MOSKOW (DutaJatim.com) - Sebanyak 29 mahasiswa Indonesia asal Kalimantan Timur kembali ke Indonesia pada Sabtu, 25 Juli 2020 setelah selesai menempuh studi di Rusia. Mereka adalah penerima program beasiswa yang dikirim Pemprov Kaltim tahun 2014 untuk mendalami bidang perkeretaapian atas kerja sama antara Pemprov Kaltim dengan PT. Kereta Api Borneo.
Kepulangan mahasiswa tersebut di tengah pandemi Covid-19 yang belum berakhir. Namun dalam beberapa waktu terakhir, situasi Covid-19 di Rusia, khususnya Moskow, sudah membaik.
Kepulangan menggunakan penerbangan komersil. KBRI Moskow membantu proses kepulangan mereka. Dua orang staf KBRI Moskow turut memfasilitasi dan mengantar keberangkatan mereka dari bandara internasional Domodedovo, Moskow. Mahasiswa yang pulang mengikuti protokol kesehatan dan penerbangan, seperti melakukan tes swab Covid-19 sebelum keberangkatan yang hasil tesnya negatif.
Studi di Rusia selama 6 tahun memberikan kesan tersendiri bagi para mahasiswa Indonesia. Suka dan duka dirasakan mereka, termasuk jauh dari orang tua dan keluarga. Namun, kehadiran KBRI Moskow sangat berarti, seperti dirasakan oleh Yulan Cahya dan Rantina Purba yang kuliah di Russian University of Transport di Moskow, serta Riaelsa Septri Masuroh dan Hendra Reimon Pangemanan yang kuliah di St. Petersburg State Transport University. Mereka menyampaikan ucapan terima kasih atas perhatian KBRI Moskow terhadap para mahasiswa, khususnya di saat pandemi berlangsung.
Menurut Hendra, KBRI Moskow selalu mengingatkan para mahasiswa untuk menjaga kesehatan dan menjaga diri, serta selalu memberi informasi dan menanyakan kabar mahasiswa. Ditambahkannya, KBRI Moskow juga memberikan bantuan vitamin dan masker.
“Saya mengucapkan terima kasih banyak kepada KBRI Moskow yang telah banyak membantu kami. Semoga masyarakat Indonesia di Rusia selalu sehat, saling membantu, dan saling menolong, karena kita keluarga,” kata Hendra, spesialis di bidang Railway Rolling Stock.
Duta Besar Republik Indonesia untuk Federasi Rusia merangkap Republik Belarus, M. Wahid Supriyadi menyampaikan apresiasi yang tinggi atas kelulusan para mahasiswa Indonesia di Rusia. Menurut Dubes Wahid, 6 tahun merupakan waktu yang tidak sebentar yang ditempuh para mahasiswa Indonesia asal Kaltim ini. Studi di Rusia juga tidak mudah. Mahasiswa dihadapkan pada berbagai tantangan, tidak hanya mata kuliah itu sendiri, tetapi aspek lainnya, seperti iklim, lingkungan, bahasa, dan budaya.
“Mereka adalah para mahasiswa yang luar biasa, berhasil lulus dan dapat mengatasi berbagai tantangan selama studi, termasuk dampak pandemi Covid-19 di tahun terakhir studi mereka,” kata Dubes Wahid.
Dubes Wahid berharap agar para mahasiswa yang pulang mendapat kelancaranan selama perjalanan dan sekembalinya ke Indonesia dapat turut membangun bangsa dan negara Indonesia, termasuk Kaltim, dengan ilmu pengetahuan dan keahlian yang dimilikinya. Selain itu, Dubes Wahid juga berharap mereka dapat terus berperan untuk lebih mengembangkan hubungan bangsa Indonesia dengan Rusia.
Pada tahun 2020 di Rusia tercatat 645 mahasiswa dari berbagai wilayah di Indonesia dari Sumatera, Jawa, Bali, Kalimantan, Maluku, hingga Papua. Mereka studi di 41 kota di Rusia, dari Kaliningrad di wilayah paling barat, hingga Vladivostok di wilayah paling Timur.
Sebanyak 102 mahasiswa lulus tahun 2020, termasuk 41 mahasiswa asal Kaltim, yang mendalami perkeretaapian. Kepulangan mahasiswa Indonesia secara bergelombang. Sebelum pulang, mereka mengurus kelengkapan dokumen studi, khususnya legalisasi ijazah.
Pandemi Covid-19 berdampak pada para mahasiswa. Saat diberlakukannya isolasi mandiri dan Pembatasan Sosial Berskala Besar di Rusia dari akhir Maret hingga pertengahan Juni 2020, mereka tidak dapat ke luar asrama secara bebas. Para mahasiswa kuliah secara virtual atau jarak jauh. Ujian semester, termasuk ujian kelulusan dan wisuda juga dilakukan secara virtual. (Gatot Susanto)