SURABAYA (DutaJatim.com) - Gubernur Jawa Timur selaku Ketua Gugus Tugas Lawan COVID-19 Provinsi Jawa Timur, akan memanggil tiga Kepala Daerah dengan eskalasi tinggi, Minggu, 19 April 2020 hari ini. Ketiganya dipanggil Minggu siang pukul 14.00 WIB di Gedung Negara, Grahadi. Daerah yang dipanggil tersebut adalah Surabaya, Sidoarjo dan Gresik.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan pertemuan itu membahas langkah selanjutnya dari Permenkes tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Untuk itu pihaknya telah melakukan rapat dengan Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) membahas situasi darurat Covid-19 di Surabaya Raya (Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik) ditambah Lamongan.
Dasar lain dalam pemanggilan tiga Kepala Daerah eskalasi tinggi itu terkait dengan hasil kajian epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga. Kajian menunjukkan scoring dengan nilai 10 untuk Kota Surabaya.
Hasil kajian dengan nilai skoring 10 adalah nilai tertinggi dari skala evaluasi. “Beberapa yang menjadi catatan adalah Doubling time telah terjadi empat kali. Telah terjadi transmisi level 2 (propagated spread), dan terjadi transmisi lokal maupun wilayah,” katanya.
Tindak Lanjut Permenkes
Selain itu hasil rapat PERSI menekankan pentingnya pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Kota Surabaya.
Kenapa Surabaya masuk eskalasi tinggi?
Berdasarkan data yang ada, per tanggal 17 April 2020, penyebaran COVID-19 di Surabaya telah menyeluruh di 31 Kecamatan yang ada. Per tanggal 18 April 2020, jumlah positif COVID-19 tembus angka 270 kasus. PDP sebanyak 703 orang dan ODP sebanyak 1.806 orang.
Pertemuan Minggu siang ini diharapkan menjadi tindak lanjut dari Permenkes tentang PSBB. Apa yang harus dilakukan dan langkah lebih konkrit dan terukur, bagaimana bersama-sama bisa menghentikan penyebaran COVID-19 sesegera mungkin.
Sekadar diketahui, di Kota Surabaya dari 31 kecamatan tercatat semua ada kasus terkonfirmasi positif COVID-19.
Sedangkan, Sidoarjo dari 18 kecamatan terdapat 14 kecamatan yang sudah terkonfirmasi ada positif COVID-19. Lalu di Gresik, dari 18 kecamatan yang sudah terkonfirmasi tercatat 11 kecamatan yang terkonfirmasi positif.
Lalu untuk Lamongan dari 27 Kecamatan tercatat ada 9 Kecamatan di mana di dalamnya ada yang sudah terkonfirmasi positif COVID-19.
“Dalam catatan penambahan yang terkonfirmasi positif setiap harinya di Surabaya ini, rata-rata yang berasal dari PDP berjumlah angka 50 sampai 60 orang,” ujar Khofifah lagi.
Pertimbangan Surabaya Raya
Yang dipertimbangkan selain Surabaya adalah Sidoarjo dan Gresik, karena berbatasan langsung dengan Surabaya. Selain itu, dua daerah itu memiliki pola interaksi kewilayahan yang sangat erat yang juga turut menunjukkan kenaikan kasus COVID-19 yang cukup signifikan.
Di Gresik tanggal 18 April angka yang positif ada 20 orang, dan 102 orang PDP, serta ODP sebanyak 1.073 orang. Kabupaten Sidoarjo saat ini yang terkonfirmasi positif ada 55 orang, PDP ada 118 orang dan 497 PDP.
Berdasarkan peta persebaran kasus konfirmasi positif COVID-19 berbasis GIS dengan kedalaman data di tingkat kecamatan, telah diketahui polanya. Kecamatan-kecamatan di Gresik dan Sidoarjo yang memiliki kasus konfirmasi positif menunjukkan pola cluster atau terkonsentrasi di wilayah perbatasan dengan Kota Surabaya.
Ditambah perkembangan yang terjadi di Surabaya, Sidoarjo dan Gresik, menunjukkan indikasi yang sejalan dengan petunjuk penentuan tingkat urgensi dari penerapan PSBB. (ima)
No comments:
Post a Comment