JAKARTA (DutaJatim.com) - Nilai tukar rupiah menguat ke Rp16.108 per dollar AS atau sebesar 1,21 persen pada perdagangan pasar spot, Jumat (27/3/2020) pagi. Sebelumnya, posisi rupiah berada di Rp16.305 per dollar AS pada perdagangan sehari sebelumnya, Kamis (26/3) sore. Posisi nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat pagi itu terbawa efek stimulus jumbo yang akan digelontorkan oleh pemerintah Amerika Serikat (AS).
Kepala Riset Monex Investindo Futures di Jakarta, Jumat 27 Maret 2020, mengatakan rupiah hari ini diprediksi terdorong oleh penguatan bursa saham AS pada Kamis (26/3) kemarin.
"Indeks saham AS yang menguat cukup besar kemarin karena optimisme stimulus pemerintah AS sebesar 2 triliun dollar AS untuk meredam dampak negatif wabah Corona terhadap perekonomian AS, bisa memberikan sentimen positif juga ke aset berisiko hari ini, termasuk ke rupiah," kata Ariston.
Senat AS sendiri sudah menyetujui proposal stimulus tersebut, tinggal DPR AS yang dikuasai oleh Partai Demokrat yang akan memberikan persetujuan pada Jumat hari ini.
Namun DPR AS diperkirakan juga akan langsung menyetujui paket stimulus tersebut melihat kondisi AS yang semakin parah.
"Rupiah berpotensi bergerak menguat ke arah Rp16.000, dengan potensi resisten di Rp16.305/dollar hari ini," kata Ariston.
Sebelumnya, rupiah pada Kamis kemarin ditutup menguat 195 poin atau 1,18 persen menjadi Rp16.305 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.500 per dolar AS.
Tak hanya rupiah, pagi ini mayoritas mata uang di kawasan Asia juga menguat terhadap dollar AS. Terpantau, won Korea menguat 1,45 persen, rupee India 1,25 persen dan ringgit Malaysia 0,57 persen.
Selanjutnya, yuan China juga turut menguat 0,55 persen, yen Jepang 0,27 persen, peso Filipina 0,12 persen, dollar Taiwan 0,11 persen, dan baht Thailand yang menguat 0,09 persen. Di sisi lain, pelemahan hanya terjadi pada lira Turki sebesar 0,09 persen serta dolar Hong Kong sebesar 0,02 persen terhadap dollar AS.
Kemudian di negara maju, mayoritas nilai tukar bergerak bervariasi terhadap dolar AS. Dollar Australia dan euro sama-sama menguat dengan nilai masing-masing sebesar 0,09 persen dan 0,08 persen. Sementara, poundsterling Inggris dan dolar Kanada masing-masing melemah 0,24 persen dan 0,21 persen terhadap dollar AS.
Tetap Khawatir Corona
Meski demikian Kepala Riset PT Monex Investindo Futures Ariston Tjendra menilai pergerakan rupiah berpotensi kembali melemah karena masih ada kekhawatiran pelaku pasar atas perkembangan virus corona (covid-19).
"Sementara pasar keuangan masih mengkhawatirkan penyebaran wabah korona. Ini bisa memperlambat pertumbuhan ekonomi global yang bisa menekan kembali pergerakan harga aset berisiko hari ini," kata Ariston seeperti dikutip dari CNNIndonesia.com, Jumat (27/3/2020).
Menurut Ariston, pasar keuangan masih menunggu berita baik persetujuan stimulus pemerintah AS yang belum disepakati di Kongres AS. Ia memprediksi persetujuan akan memicu penguatan harga aset berisiko hari ini, termasuk rupiah. Lebih lanjut, Ariston berpendapat rupiah berpotensi bergerak di kisaran Rp16.300 hingga Rp16.575 per dollar AS pada hari ini. (ant/hud)
Ilustrasi: Pixabay.com
No comments:
Post a Comment