KENDARI (DutaJatim.com) - Zulkifli Hasan (Zulhas) terpilih kembali sebagai ketua umum dalam Kongres V Partai Amanat Nasional (PAN) di Kendari Sulawesi Tenggara. Zulhas mengalahkan calon ketua umum yang didukung oleh Amien Rais, Mulfachri Harahap.
Sejumlah kalangan menilai pamor Amien Rais sudah semakin meredup sebab selama ini ada tradisi yang dibangun oleh pendiri PAN itu terkait ketum satu periode.
Tradisi itu runtuh oleh besan Amien Rais sendiri: Zulhas. Yang lebih unik, Zulhas dulu menjadi ketua umum atas sokongan Amien Rais.
Kongres kali ini juga ternoda oleh kericuhan antar-peserta. Menjelang pemilihan ketua umum sempat diwarnai bentrokan antar pendukung calon hingga mengakibatkan sejumlah orang terluka.
Saat menyampaikan sambutan dalam acara penutupan Kongres PAN yang digelar di Hotel Claro, Kendari, Sulawesi Selatan Rabu (12/2/2020), Zulhas mengucapkan terima kasih kepada Amien Rais. Zulhas menyadari ada hal-hal yang tidak berkenan bagi Amien Rais dalam gelaran kongres tersebut.
"Terakhir sekali saya di depan khalayak ramai, saya ucapkan terima kasih banyak kepada Pak Amien dan keluarga. Tentu dalam perhelatan ini banyak sekali hal-hal yang oleh tim, bahkan mungkin oleh saya kadang-kadang, juga keluarga, yang terbawa secara terbuka," kata Zulhas.
Selain itu, Zulhas meminta maaf kepada Amien Rais. Dia menyatakan akan menemui pendiri PAN itu. "Saya mohon maaf ke Pak Amien, Bu Amien dan keluarga atas apa yang terjadi. Dan mudah-mudahan pada kesempatan yang tepat nanti saya akan datang ke Yogya," katanya. Zulhas dan Amien Rais adalah besan.
Ada yang unik dalam Kongres PAN ke-5 ini. Selain tidak dihadiri Presiden Jokowi dan sempat diwarnai bentrokan antar kader menjelang pemilihan ketua umum, juga tidak terlihatnya pendiri PAN, Amien Rais, hingga acara puncak kongres.
Pantauan di lokasi penutupan Kongres PAN yang digelar di Hotel Claro, Kendari, jajaran petinggi partai duduk di bangku barisan paling depan. Tampak di antaranya Ketum Zulkifli Hasan, Ketua MPP Hatta Rajasa, Nasrullah, Asman Abnur, Eddy Soeparno, Yandri Susanto, Totok Daryanto, dan Bima Arya. Namun tidak terlihat Amien Rais, Hanafi Rais, ataupun Mulfachri Harahap.
Penutupan kongres dipimpin Eko Hendro Purnomo selaku Ketua Panitia Pelaksana Kongres PAN. Para petinggi PAN diberikan kesempatan menyampaikan sambutan, salah satunya Hatta Rajasa. Momen ini sepertinya juga jadi come back-nya Hatta Rajasa.
"Bang Zul nanti setelah ini akan merumuskan dengan MPP kebijakan-kebijakan untuk 5 tahun ke depan. Tentu sebagai partai besar kita tidak hanya berpikir kongres. Kita harus berpikir kontribusi kita untuk bangsa dan negara," kata Hatta Rajasa dalam sambutannya.
Hatta Rajasa mengingatkan seluruh kader PAN atas ujian pertama di periode yang baru ini. Ujian dimaksud yakni Pilkada serentak 2020.
"Ujian pertama kita dan harus kita jalankan dengan mulus adalah memenangkan pilkada-pilkada di seluruh Tanah Air kita. Bangun kekuatan, sinergikan dengan masyarakat," tutur Hatta Rajasa.
Dulu Rival
Pasangan Zulkifli Hasan dan Hatta Rajasa juga unik. Keduanya sempat berseteru di Kongres IV PAN tahun 2015. Zulhas dan Hatta sama-sama berebut kursi Ketum PAN periode 2015-2020. Tapi kini Zulhas-Hatta yang dulu berlawanan sudah menjadi kawan di Kongres V.
Mundur lima tahun ke belakang, perang dingin antara Zulhas dan Hatta Rajasa sempat terjadi. Pada pemilihan Ketum PAN di Kongres IV itu, Hatta Rajasa diserang Amien Rais yang mendukung Zulhas.
Amien menyerang dengan mengungkap kebohongan di mana ketika itu Hatta yang mengaku bertemu dengan elite Koalisi Merah Putih (KMP), namun nyatanya justru bertemu parpol Koalisi Indonesia Hebat (KIH) dan Jokowi. Amien meletupkan serangan di pembukaan kongres PAN IV.
"Saya mau meluruskan satu hal. Saya jamin tanggal 30 September malam hari, di sebuah kantor DPP partai menengah terjadi rapat harian. Sang ketum katakan akan menemui teman-teman KMP," kata Amien saat berpidato di pembukaan Kongres IV PAN di The Westin Hotel, Nusa Dua, Bali, Sabtu (28/2/2015) silam.
"Sejam kemudian di detikcom, ketum bukan temui KMP tapi ketemu Paloh bertemu Jokowi. Siapa ketum itu saya lupa namanya," sambung Ketua MPP PAN itu.
Amien lantas menegaskan bahwa tak boleh ada kebohongan di PAN. Sebuah tamparan keras bagi Hatta Rajasa.
"Kita lurus jangan bohong, apa adanya. Insya Allah PAN maju," begitu sindiran tajam Amien Rais. Hatta yang disindir tajam pun hanya diam terpaku.
Ketika itu, Amien membacking Zulhas supaya terpilih jadi Ketum PAN. Alasannya sederhana, regenerasi. Karena itu pula Amien mengurungkan niat maju di Kongres dan mendukung Zulhas.
Hatta tak gentar. Asanya untuk menduduki kursi Ketum dua periode digas hingga menjelang hari penentuan. Hatta dan Amien pun saling 'serang'. Hatta mengungkap ternyata Amien Rais juga jadi ketum PAN dua periode. Sehingga menurutnya tak ada alasan bagi Amien melarang orang lain jadi ketum PAN dua periode.
"Sebetulnya kalau dari periodisasi ada lima periode. Pertama periode 1998-2000 itu ketua umumnya Pak Amien Rais, kedua periode 2000-2005 Pak Amien Rais ketua umumnya, kemudian 2005-2010 Pak Sutrisno Bachir, kemudian 2010-2015 saya dan sekarang ini kongres lagi, itu kalau kita bicara periodisasi," kata Hatta kepada wartawan di arena Kongres IV PAN di Hotel Westin Nusa Dua Bali, Sabtu (28/2/2015) silam.
Namun tradisi regenerasi kepemimpinan satu periode yang digagas pendiri Amien Rais pun hilang sudah. Dan yang melunturkan kebijakannya itu adalah besannya sendiri: Zulhas.
Ditambah sebagai seorang petahana, pria asal Lampung itu berhasil mengkondisikan Kongres mulai dari pembentukan kepanitiaan serta menggiring pemilik suara untuk memilihnya.
"Di saat yang sama Mulfachri tak bisa bergerak walau didukung Amien Rais, karena sudah dikunci semua oleh Zulhas dan kelompoknya," ujar pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komaruddin.
Walau begitu, kata Ujang, siapa pun yang menang, jika prosesnya berjalan secara demokratis tentu hal itu harus dihormati.
Selain memilih ketua umum, Kongres PAN juga menetapkan Hatta Rajasa sebagai Ketua Majelis Pertimbangan Partai.
Jabatan Hatta tersebut, sebelumnya diduduki oleh politisi senior PAN, Soetrisno Bachir. Satu jabatan penting lainnya di PAN, yakni Ketua Dewan Kehormatan masih belum diputuskan. Pada periode 2015-2020, jabatan itu diemban oleh Amien Rais. Ujang yakin Zulhas masih akan mempertimbangkan posisi Amien Rais dalam struktur kepartaian dan juga menempatkan anak Amien dalam jabatan yang cukup terpandang.
"Kan kemarin-kemarin isunya begitu. Dari empat calon, siapapun yang menang, Sekjennya ditawarkan ke Hanafi Rais," kata Ujang.
Sebagai informasi, Zulhas meraup suara sebanyak 331 dari total pemilik suara 565. Sedangkan Mulfachri dan Dradjad Wibowo masing-masing 225 suara dan 6 suara. (det/wis)
Foto: cnnindonesia.com
No comments:
Post a Comment