Selama pandemi Covid-19 angka kehamilan ternyata naik. Diduga hal ini karena semua orang bekerja dari rumah sehingga suami istri lebih sering bertemu.
GUBERNUR Jabar Ridwan Kamil pun berseloroh mengenai tingkat kehamilan yang tinggi di sejumlah daerah pada masa pandemi COVID-19. Ridwan Kamil melontarkan candaan melalui akun Instagramnya, yakni @ridwankamil.
Pria yang akrab disapa Kang Emil itu dalam unggahannya mengatakan bahwa, pada masa pandemi ini bisa saja seseorang dinyatakan negatif COVID-19, tapi positif hamil.
"Negatif COVID tapi positif hamil. Mohon para suami rada diselowkan dulu, jangan digaskeun teuing (mohon para suami agak dipelankan dulu, jangan terlalu sering)," kata Kang Emil guyon.
Dia pun kembali bertanya kepada netizen soal pemberian nama anak yang lahir pada pandemi COVID-19. "Kalo lahir masih saat pandemi covid, nama bayinya kira-kira apa?" tulisnya.
Tayangan itu mendapatkan 127.992 respons netizen. Mereka pun mengomentari tayangan tersebut dengan berbagai komentar yang mengundang gelak tawa.
"Coronawati kalau perempuan, Coronawan kalau laki laki," tulis pemilik akun @an***********10
"nur covida maskerita," tulis @mhi********lah
"Nama bayi kami, lahir 14 Mei 2020: Marcovwindu Iamero , yg artinya Menang thdp Covid , pa," tulis akun @ma****ot.
Dampak tidak langsung pandemi Covid yang harus juga diwaspadai:— ridwan kamil (@ridwankamil) June 2, 2020
Negatif covid tapi Positif hamil. :) pic.twitter.com/9NowkthLd4
Namun banyaknya orang hamil selama pandemi Corona atau COVID-19 bukan guyonan belaka. Itu fakta. Salah satunya bisa dilihat di rumah sakit Ibu dan Anak (RSIA) Cahaya Bunda Kota Cirebon, Jawa Barat, yang memang meningkat. Work from home (WFH) atau bekerja dari rumah menjadi salah satu alasannya.
"Kalau secara keseluruhan di Kota Cirebon saya kurang tahu persis. Tapi, kalau untuk di rumah sakit kita ada peningkatan pasien kehamilan sekitar 10 persen selama pandemi dibandingkan biasanya," kata pemilik RSIA Cahaya Bunda Yasmin Dermawan saat ditemui kemarin.
Lebih lanjut, Yasmin mengatakan setiap bulannya ia mampu menangani sekitar 1.400 pasien. Dari angka tersebut, lanjut Yasmin, sekitar 80 persennya merupakan pasien hamil.
"Dari 1.400 pasien ini, sekitar 80 persen atau 1.000 pasien yang hamil. Selama pandemi ada peningkatan 10 persen per bulannya, artinya ada penambahan 100 pasien hamil perbulannya. Jadi, totalnya ada 1.100 pasien hamil yang ditangani selama pandemi," papar Yasmin.
Yasmin mengatakan kebijakan WFH atau stay at home menjadi salah satu faktor melonjak pasien hamil di rumah sakit miliknya. Menurut Yasmin selama pandemi hubungan pasangan suami istri (pasutri) semakin meningkat.
"Ini terjadi pada pasutri baru, maupun pada pasangan yang sudah lama belum kehamilan. Saya punya pasien yang tujuh tahun baru hamil. Alhamdulillah dia hamil tanpa program, suaminya bekerja dari rumah," kata dokter spesialis kandungan itu.
Lebih lanjut, Yasmin menjelaskan tentang persiapan rumah sakitnya untuk menangani pasien positif COVID-19 yang hendak melahirkan, utamanya untuk persalinan secara normal. Yasmin mengaku saat ini sedang merancang kaca pembatas bagi pasien melahirkan yang terinfeksi COVID-19.
"Ya masih kita rancang alatnya. Kalau untuk yang pasien positif sesar, kita gunakan APD level 3. Kalau untuk pasien yang tidak positif (COVID-19), ya kita biasa saja. Tapi, tetap sesuai protokol kesehatan," ujar Yasmin. (det/wis)