JEMBER (DutaJatim.com) - Sejumlah kiai dan ulama berencana turun ke jalan bertepatan dengan digelarnya sidang paripurna hak menyatakan pendapat di Gedung DPRD Jember pada Rabu, 22 Juli 2020 hari ini.
Potensi besarnya massa juga terlihat dari rencana pengamanan kepolisian dengan mengerahkan ribuan pasukan. Sejumlah ruas jalan bahkan ditutup tanpa dilewati kendaraan.
Para ulama menyuarakan agar DPRD setempat membuat keputusan memakzulkan Bupati Jember Faida. Usaha melengserkan Faida itu lantaran dinilai telah banyak menyalahgunakan wewenang yang berdampak luas.
Hal itu diutarakan oleh KH Baiquni Purnomo dengan menyebut lebih dari 1.500 ulama telah melakukan kajian mendalam dan menyimpulkan bupati tepat jika dilengserkan.
"Kami menuntut hak pemakzulan, karena Bupati melanggar aturan dan merugikan masyarakat Jember," tutur Pengasuh Sholawatan Al Ghofilin itu, Selasa, 21 Juli 2020 malam.
Berbagai alasan sebagai dasar tuntutan tersebut. Di antaranya, keterlambatan APBD yang selalu terjadi tiap tahun sejak 2017 hingga 2020.
"Sekarang ini paling parah. Sampai bulan Juli, tapi APBD 2020 belum juga selesai, jelas kepentingan ekonomi, pendidikan, kesehatan, infrastruktur, pertanian masyarakat dan banyak lagi, terbengkalai," ujar pria yang biasa disapa Gus Baiqun itu.
Menurutnya, kondisi semakin diperparah dengan buruknya kinerja pemerintah daerah yang dibuktikan dengan munculnya berbagai kasus korupsi dan terkini hasil audit berupa disclaimer dari BPK.
"Ini adalah sejarah terburuk bagi Jember. Bupati sudah tidak mampu memimpin dengan cara baik dan benar," tegasnya.
Gus Baiqun menyampaikan, sikap para ulama bukan terkait Pilkada. Melainkan lebih dikarenakan kebijakan Bupati yang banyak dianggap menyimpang.
KH Farid Mujib, pengasuh pondok pesantren Mambaul Ulum II, Desa Pace, Kecamatan Silo, mengatakan, bahwa gerakan ulama sangat masif.
"Dari para kiai-kiai kampung se-kabupaten Jember termasuk saya. Dari Silo saja ada 16 kendaraan roda empat dan lebih 50 sepeda motor. Masih butuh kendaraan lagi, karena banyak yang ikut bergerak," ungkapnya.
Kasubag Pengendalian Operasi Polres Jember, AKP Mahrobi Hasan menjelaskan pengamanan aksi dengan mengerahkan sekitar 1.000 personil.
Polisi juga sampai menutup akses empat ruas jalan, karena sudah memprediksi aksi massa bakal membesar. "Untuk kelancaran, ruas jalan yang ditutup Jalan Jawa, Jalan Kalimantan, Jalan Sumatera, serta Jalan Bengawan Solo," paparnya. Sementara, arus kendaraan akan dialihkan dengan petunjuk dan penjagaan dari polisi lalu lintas. (sut/ndc)