SURABAYA (DutaJatim.com) - Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot pada Jumat (20/3/2020) terus terpuruk. Bahkan menembus level psikologis 16.000. Hal ini membuat pengusaha di Jawa Timur semakin cemas mengingat perekonomian Jatim sudah terdampak badai virus Corona.
Untuk itu, Gabungan Importir Nasional Seluruh Indonesia (GINSI) Jawa Timur, berharap nilai tukar rupiah kembali normal setelah sempat berada di kisaran Rp16.000-an per dolar Amerika Serikat (AS). Hal itu agar pembelian sejumlah bahan baku kembali ke kondisi semula.
"Ini harus direm. Kalau dibiarkan kami beli bahan pokoknya mahal. Lalu nanti jualnya berapa. Apa mau ada yang beli dengan harga tinggi," kata Ketua Badan Pengurus Daerah GINSI Jawa Timur, Romzy Abdullah Abdat saat dihubungi di Surabaya, Jumat 20 Maret 2020.
Romzy menyadari kurs rupiah terus bergerak melemah akibat kepanikan pasar global yang disebabkan oleh wabah virus corona atau COVID-19.Wabah tersebut, telah melanda di lebih dari 100 negara dan telah merenggut lebih dari 8 ribu jiwa.
"Demi menghambat laju penularan COVID-19, berbagai negara menerapkan kebijakan yang ekstrem, di antaranya membatasi pergerakan masyarakat, menutup akses keluar masuk dan lain sebagainya. Dampaknya menghambat roda ekonomi global," katanya.
Romzy bisa memaklumi berbagai kebijakan tersebut karena nyawa manusia memang lebih berharga dari apa pun di dunia.Namun, dia merasakan sendiri kebijakan tersebut turut menghambat distribusi bahan baku bisnisnya sejak kasus COVID-19 pertama kali muncul di Wuhan, China.
"Sempat kembali normal saat wabah COVID-19 di Wuhan berhasil diatasi. Namun kembali harus mengencangkan ikat pinggang saat wabah COVID-19 kini masuk ke Indonesia," katanya.
Romzy berharap agar Pemerintah Indonesia jangan sampai menerapkan kebijakan lockdown dalam penanganan wabah COVID-19.
"Dengan tidak di-lockdown pabrik kami tetap bisa berjalan walaupun dalam kondisi rugi akibat masifnya penyebaran COVID-19. Tapi kalau di-lockdown, pabrik tidak berproduksi. Kerugiannya semakin besar karena ada banyak karyawan yang harus diliburkan," ucapnya
Rupiah Paling Terpuruk
Sementara itu, seperti dilansir dari data Bloomberg, Jumat pukul 10.06 WIB, di pasar spot, rupiah berada di posisi Rp 16.038 per dollar AS. Melemah 0,79 persen dibandingkan penutupan kemarin pada 15.913. Posisi ini merupakan yang terlemah dalam 22 tahun terakhir.
Untuk kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), rupiah berada di level Rp 16.273 per dollar AS. Melemah 3,57 persen dibandingkan sebelumnya pada 15.712.
Hal itu juga merupakan rekor terburuk sejak krisis moneter 1998.
Seperti dikutip dari kompas.com, Direktur PT Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan, melemahnya mata uang Garuda ini karena kepanikan yang melanda pasar.
"Pasar panik, rupiah saat ini sudah menyentuh level Rp 16.035 per dollar AS. Ini level kunci dan akan terus melemah sambil menunggu informasi virus corona," kata Direktur PT Garuda Berjangka Ibrahim. (ant/kcm)
Foto: Ketua Badan Pengurus Daerah GINSI Jawa Timur, Romzy Abdullah Abdat (Antara)
No comments:
Post a Comment