PROBOLINGGO (DutaJatim.com) - Penyebaran virus corona Covid-19 di Jawa Timur semakin meluas. Termasuk di wilayah Probolinggo, Malang, dan Pasuruan, yang menjadi pintu masuk wisata Bromo. Karena itu Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) sebagai salah satu destinasi wisata nasional memutuskan, menutup aktivitas pariwisata sampai batas waktu yang belum ditentukan. Artinya, sampai wabah Covid-19 mereda.
Awalnya Balai Besar TNBTS membuat keputusan menutup aktivitas Gunung Bromo dan Gunung Semeru mulai 19 Maret 2020 hingga 31 Maret 2020. Keputusan ini akhirnya dianulir oleh Kepala Balai Besar TNBTS, John Kenedie, karena mempertimbangkan situasi pandemi Covid-19 yang semakin ganas sehingga keputusan itu pun diperpanajang.
"Kami memperpanjang penutupan untuk seluruh kawasan Taman Nasional. Sampai dengan pengumuman lebih lanjut atau batas waktu yang belum ditentukan," kata John Kenedie, Selasa, 31 Maret 2020.
Balai Besar TNBTS menutup seluruh akses wisata di Bromo dan Semeru karena memperhatikan status kedaruratan bencana wabah Covid-19, di Indonesia yang berlaku hingga 29 Mei 2020 oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
"Maka untuk meminimalisir dampak risiko semakin meluasnya Covid-19 di Indonesia, Balai Besar TNBTS memperpanjang penutupan. Sementara ini akan dievaluasi dengan memperhatikan kebijakan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan serta pemerintah daerah dalam upaya pencegahan penyebaran Covid-19," katanya.
John mengatakan, keputusan menutup akses di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru merupakan langkah ihtiar dalam memutus mata rantai penyebaran virus corona. Apalagi sebagai destinasi wisata favorit nasional Taman Nasional Bromo Tengger Semeru selalu dipadati wisatawan.
"Masyarakat diminta tetap tenang, tidak panik, waspada dan senantiasa berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa, agar wabah Covid-19 ini segera berlalu. Sehingga aktivitas kepariwisataan di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru khususnya, dan Indonesia pada umumnya kembali normal," katanya.
Adapun data per Senin, 30 Maret 2020, di Jawa Timur jumlah PDP bertambah 30 orang sehingga menjadi 366 orang. Jumlah orang dalam pemantauan atau ODP juga bertambah menjadi 5.812 orang. Sedangkan pasien positif menjadi 91 orang, 16 orang di antaranya dinyatakan sembuh. (vvn/wis)
Foto: pixabay.com/shutterstock
No comments:
Post a Comment