SIDOARJO (DutaJatim.com) – Rancangan Undang-undang Haluan Ideologi Pancasila (RUU HIP) menjadi perhatian banyak pihak. Bahkan dalam beberapa hari terakhir, RUU tersebut terus menjadi sorotan dari masyarakat. Salah satunya dari anggota Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (F-PKB) DPR RI, Syaikhul Islam Ali.
Saat sosialisasi empat pilar kebangsaan yang digelar di GOR Ponpes Bumi Sholawat Sidoarjo, Selasa 16 Juni 2020, Gus Syaikhul, sapaan akrabnya, bukan hanya meminta kepada pihak pondok agar memberlakukan protokol pencegahan Covid-19 mengingat kegiatan ini dihadiri 175 orang dari perwakilan guru dan masyarakat, tapi dia juga mengingatkan pentingnya menjaga empat pilar NKRI.
Anggota DPR RI dari Dapil Surabaya-Sidoarjo ini mengajak masyarakat untuk memahami dan memastikan kokohnya empat pilar kebangsaan, yang terdiri dari Pancasila, UUD 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan Bhinneka Tunggal Ika.
“Tanggung jawab kita bersama untuk memastikan bahwa empat pilar kebangsaan ini tetap kokoh menopang kehidupan berbangsa, dan bernegara di Republik yang kita cintai ini,” kata Gus Syaikhul, saat menggelar sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan, di Sidoarjo, Selasa (16/6/2020).
Masyarakat, kata Syaikhul, adalah komponen penting bagi keberlangsungan bangsa dan negara Indonesia.
“Jika masyarakat bersama-sama menjaga 4 pilar kebangsaan, dari ideologi lain yang bertentangan, maka Indonesia akan jaya dan masyarakatnya sejahtera,” tuturnya.
Karenanya, lanjut Syaikul, jika negara sudah tidak disibukkan untuk memerangi ekstremisme, maka negara akan fokus pada masyarakatnya. Untuk itu, empat pilar kebangsaan harus menjadi nilai dalam menjalani perilaku kehidupan sehari-hari.
“Sebagai warga negara Indonesia, sudah seharusnya nilai-nilai yang terkandung dalam Empat Pilar Kebangsaan ini menjadi pegangan dalam kehidupan sehari-hari,” terangnya.
Lebih jauh, Gus Syaikhul mengingatkan kepada para pendidik dan masyarakat agar para generasi muda dibentengi empat pilar kebangsaan. Dengan begitu, mereka tidak mudah terpapar paham radikalisme dan terorisme.
"Kami menilai semua komponen bangsa, baik kalangan tua maupun para generasi muda wajib mengetahui empat pilar kebangsaan itu. Sekaligus memahami dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari," terang anggota Fraksi PKB DPR RI ini.
Bagi putra Pengasuh Pesantren Bumi Sholawat, Desa Lebo, Kecamatan Sidoarjo ini, terdapat beberapa peran dalam setiap empat pilar kebangsaan itu. Menurutnya, Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara, UUD 1945 adalah konstitusi negara, NKRI sebagai bentuk negara, dan Bhinneka Tunggal Ika menjadi semboyan negara dalam menjaga NKRI itu.
"Keempat pilar itu, bisa menjadi dasar dalam menjaga toleransi dan keberagaman. Apalagi di Sidoarjo dan Surabaya memiliki warga yang beragam dan universal. Itu harus disyukuri sebagai karunia besar bagi bangsa ini," tegas Syaikhul.
Padahal, kata Syaikhul, paham radikalisme dan terorisme itu banyak ditunggangi kepentingan dari berbagai pihak yang ingin memecah belah NKRI. Baginya yang perlu diwaspadai adalah kelompok yang tidak suka dengan keutuhan bangsa, berusaha memecah belah dengan membawa isu SARA lewat paham radikalisme dan terorisme itu.
"Karena para generasi muda ini harus menjalankan empat pilar kebangsaan. Agar upaya kelompok yang berupaya memecah belah antarumat beragama maupun antargolong tidak terealisasi," paparnya.
Bagi Gus Syaikhul agar tidak terjebak dalam jurang perpecahan akibat isu SARA, paham radikalisme dan terorisme setiap komponen bangsa harus dikuatkan pemahaman empat pilar kebangsaan itu. "Generasi muda harus memahami negara ini dibangun dengan keberagaman (bhinneka tunggal ika). Karena itu yang dikedepankan adalah kepentingan bangsa, bukan kepentingan golongan atau kelompok tertentu," pungkasnya. (nas)