SURABAYA (DutaJatim) - Pemerintah Provinsi Jawa Timur siap memberikan fasilitasi bagi pondok pesantren yang akan menyambut santri kembali belajar dan melakukan aktivitas di ponpes dalam koridor new normal di tengah pandemi Covid-19.
Namun siswa di madrasah yang memulai kegiatan belajar mengajar per 2 Juni 2020 tetap dengan sistem belajar di rumah. Ini khusus santri yang ada di sekolah atau madrasah.
Sedang santri yang hanya mengaji dan tidak mengikuti program pendidikan formal, juga siap kembali ke pesantren mengikuti pendalaman pembelajaran keagamaan. Karena tahun ajaran baru biasa dilakukan di bulan Syawal tahun Hijriyah.
Bagi pondok pesantren yang siap untuk menerima santri kembali belajar, Pemerintah Provinsi Jawa Timur siap memberikan mitigasi dan sinergi agar bisa menerapkan protokol kesehatan secara baik.
“Sesuai maklumat PWNU tentang pembukaan pembelajaran santri di pesantren menjadi kewenangan masing-masing pengasuh pondok pesantren," kata Gubernur Khofifah.
"Namun sesungguhnya santri pondok yang tidak ada pendidikan formal dan hanya program ngaji, mereka bisa langsung masuk ke pondok dengan memperhatikan protokol kesehatan ,” kata Gubernur Khofifah, dalam konferensi pers di Gedung Negara Grahadi, Senin (1/6/2020) malam.
Lebih lanjut Pemprov Jatim sudah menyiapkan sejumlah rencana untuk bisa mendukung dan membantu pesantren untuk bisa menegakkan protokol kesehatan.
Gubernur rencananya akan memberikan bantuan alat perlindungan diri (APD) ke setiap poskestren di Jawa Timur dengan total bantuan APD yang akan diberikan sebanyak 34.650 buah. Bantuan APD untuk 1.286 pondok yang di dalamnya terdapat poskestren.
Selain itu Pemprov Jatim juga akan membagikan vitamin C pada santri dengan total bantuan sebanyak 92.836 blister. Dan juga untuk ustadz dan ustadzah sebanyak 52.759 blister.
Masker juga menjadi item yang juga akan didistribusikan pada pondok pesantren yang siap untuk menyambut santrinya untuk memulai kegiatan belajar dan mengaji.
Total bantuan masker yang akan disalurkan ke pondok pesantren ada sebanyak 464.182 buah untuk santri dan juga sebanyak 52.759 buah untuk ustadz dan ustadzah.
Selain itu bantuan berupa tempat cuci tangan sebanyak 18.564 buah juga akan didistribusikan ke pondok pesantren. Juga sebanyak 981.122 botol hand sanitizers untuk santri dan ustadz ustadzah yang ada di pesantren-pesantren di Jawa Timur.
Dan yang tak ketinggalan, agar pondok pesantren bisa selalu terjaga untuk kebersihannya dari virus, Pemprov Jatim juga akan menyebar sprayer dan desinfektan yang penyemprotannya diharapkan akan dilakukan oleh warga sekitar melalui program cash for work.
Terakhir, para ustadz dan ustadzah juga disiapkan bantuan sembako. Mereka adalah ustadz dan ustadzah yang bermukim. Total ada sebanyak 44.845 orang ustadz dan ustadzah yang akan mendapat bantuan sembako.
“Bantuan ini kami rencanakan untuk mendukung penegakan protokol kesehatan. Agar setiap pesantren bisa melakukan persiapan untuk dimulainya proses belajar mengajar di pesantren,” kata Khofifah.
Dengan begitu Khofifah berharap kegiatan belajar mengajar santri di pesantren bisa tetap terjaga dan aman dari penyebaran pandemi Covid-19.(gas)