuk pengembangan BLK Tuban. Untuk penambahan alat, membangun asrama dan sarana lain.
Pihaknya menyatakan, untuk tahap pembangunan kilang dibutuhkan tenaga kerja 15 ribu sampai 20 ribu orang. Pembangunan sekitar 4 tahun. Saat sudah produksi butuh tenaga kerja sekitar 3 ribuan orang.
"Semua harus diambil orang Tuban. Makanya skillnya harus disiapkan," tandasnya.
Sementara Kepala UPT BLK Tuban Siswanto membenarkan bakal menerima bantuan revitalisasi BLK yang dia pimpin pada tahun 2021 nanti yang bersumber dari APBN.
Berbagai keterampilan sudah dilakukan untuk membekali skill warga. Di antaranya adalah welding, plumping atau pemipaan dan sebagainya. Juga overhead dan pengelasan di bawah laut.
BLK kata dia sudah menghasilkan 271 orang tenaga terampil pada tahun 2019 yang langsung diterima kerja di proyek GRR Pertamina. Di antaranya adalah satpam 31, HSE K3 sebanyak 10 orang dan sisanya K3 dasar.
"Kita punya program keterampilan dan segera dilengkapi sarana dan prasarana sesuai kebutuhan untuk proyek kilang Tuban," pungkasnya. (Hud)
No comments:
Post a Comment