Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Gubernur Khofifah: Segera Dibangun Kampus Internasional di Ponpes Amanatul Ummah Pacet

Wednesday, July 29, 2020 | 11:16 WIB Last Updated 2020-07-29T04:16:39Z




MOJOKERTO (DutaJatim.com) - Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, menginformasikan  rencana pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim MAg, mendirikan universitas bertaraf internasional di Kompleks Ponpes Amanatul Ummah, Desa Kembangbelor Kec. Pacet Kab. Mojokerto. Saat ini di lingkungan Ponpes Amanatul Ummah Pacet sudah ada kampus yang megah yakni Institut Pesantren KH Abdul Chalim (IKHAC). 

"Akan didirikan universitas bertaraf internasional, yang bisa menjadi speaker bagi kualitas pendidikan Indonesia ke negara-negara lain," kata Gubernur Khofifah usai meresmikan asrama putra Gunung Jati di kompleks Pondok Pesantren tersebut, Selasa (28/7/2020).

Bukan hanya soal kualitas pendidikan, kata Gubernur Khofifah, tapi juga soal keindahan-keindahan lain dalam pendidikan pesantren. Layanan pendidikan yang menjadi referensi, bukan hanya kualitas tapi juga keindahan tertentu, sebab di Ponpes Amanatul Ummah memberikan suasana bagi para siswa dan mahasiswa untuk belajar lebih baik, tentang bagaimana menimba ilmu umum dan ilmu pengetahuan agama, yang mengantarkan masyarakat--siswa dan mahasiswa-- untuk meningkatkan kualitas SDM di bidang ilmu duniawi dan ukhrawi.

"Pemenuhan kebutuhan duniawi dan pemenuhan kebutuhan ukhrawi harus dengan ilmu. Siapa yang ingin bahagia di dunia harus dengan ilmu, dan siapa yang ingin bahagia di akhirat juga harus dengan ilmu. Semua ada di pesantren ini," kata Gubernur Khofifah. 

Gubernur Khofifah mengatakan bahwa mahasiswa di IKHAC kompleks Ponpes Amanatul Ummah berasal dari 9 negara. Mereka di antaranya dari Sudan, Kazakstan, Thailand, Malaysia, Uzbekistan serta negara dari daerah Asia dan Afrika. Mahasiswa luar negeri yang paling banyak berasal dari Thailand yaitu sekitar 15 hingga 20 mahasiswa.

Lebih lanjut, Khofifah mengatakan bahwa proses pembibitan Sumber Daya Manusia (SDM) berkualitas yang dilakukan di pondok pesantren Amanatul Ummah ini mulai dari SMP, SMA, kemudian Tsanawiyah, Aliyah hingga perguruan tinggi S1 dan S2.

“Nyambung dan Nanti insya Allah rencananya ada Internasional University di sebelah sini. Ini akan menjadi speaker bagi Indonesia ke negara-negara lain bahwa ada layanan pendidikan yang mungkin akan menjadi referensi keindahan tertentu bukan hanya kualitas pendidikannya, tapi bahwa suasana yang bisa memberikan semangat untuk belajar lebih baik,” kata Khofifah sambil meninjau bangunan di sekitar kampus itu.

Mantan Menteri Sosial ini juga menandaskan bahwa saat ini sudah banyak pesantren – pesantren yang mengkombinasikan antara pendidikan agama dengan pendidikan modern. Saat ini juga mulai terlihat penguatan dari ilmu pengetahuan umum di pesantren. Di mana semua pesantren tersebut memiliki niat yang sama yaitu bagaimana penguatan kualitas untuk mencapai standar kehidupan duniawi dan ukhrawi.

“Penguatan kualitas untuk mencapai standar kehidupan duniawi dan ukhrawi ini kita secara seimbang dan menjadi penting. Karena jangan sampai kemudian ketika mencapai kemajuan pada tahap tertentu kemudian orang masih dalam proses mencari Tuhan. Penguatan ini yang sudah dibangun pondasinya, ada SMP, ada Tsanawiyah, SMA, ada aliyah, lalu ada perguruan tingginya sampai S2 di pesantren ini,” tandasnya.

Dalam kesempatan itu Gubernur Khofifah menekankan pentingnya disiplin akan protokol kesehatan. Dia meminta pada masyarakat untuk tetap mengenakan masker saat keluar rumah, sebab masker akan menolong diri sendiri dan orang lain. Selama vaksin belum ditemukan, maka vaksin yang paling efektif adalah disiplin akan protokol kesehatan. “Jaga jarak, cuci tangan dengan sabun, memakai masker, itu menjadi kuncinya,” ujarnya.

Sebelumnya Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MAg, kepada DutaJatim.com mengatakan soal rencana membangun kampus internasional yang megah. Saat ini sudah ada lahan yang luas untuk kampus tersebut yang lokasinya masih satu kompleks dengan Ponpes Amanatul Ummah.

Kiai Asep mengaku prihatin terhadap kondisi pendidikan di Indonesia. Sebab, meski Indonesia merupakan negara besar dengan jumlah penduduk 261.890.900 penduduk mayoritas muslim, tapi hingga sekarang belum memiliki perguruan tinggi bertaraf dunia yang menjadi rujukan internasional. Padahal negara kecil seperti Yaman yang penduduknya sekitar 23 juta jiwa memiliki banyak perguruan tinggi internasional. "Yaman saja punya dan bisa menggratiskan mahasiswa dari seluruh dunia,” katanya. 

Karena itu Kiai Asep yang juga Ketua Umum Pengurus Pusat Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) itu merasa terpanggil untuk mendirikan perguruan tinggi Islam internasional yang bisa menggratiskan mahasiwa dari seluruh dunia. “Mohon doanya, saya akan membangun universitas Islam internasional sepanjang dua kilo meter dan gratis,” kata Kiai Asep yang putra kiai salah satu pendiri NU, KH Abdul Chalim.

Kiai Asep mengaku sudah menyiapkan lahan yang membentang dari Pondok Pesantren Amanatul Ummah sampai ke lokasi Institut KH Abdul Chalim. Lahan tanah itu memanjang di atas perbukitan sehingga bangunan universitas Islam Internasional itu bakal asri dan sejuk dengan latar belakang pegunungan yang indah.

Kiai Asep mengaku sudah merintis obsesi besarnya itu. “Sekarang di Institut KH Abdul Chalim sudah ada mahasiswa dari 9 negara yang kuliahnya gratis,” katanya. Cikal bakal mahasiswa dari beberapa negara itu akan dikembangkan menjadi 30 negara dalam waktu dekat. (gas/din)

×
Berita Terbaru Update