PAMEKASAN (DutaJatim.com) - Bupati Pamekasan Badrut Tamam menegaskan pasien asal Pamekasan yang dinyatakan positif terpapar Corona telah meninggal dunia beberapa hari yang lalu. Almarhum yang anak berusia 11 tahun itu telah dimakamkan oleh keluarganya secara biasa, karena awalnya dari hasil laboratorium Jawa Timur dia dinyatakan negatif Corona.
Bupati Badrut Tamam mengungkapkan hal itu saat melakukan konferensi pers di Pendopo Ronggosukowati Pamekasan, Minggu (29/3/2020) malam. Bupati melangkah cepat melakukan konferensi pers guna memberikan kepastian informasi dan menenangkan masyarakat bahwa pasien yang masih anak- anak itu telah meninggal dunia. Karena di masyarakat beredar spekulasi tentang siapa sebenarnya pasien yang dinyatakan positif Corona tersebut.
“Sebelumnya, hasil cek darahnya di laboratorium di Surabaya dinyatakan negatif Corona. Tapi dalam perkembangannya, ternyata positif Corona. Karena sempat dinyatakan meninggal dalam kondisi negatif corona, akhirnya jenazah pasien berumur 11 tahun tersebut ditangani biasa, mulai dari pemandiannya, pengkafanannya, dan penguburannya dilakukan laiknya jenazah umumnya,” ungkap Badrut Tamam.
Dengan adanya informasi bahwa pasien itu positif Corona, lanjut Badrut Tamam, maka para keluarga pasien dan semua yang terlibat dalam proses penanganan jenazahnya dicurigai terjangkit virus corona. Namun, hal itu belum bisa dipastikan karena masih akan diperiksa. Para keluarga dan pihak lainnya yang terlibat dalam pengurusan jenazahnya, kata Badrut Tamam, juga sudah jalani rapid test, darahnya dicek apakah terjangkit corona juga atau tidak.
Sebelumnya, pasien yang sudah dikebumikan beberapa hari yang lalu tersebut berstatus PDP (Pasien dalam pemantauan) di RSUD Pamekasan. Berdasarkan hasil laboratorium pertama yang sudah keluar, pasien tersebut dinyatakan negative covid-19. Dia berasal dari Kelurahan Lawangan Daya Kecamatan Pademawu Pamekasan.
Direktur RSUD Pamekasan Dr Farid Anwar mengungkapkan sebelum meninggal, pasien berumur 11 tahun itu memang dicurigai terkena demam berdarah. Dia menderita sakit sejak berada di Malang. Oleh orangtuanya lalu dibawa ke Pamekasan dirawat di rumah. Karena di rumah tambah parah maka dirujuk ke RSUD Pamekasan.
“Dia sempat dirawat di RSUD Pamekasan. Dan dia meninggal dunia di RSUD Pamekasan. Tetapi dengan gejala sesak nafas yang terjadi sebelum ia meninggal, membuat kami pihak rumah sakit melakukan pemeriksaan swab tenggorakan di Surabaya,” ungkap Farid Anwar.
“Hasil laboratorium dari Surabaya menyatakan pasien tersebut terserang DHF (dengue hemoragic fever). Sebelumnya kami memang khawatir dengan gejala yang dialami pasien, tetapi sekali lagi saya tegaskan negative corona,” imbuh Farid Anwar kepada wartawan, Selasa (24/3/2020) lalu. (mas)
No comments:
Post a Comment