JOMBANG (DutaJatim.com) - Empon-empon mendadak dicari banyak masyarakat, karena diklaim dapat menangkal virus korona/Coronavirus Disease 2019 (COVID-19). Empon-empon itu terdiri atas jahe, temulawak, kunyit, kencur, lengkuas, daun serai, dan lain sebagainya.
Elfida (46), salah seorang pedagang rempah-rempah di Pasar Induk Banyuwangi, membenarkan empon-empon banyak dicari orang. Harganya pun naik.
"Alhamdulillah beberapa hari terakhir laris manis jualan saya. Meningkat drastis sejak ada pengumuman di TV kalau virus corona sudah nyebar di Indonesia," katanya Kamis 5 Maret 2020.
Elfida mengaku sudah belasan tahun jualan rempah-rempah di Pasar Induk Banyuwangi. Ada beberapa jenis rempah yang dijualnya. "Yang saya jual ada temu lawak, kayu manis, jahe merah, kapulaga, cengkeh, juga ada untuk minuman secang dan rempah lainnya," katanya.
Biasanya, hanya konsumen tertentu yang sering membeli rempah-rempah jualannya, baik untuk dibuat jamu tradisional ataupun untuk kebutuhan bumbu dapur. Namun semenjak ramai tentang penyebaran virus corona, banyak masyarakat yang berburu rempah-rempah atau yang biasa disebut empon-empon oleh masyarakat Jawa, untuk dijadikan jamu tradisional.
"Empon-empon ini kan khasiatnya untuk menjaga stamina tubuh. Katanya sih ini juga bisa mencegah penularan virus Corona," ungkapnya.
Banyaknya permintaan akan rempah-rempah, diakui Elfida membawa berkah tersendiri bagi pedagang. Penjualan mereka bisa meningkat hingga dua kali lipat dari hari-hari biasanya.
"Biasanya dalam sehari rempah-rempah yang laku terjual hanya setengah kwintalan (50 kg) saja. Tapi beberapa hari terakhir, bisa sampai 1 kwintal yang terjual," kata perempuan asal Kampung Arab tersebut.
Di sisi lain, kata Elfida, meningkatnya permintaan masyarakat juga berdampak terhadap melonjaknya harga bahan baku jamu tradisional tersebut. Kenaikan harga di kisaran angka 20 hingga 40 persen.
"Jahe merah yang biasanya harga Rp 40 ribu per kilogram, kini naik menjadi Rp 60 ribu. Temu lawak kering juga mengalami kenaikan. Biasanya hanya Rp 30 ribu perkilogram, kini Rp 40 ribu perkilogram," katanya.
Namun, benarkah empon-empon berkhasiat mengobati dan menangkal virus corona?
Wasito, pembuat jamu empon-empon di Dusun Ngembul Desa Kesamben Kec. Kesamben Kabupaten Jombang, menjelaskan, minum empon-empon itu esensinya sehat menyehatkan. Jahe misalnya berfungsi untuk memperlancar sirkulasi darah.
Kalau darah lancar getah bening lancar tubuh sehat bisa melawan virus apa saja termasuk Corona.
"Temu lawak sebagai antibodi kanggo ningkatno kerjone lever lan kanggo peloroh empedu. Kunyit kanggo antiseptif lan peloroh empedu juga bekne ono sing gawe tambahi bangle sebagai peloroh keringat lan anti septif. Dadine virus kebuang liwat kringet nek ono iso ditambahi jamur lince," kata Wasito dalam bahasa Jawa Kamis malam.
Maksudnya temulawak sebagai antibodi bermanfaat meningkatkan kerja lever dan peluruh empedu. Kunyit bermanfaat sebagai antiseptik dan peluruh empedu serta bangle sebagai peluruh keringat antiseptik. Virus bisa terbuang lewat keringat.
Juri Bicara Satgas Waspada dan Siaga COVID-19 PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI), dr Erlina Burhan, menegaskan, empon-empon memang mengandung antioksidan, yang ampuh mencegah berbagai penyakit berbahaya.
"Tanaman-tanaman ini sebetulnya masuk dalam farmakologi tradisional dan memang mengandung antioksidan, dan itu baik," tegas Erlina Burhan, saat ditemui di Kantor PB IDI Jakarta Pusat, Kamis (5/3/2020).
Namun, kata dia, sampai saat ini para ahli medis pun belum menemukan obat anti-corona.
Selain menangkal virus corona/COVID-19, pada dasarnya empon-empon baik untuk menjaga imunitas, untuk mencegah penyakit apa saja. Sementara Menteri Kesehatan RI Terawan Agus Putranto menyerukan, agar masyarakat Indonesia untuk menjaga imunitas.
Selain minum racikan empon-empon, menjaga imunitas tubuh bisa dengan mengonsumsi buah-buahan dan sayuran, minum banyak air putih, hingga rajin cuci tangan pakai sabun. (ndc/okz)
No comments:
Post a Comment