Kiai Syafruddin Syarif (nomor 2 dari kiri), KH Anwar Iskandar, KH Anwar Manshur dan KH Marzuki Mustamar.
SURABAYA (DutaJatim.com) -- Katib Syuriah PWNU Jatim, KH Syafrudin Syarif, menegaskan, digelarnya Doa Tolak Bala' yang dihadiri para kiai sepuh sebagai gerak batin atas keprihatinan terhadap wabah Virus Corona.
"Ini sangat bagus bisa dilaksanakan sebagai wujud ikhtiar Nahdlatul Ulama," tuturnya, Jumat 13 Maret 2020.
"Mudah-mudahan acara puncak Harlah Ke-97 NU di PWNU Jatim sukses tidak ada yang tertular. Bahkan musibah virus Corona segera hilang dari Indonesia dan seluruh dunia dengan barokah doa tolak balak virus corona dari para Muassis dan Auliya Nahdlatul Ulama," tutur Kiai Syafrudin.
Seperti diketahui, penyelenggaraan Puncak Peringatan Hari Lahir (Harlah) ke-97 NU, di PWNU Jawa Timur, di Surabaya, Sabtu, 14 Maret 2020 besok, mulai pukul 18.30 WIB, terdapat beberapa agenda penting. Diingatkan agar umat Islam dan masyarakat luas tidak panik dalam menghadapi Virus Corona.
Untuk itu, para ulama dan kiai pesantren memberi ijazah Doa Tolak Bala' dan tangkal Virus Corona, yang dibacakan sembilan kiai sepuh. Selain dihadirkan sebanyak Seribu Pemain Terbangan ISHARI (Ikatan Seni Hadrah Indonesia).
Meski begitu, menurut KH Abdussalam Shohib, Ketua Panitia Pelaksana, ada sejumlah hal yang perlu mendapat perhatian dari warga Nahdliyin yang akan menghadiri perhelatan harlah tersebut.
"Ya, kami mengingatkan agar bersalaman dan kontak fisik dengan para masyayikh agar dibatasi ketat. Kita jaga sama-sama para Kiai kita," tutur Gus Salam, panggilan akrab Wakil Ketua PWNU Jatim.
Pengasuh Pesantren Mambaul Maarif Denanyar Jombang ini mengungkapkan hal itu, setelah melakukan rapat panitia, Jumat sore, 13 Maret 2020. Dalam rapat tersebut, mendengar berbagai masukan dari pihak Dinas Kesehatan, Polda Jawa Timur, dan nasihat para kiai sepuh.
Rapat di antaranya dihadiri Dr Edy Suyanto, Wakil Ketua PWNU Jatim, yang juga pakar kesehatan, dan jajaran pengurus lainnya.
*"Ya, kami mengimbau para jamaah menyiapkan kondisi fisik sebaik-baiknya sebelum menghadiri acara. Yakni, istirahat cukup, makan-minum cukup," tutur Dokter Edy Suyanto, menambahkan*.
Terkait hal itu, para dokter dan petugas kesehatan telah disiapkan dalam menyukseskan perhelatan harlah kali ini. Mereka adalah para dokter dan petugas kesehatan dari rumah-rumah sakit di lingkungan NU, yang tergabung dalam Asosiasi Rumah Sakit NU (ArsiNU).
"Jumlah personel yang di atas panggung diminimalisir dan jarak panggung dengan jamaah minimal 2-3 meter," tutur Gus Salam, soal posisi panggung harlah.
"Terkait hal itu, kami menghimbau kepada para jamaah dengan kondisi kurang fit (batuk, dan/atau pilek, dan/atau sumer/panas/nggregesi, dan/atau nyeri badan), agar tidak menghadiri acara tersebut," tegas Gus Salam.
Panitia, sebagai tindakan antisipasi, menyiapkan hand sanitizer di banyak titik keluar/masuk dan titik-titik kumpul massa.
Diingatkan agar untuk petugas-petugas yang berada di tengah-tengah jamaah dan banyak kontak fisik dengan jamaah, diwajibkan memakai masker. Serta sesering mungkin mencuci tangan dengan hand sanitizer (lebih baik bila masing-masing membawa botol kecil hand sanitizer). Dan membatasi menyentuh wajahnya.
"Soal ini, nanti MC yang akan berulang kali mengumumkan kepada jamaah, agar sering mencuci tangannya dengan hand sanitizer," kata Gus Salam.
Lebih jauh dijelaskan, sebelum dan seusai acara, dilakukan penyemprotan desinfektan ke seluruh bagian dalam dan luar kantor PWNU Jawa Timur. (Riyadi)
No comments:
Post a Comment