Kiai Asep saat berkhutbah Idul Adha di Masjid Raya KH Abdul Chalim, Jumat pagi tadi.
|
MOJOKERTO (DutaJatim.com) - Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MAg, menegaskan, Nabi Ibrahim as, mendapatkan ujian yang amat berat dari Allah SWT. Hal itu akibat Nabi Ibrahim as dinilai Allah terlalu cinta kepada sesuatu selain Allah SWT sendiri. Cinta Nabi Ibrahim seolah melebihi cintanya kepada Allah, yakni terhadap sang putra -- Nabi Ismail.
"Hal itu dikarenakan Nabi Ibrahim as hingga berumur 80 tahun belum dikaruniai keturunan anak. Namun setelah doa dan ikhtiarnya dikabulkan Allah, isterinya -- Siti Hajar -- melahirkan bayi laki-laki yang kemudian diberi nama Ismail, Nabi Ibrahim sungguh sangat menyayanginya," Kiai Asep --panggilan Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, dalam Khutbah Idul Adha di Masjid Raya KH Abdul Chalim Ponpes Amanatul Ummah Pacet Mojokerto, Jumat (31/07/2020) tadi pagi.
Hingga Ismail berumur sekitar 9 tahun sampai 11 tahunan, Nabi Ibrahim mendapat ujian lewat mimpi agar menyembelih putra kesayangannya, Ismail. Saat itu bertepatan pada tanggal 8 Dzulhijjah adalah mimpi pertama. Dengan mimpi ini, Nabi Ibrahim masih dalam keragu-raguan.Karena itu saat tanggal 8 Dzulhijjah dinamakan Tarwiyah dan disunnahkan puasa.
Berikutnya hari kedua tepat tanggal 9 Dzulhijjah, Nabi Ibrahim bermimpi yang sama, yakni diperintahkan menyembelih putranya, Ismail. Saat ini Nabi Ibrahim baru punya keyakinan bahwa mimpinya adalah Wahyu dari Allah SWT. Karena itu tepat 9 Dzulhijjah dinamakan Arofah (penuh keyakinan) dan juga disunnahkan puasa. Sehingga kini tanggal 8-9 Dzulhijjah disunnahkan puasa Tarwiyah dan Arofah.
"Karena itu, hikmah dari kisah ini ada semua hambah Allah SWT tidak terlalu mencintai dunia dan segala sesuatu selain Allah SWT, agar ringan ujiannya,"tegas Kiai Asep.
Dalam kelanjutan kisah Nabi Ibrahim as dan Nabi Ismail akhirnya saling sharing (dalam istilah zaman now), dan Ismail sendiri mempersilakan sang Ayahanda - Nabi Ibrahim-- untuk melaksanakan perintah Allah tersebut.
Kini kisah tersebut dijadikan peringatan Hari Raya Idul Qurban. Agar orang yang beriman kepada Allah SWT, lanjut Kiai Asep, juga bisa membuktikan diri untuk berkurban atas segala harta dan benda yang dimiliki.
Penyembelihan hewan qurban di Ponpes Amanatul Ummah Siwalankerto Surabaya. |
Usai sholat Id, seluruh jamaah dan tamu dipersilakan beramah-tamah dan makan ke rumah Kiai Asep. Sekitar pukul 09.00 acara dilanjutkan penyembelihan hewan qurban dan pembagian sapi dan kambing kepada masyarakat dan lembaga sekitar di Kabupaten Mojokerto, Surabaya, serta Pasuruan dan Jawa Barat.
Disebutkan Kiai Asep, dalam perayaan Idul Adha ini dibagikan kepada masyarakat dan lembaga di desa-desa tersebut di atas, sebanyak 250 ekor kambing dan 50 sapi. Hewan-hewan qurban itu sempat dikumpulkan di kampus IKHAC, di lapangan belakang rumah Kiai Asep serta di belakang gedung Madrasah Aliyah MBI.(oko, gas, din)