BLITAR (DutaJatim.com) - Persebaya Surabaya mengalahkan Arema FC dalam laga semifinal Piala Gubernur Jawa Timur (Jatim) 2020 di Stadion Supriyadi Kota Blitar Selasa (18/2/2020) sore WIB dengan skor 4 - 2. Empat gol dicetak oleh David da Silva menit 28 dan 70, Mahmoud Ied menit ke 47 perpanjangan waktu babak pertama, serta satu gol oleh Irfan Jaya menit 54. Sedangkan dua gol Arema FC dicetak oleh Johan Farizi menit ke - 3 dan Elias Alderete menit 73.
Pelatih Arema FC, Mario Gomez, usai pertandingan, mengaku sangat kecewa dengan hasil kekalahan timnya dari Persebaya Surabaya di semifinal Piala Gubernur Jawa Timur (Jatim) 2020. Apalagi kekalahan itu karena timnya harus bermain dengan 10 orang ketika laga baru berjalan beberapa menit saja.
Ditaklukkan Persebaya Surabaya dengan skor 2-4, Mario Gomez mengaku timnya sempat merepotkan pertahanan lawan sebelum akhirnya Jonathan Bauman diusir wasit di menit 17. Namun, setelah Bauman pergi justru Persebaya yang kerepotan
"Pertandingan ini memang begitu sulit, kami bermain sepuluh orang sejak menit 17, saat 11 lawan 11 kami unggul," katanya.
Bahkan saat pemain Persebaya Abu Rizal dikartumerah oleh wasit Fariq Hitabba di babak kedua dan bermain 10 lawan 10, Tim Singo Edan -- julukan Arema FC--hanya mampu memperkecil skor melalui kaki Elias Alderete menit 73.
"Saat sepuluh lawan sepuluh kami mendominasi. Bahkan kami bisa memperkecil skor. Tapi kami apresiasi perjuangan pemain dan berjuang mengejar hasil imbang," kata pelatih asal Argentina ini.
Di sisi lain kekalahan ini menurut Dendi Santoso tak perlu disesali, mengingat Piala Gubernur Jatim 2020 hanya merupakan turnamen pra-musim, untuk mengukur kemampuan tim.
"Saya kira pertandingan tadi cukup ketat. Kita akui kita masih ada kekurangan, ini menjadi evaluasi kita. Pemain akan berjuang untuk membenahi jelang Liga 1," katanya.
Bentrok Suporter
Laga semifinal Piala Gubernur Jatim yang mempertemukan Persebaya dan Arema FC di Stadion Supriyadi Kota Blitar ini sebenarnya tanpa penonton Selasa 18 Februari 2020. Namun, mengapa ratusan suporter dari kedua tim masih juga berdatangan. Bahkan terjadi bentrok. Massa membakar sepeda motor dan mobil milik warga. Sejumlah suporter ditangkap.
Suporter berdatangan baik dengan kendaraan roda dua maupun naik angkutan kereta api. Polisi juga berjaga di lokasi Stasiun Kota Blitar, mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.
Bahkan, massa sempat berkerumun di Jalan Kelud, Kota Blitar. Mereka sempat memaksa masuk ke jalur menuju stadion. Namun, polisi juga sudah membuat barikade dan tidak mengizinkan mereka untuk masuk. Polisi meminta agar mereka pulang, karena pertandingan semifinal Piala Gubernur Jatim 2020 itu digelar tanpa penonton.
Selain itu, para suporter dari Arema juga memadati lokasi PIPP Kota Blitar. Mereka mayoritas naik sepeda motor. Mereka naik sepeda membentuk konvoi, menuju ke lokasi stadion. Namun, oleh polisi dihadang dan dimasukkan ke area parkir di PIPP Kota Blitar.
Sejumlah jalur menuju titik masuk ke Stadion Supriyadi, Kota Blitar juga sudah ditutup oleh petugas. Polisi juga melakukan pengamanan secara berlapis, mencegah agar suporter masuk ke dalam area stadion, mengingat pertandingan digelar tanpa penonton.
Para suporter yang sudah datang ke Blitar masih bertahan. Polisi juga tidak ingin kecolongan adanya suporter yang memaksa masuk ke area stadion.
Selain itu, polisi juga menerjunkan K9 untuk ikut membantu pengamanan. Ada sekitar empat ekor anjing yang diterjunkan untuk membantu pengamanan. Polisi tak mau kecolongan lagi.
Selain itu aparat Kepolisian Resor Kota Blitar, Jawa Timur, mengamankan seorang suporter asal Blitar, Jawa Timur, karena membawa senjata tajam jenis keris.
"Kami amankan satu suporter dari bonek asal Blitar. Yang bersangkutan membawa senjata tajam jenis keris untuk mengamankan diri," kata Wakil Kepala Polresta Blitar Kompol Nurhalim di Blitar, Selasa 18 Februari 2020.
Ia mengatakan dari hasil interogasi sementara yang didapatkan senjata itu memang sengaja dibawa untuk mengamankan diri jika bertemu dengan suporter Aremania. Untuk saat ini, yang bersangkutan sudah dibawa ke Mapolresta Blitar, guna pemeriksaan lebih lanjut.
Seperti diketahui Asprov PSSI Jawa Timur menyampaikan laga semifinal Piala Gubernur Jatim yang mempertemukan Persebaya dan Arema FC digelar di Stadion Supriyadi di Kota Blitar tanpa penonton pada Selasa, 18 Februari 2020.
“Satu pertandingan semifinal digelar di Blitar untuk menjaga kondusivitas,” ujar Sekretaris PSSI Jatim Amir Burhanuddin kepada wartawan di Surabaya, Minggu.
Sedangkan, satu laga semifinal lainnya antara Madura United dan Persija Jakarta diselenggarakan di Stadion Kanjuruhan Malang pada Senin, 17 Februari 2020, juga tanpa penonton.
Kendati demikian, kata dia, kedua laga tersebut disiarkan langsung oleh salah satu televisi swasta nasional, MNCTV
“Persija melawan Madura United mulai pukul 19.00 WIB, kemudian Persebaya lawan Arema FC mulai pukul 15.00 WIB,” ucapnya.
Menurut dia, digelarnya pertandingan tanpa penonton berdasarkan petunjuk Polda Jatim dan dilihat dari faktor keamanan.
Selain itu, hubungan suporter Persebaya (Bonek Mania) dan Arema (Aremania) yang selama ini tidak harmonis menjadi penyebab pertandingan harus dilakukan di tempat netral dan tanpa penonton.
Dengan turunnya keputusan dan izin dari Polda Jatim, lanjut dia, diharapkan suporter Jawa Timur cooling down dan harus mawas diri karena dalam waktu dekat kompetisi Liga 1 dimulai.
“Inilah tantangan yang sesungguhnya untuk menjaga kondusivitas persepakbolaan di Jawa Timur,” katanya.
Sementara itu, untuk babak final tetap digelar pada Kamis, 20 Februari, namun mengenai tempat pertandingannya masih menunggu hasil semifinal antara Persebaya melawan Arema FC.
Amir juga mengatakan, meski namanya Piala Gubernur Jatim, tapi keputusan teknis dipercayakan ke panitia Asprov PSSI untuk dibahas secara seksama dengan klub-klub peserta. (ara/okz)
Foto: Selebrasi pemain Persebaya. (jpnn.com)
Foto: Selebrasi pemain Persebaya. (jpnn.com)
No comments:
Post a Comment