JAKARTA (DutaJatim.com) - Masyarakat dibikin heboh oleh tagihan listrik yang membengkak sampai tiga kali lipat. Masyarakat mengeluhkan naiknya tagihan litsrik lewat media sosial. Riuh warganet membahas masalah harga listrik naik berlipat-lipat ini hingga sempat jadi trending topic di twitter.
Salah satu yang mengeluh adalah Dessy T. Latuheru @DessyTarmini. "Kepada @pln_123. Ini gimana coba? Bulan lalu tagihan listrik saya 1,7 jt dan saya ngamuk2 dulu baru tagihan saya dinormalkan. Masa bulan ini harus ngamuk2 lagi sih?? Ngitungnya pake rumus apaaaa???? Tolong ya @pln_123 jangan terlalu biadablah kalo naikin tagihan listrik."
Kepada @pln_123 ,— Dessy T Latuheru (@DessyTarmini) June 4, 2020
Ini gimana coba?
Bulan lalu tagihan listrik saya 1,7 jt dan saya ngamuk2 dulu baru tagihan saya dinormalkan.
Masa bulan ini harus ngamuk2 lagi sih?? Ngitungnya pake rumus apaaaa???? Tolong ya @pln_123 jangan terlalu biadablah kalo naikin tagihan listrik. pic.twitter.com/cFvsp0IOB3
Hallo @pln_123 tagihan listrik saya bulan juni ini naiknya 3x lipat, emang harus gitu banget yaa? Saya belum jadi beli beras nih jadi nya 😢, biasa nya cm 90rb an aja.. Jd 270rb'an.. 😭😭 pic.twitter.com/Mj4mZkpajV— Roro Nurlia Devi (@RrDevi29) June 5, 2020
Begitu pula Roro Nurlia Devi @RrDevi29. "Hallo @pln_123 tagihan listrik saya bulan juni ini naiknya 3x lipat, emang harus gitu banget yaa? Saya belum jadi beli beras nih jadi nya Crying face, biasa nya cm 90rb an aja.. Jd 270rb'an."
PT PLN (Persero) telah mencatat pelanggan yang tagihan listriknya mengalami lonjakan. Bahkan, ada pelanggan yang tagihan listriknya bengkak sampai 200%.
Senior Executive Vice President Bisnis & Pelayanan Pelanggan PLN Yuddy Setyo Wicaksono mencatat, pelanggan yang tagihan listriknya naik di atas 20% sebanyak 4,3 juta pelanggan.
"Lonjakan tagihan listrik ini kita punya data di bulan Mei total kenaikan ada 4,3 juta kalau terhadap jumlah pelanggan pascabayar 34,5 juta maka sekitar 1/7," kata Yuddy dalam sebuah diskusi webinar bertajuk tagihan listrik naik selama pandemi, di Jakarta Senin (8/6/2020).
Kemudian, ada pelanggan yang kenaikan di atas 200%. Jumlahnya, kata dia, 6% dari 4,3 juta pelanggan yang tagihan listriknya naik di atas 20%.
"Yang naik di atas 200% dari data kami hanya sekitar 6% dari yang naik di atas 20%. Dari 4,3 juta hanya 6%," ujar Yuddy.
Dia menuturkan, terbanyak ialah pelanggan yang mengalami lonjakan antara 20 sampai 50%. "Terbanyak antara 20-50% yaitu sebanyak 2,4 juta, di bawah 50%," tutur Yuddy.
PT PLN (Persero) juga telah mengeluarkan kebijakan untuk meringankan beban masyarakat yang tagihan listriknya jebol karena pemakaian listrik yang lebih besar saat work from home (WFH). Selain itu karena perhitungan meteran listrik berdasarkan rata-rata 3 bulan terakhir.
Yuddy Setyo Wicaksono mengatakan, PLN mengeluarkan kebijakan di mana kelebihan tagihan listrik itu bisa dicicil. "Kami punya perhitungannya perkiraannya 60% dari kenaikan dicicil selama 3 bulan mulai bulan depan. Sementara 40% dari kenaikan dibayarkan Juni ini," kata Yuddy.
"Kita paham kondisi para pelanggan dengan angsuran tersebut bisa meringankan," ujarnya.
Ia pun memberikan sebuah simulasi. Misalnya, tagihan listrik yang biasa dibayar pelanggan ialah Rp 1 juta. Karena perhitungan rata-rata, yang dibayarkan pelanggan tetap Rp 1 juta padahal karena WFH yang harusnya dibayarkan ialah Rp 1,6 juta.
Nah, kelebihan sebanyak Rp 600 ribu inilah yang bisa dicicil. Sebanyak 40% dibayar di bulan Juni, artinya, pelanggan membayar tagihan listrik biasanya Rp 1 juta ditambah 40% tersebut.
"Maka yang saya bayar Juni adalah Rp 1 juta ditambah 40% kali kenaikan tadi Rp 600 ribu, Rp 240 ribu. Berarti di Juni saya membayar Rp 1.240.000," ungkapnya.
Sementara, sisanya sebanyak Rp 360 ribu atau 60% kenaikan tadi dicicil 3 bulan untuk Juli, Agustus, dan September. "Sisanya Rp 360 ribu dibayar selama 3 bulan masing-masing Rp 120 ribu Juli, Agustus, September. Pemakaian saya di bulan Juli apa adanya berapa, ditambah Rp 120 ribu untuk bulan Juli, Agustus, September," katanya. (hud/dtf)