MALANG (DutaJatim.com) - Malang Film Festival (MAFI Fest) yang dikembangkan oleh kelompok studi sinematografi Kine klub Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) melakukan roadshow ke desa-desa selama April 2020. Tujuannya untuk meraih banyak penonton dari wilayah pedesaan.
Programer non-kompetisi MAFI Fest 2020, Tautin, Selasa 17 Maret 2020, mengatakan MAFI Fest akan kembali hadir dengan nuansa yang berbeda pada awal April mendatang. Ajang unjuk kreativitas para sineas muda Indonesia dimulai dengan agenda roadshow ke sejumlah wilayah.
"Roadshow diawali pada 14 Maret 2020 di desa Tawangsari, Kecaatan Pujon, Kabupaten Malang. Dipilihnya desa Tawangsari sebagai lokasi roadshow, karena kami ingin memberikan satu hiburan baru bagi masyarakat yang memiliki akses jauh dengan bioskop konvensional," kata Tautin di Malang, Jawa Timur, saat menjawab persiapan menjelang MAFI Fest 2020 di Malang, Selasa siang tadi.
Berbeda dengan tahun sebelumnya, kata Tautin, roadshow kali ini menargetkan penonton dari desa untuk lebih mengenal apa itu MAFI Fest. Terkait pemutaran film di desa Tawangsari, penonton yang datang mayoritas anak-anak. Mereka sangat antusias, meski sebelumnya lokasi roadshow diguyur hujan.
Cuaca setelah hujan tidak menyurutkan antusias warga desa Tawangsari, terbukti bangku penonton dipenuhi oleh anak-anak maupun dewasa, bahkan masyarakat dari desa lain juga banyak yang menonton dengan duduk di motor mereka masing-masing.
Film yang diputar pada saat roadshow ada empat dengan judul “WW Kodrat, Tuh Kan, Nek, Siti Madosi Gusti, dan Jilbabku Mundur”.
Pada gelaran MAFI Fest ke-16 pada April mendatang, penyelenggara berharap film-film yang masuk dalam program kompetisi MAFI Fest 2020 dapat memberikan penggambaran tentang perkembangan dan pertumbuhan film pendek pelajar dan mahasiswa di Indonesia.
"Segala bentuk eksplorasi ide cerita dan eksekusi gambar kami harapkan akan muncul dari karya-karya pelajar dan mahasiswa yang dihasilkan pada tahun ini, sehingga dapat menjadi stimulus dan referensi bagi penonton festival dan nantinya dapat mengembangkan karyanya dengan lebih baik lagi," kata Direktur Mafi Fest, Puspa Wangi Pertiwi.
Sejak pertama diselenggarakan pada tahun 2004, MAFI Fest telah mengalami beberapa perubahan.
Namun, pada 2013 hingga 2020, program kompetisi MAFI Fest konsisten untuk mengompetisikan film pendek karya pelajar dan mahasiswa yang tergabung di sekolah, perguruan tinggi, maupun komunitas yang berbasis mahasiswa dan pelajar.
"Segala bentuk eksplorasi ide cerita dan eksekusi gambar kami harapkan akan muncul dari karya-karya pelajar dan mahasiswa tahun ini. Sehingga dapat menjadi stimulus dan referensi bagi penonton festival nantinya untuk dapat mengembangkan karyanya dengan lebih baik lagi," katanya. (ara)
Foto: Warga menyambut antusias pemutaran film MAFI Fest. (Antara)
No comments:
Post a Comment