JAKARTA (DutaJatim.com) - Pemerintah melalui Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi memastikan akan tetap membuka lowongan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS). Kali ini untuk mengisi jabatan-jabatan strategis. Namun, seperti sebelumnya, tenaga guru dan kesehatan tetap menjadi prioritas.
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MenpanRB) Tjahjo Kumolo mengatakan, paling dibutuhkan adalah tenaga pendidikan dan pengajar. Selain itu, tenaga kesehatan juga jadi fokus pemerintah dalam mencari tenaga ASN.
Saat ini tenaga pengajar atau guru masih kekurangan 700.000 baik di pusat maupun daerah. Selain itu, ada 270.000 tenaga kesehatan juga masih kekurangan pegawai.
"Masih kurang 700.000 tenaga pendidik, 270.000 tenaga kesehatan baik dokter, bidan maupun perawat," kata Tjahjo dalam diskusi virtual, Senin (22/6/2020).
Selain itu, pemerintah juga akan membuka tenaga penyuluh. Hal ini mengingat baik penyuluh pertanian, kehutanan, hingga perkebunan masih membutuhkan sekitar 100.000 tenaga ASN baru.
"100 ribu penyuluh pertanian pengarian, kehutanan dan sebagainya. Ini dalam konteks bapak Presiden dalam hal penyederhanaan birokrasi. Saya kira ini harus kita cermati bersama," katanya.
Tjahjo menambahkan pemerintah tidak akan membuka kembali lowongan pada tenaga administrasi. Hal itu mengingat jumlahnya sudah cukup banyak yakni 1,6 juta pegawai dari 4,3 juta ASN di seluruh Indonesia.
"Penerimaan CPNS tahun kemarin kita arahkan tidak menerima pegawai administrasi kembali. 4,3 juta ASN kita 70% di daerah itu 1,6 juta lebih itu adalah pegawai dalam standar administrasi ini yang mulai kita kurangi," katanya. (vvn/hud)