GRESIK (DutaJatim.com) - Setidaknya 60 jemaah Masjid Agung Gresik dan masyarakat sekitar mengikuti latihan gerak (terapi) Ling Tien Kung di halaman masjid tersebut, Minggu (15/3/2020) pagi. Selanjutnya untuk sementara, latihan bersama Ling Tien Kung dilaksanakan setiap Minggu pagi pukul 06.00 hingga selesai.
Diharapkan para jemaan dan warga sekitar untuk berbondong-bondong berlatih Ling Tien kung di Masjid Agung Gresik.
Hadir dalam acara tersebut Dwyne Feldo mewakili Dewan Pembina MPET2---organisasi yang menaungi Ling Tien Kung-- instruktur senior dari Ole-Ole Bapak Dawi beserta timnya yaitu Darsono, Sulistyani, Ulfa, dan Karyanto.
Hadir juga Ustad Hasan Basri Ketua Harian Yayasan Haji Muhammad Cheng Hoo Indonesia (YHMCHI). Selain itu hadir pula dari Sasana HIMPEN Petrokimia Gresik yang dipimpin oleh ketua sasananya Ilham Nur yang didampingi oleh Pak Tarmuji dan Pak Budiadi. Sementara dari pihak Masjid Agung Gresik hadir, Ketua Takmir Masjid Ahmad Misbahul Abidin, MP.d.I, dan Ketua Bidang Idaroh Nur Fakih, serta Ketua MUI Gresik KH. Mansoer Shodiq, M.Ag.
“Saya berharap dengan diadakan latihan bersama Ling Tien Kung di masjid ini dapat memberikan manfaat bagi para jemaah dan warga sekitar. Untuk sementara waktu latihan Ling Tien Kung diadakan setiap Minggu pukul 06.00 sampai selesai. Kalau ada permintaan waktu yang lebih, misalnya seminggu 2 kali, kami akan mengevaluasinya. Untuk selanjutnya Ling Tien Kung di Masjid Agung Gresik ini diberi nama Sasana Masjid Agung Gresik,” kata Ahmad Misbahul Abidin.
Tentang susunan pengurusnya, pihak masjid akan berkoordinasi dengan sasana yang ada di sekitar masjid. Seperti Sasana HIMPEN Petrokimia Gresik.
“Insya Allah kegiatan ini akan mendapat dukungan para jemaah dan warga sekitar masjid, karena tujuannya untuk menyembuhkan segala penyakit dan menyehatkan,” katanya.
Sementara itu, Dwyne dalam sambutannya mengatakan, Ling Tien Kung didirikan oleh almarhum kakeknya (Awiek Widjaja)---yang oleh muridnya dipanggil dengan sebutan Lao Shi---sejak 2005. Hingga kini Ling Tien Kung sudah menyebar ke seluruh pelosok nusantara (terdapat sekitar 3.000 sasana dengan anggota sekitar 40.000 orang).
“Ling Tien Kung merupakan terapi kesehatan, tanpa obat, tanpa alat dan tanpa ragat. Ling Tien Kung adalah amal. Kakek saya menginginkan agar Ling Tien Kung menyebar tidak hanya di Indonesia, tetapi di seluruh dunia. Karena masih banyak masyarakat yang kurang mampu tidak bisa berobat ke dokter. Jalan keluarnya yakni berlatih Ling Tien Kung, karena Ling Tien Kung menyembuhkan segala penyakit,” pungkas Dwyne.
Sementara doa dipimpin oleh KH. Mansoer Shodiq, M.Ag. setelah doa selesai, latihan bersama Ling Tien Kung dimulai dengan dipimpin oleh Bapak Dawi dan timnya dari Ole-Ole. (Erfandi Putra)
No comments:
Post a Comment