Exotice Mengare cukup instagramable. |
GRESIK (DutaJatim.com) - Destinasi wisata di Kabupaten Gresik selama ini didominasi wisata religi. Khusunya wisata religi Makam Sunan Giri dan Maulana Malik Ibrahim. Padahal banyak sekali wisata alam dan sejarah yang juga menakjubkan. Misalnya di Pulau Bawean dan pantai mangrove Pulau Mengare yang ada di Desa Watu Agung, Kecamatan Bungah, Kabupaten Gresik. Pantai ini menyimpan keindaham alam. Selain itu juga ada jejak peninggalan Penjajah Belanda berupa Benteng Lodewijk.
Untuk menuju Pulau Mengare wisatawan harus melalui kawasan tambak. Warga di pantai utara Gresik memang hidup dari nelayan dan budi daya ikan di tambak. Selanjutnya pelancong harus mencarter perahu dengan harga tiket masing-masing orang Rp 15 ribu untuk mengantar ke Pulau Mengare pulang pergi. Tapi bila rombongan dalam jumlah kecil tentu kita tidak bisa berlama-lama menikmati ombak Laut Jawa dan desir angin laut. Kecuali dalam rombongan yang banyak. Tentu kasihan pak perahunya, tul kan gaes?
Sesampai di Pulau Mengare kita disambut oleh palang bertulisan "Exotic Mengare". Selanjutnya pengunjung bisa melihat keindahan Pantai Ayang-ayang. Disebut ayang-ayang karena pengunjung melihat panorama dari bayangan pantai lain di sebelah lokasi tersebut.
Selanjutnya kalian bisa menuju benteng yang dibangun Pemerintah Kolonial Belanda di era Gubernur Jenderal Daendels pada tahun 1808. Namanya "Benteng Lodewijk". Nama ini dipilih untuk menghormati Louis Napoleon Bonaparte, Raja Belanda saat itu yang merupakan adik dari Napoleon Bonaparte. Kalian bisa camping, mancing, atau keliling pantai melihat reruntuhan sejarah.
"Saya lama tak melihat pantai, jadi senang ke Mengare. Pantainya indah. Indah juga mengenang zaman Belanda dulu mengawasi Selat Madura dari lokasi ini. Membayangkan nonik-nonik Belanda, yang konon katanya suaranya kadang muncul menyapa wisatawan. Tapi saya tadi kok tidak ketemu sama beliau nonik-nonik Belanda itu ya hehehe...," kata cak Fakih dan Cak Budi yang menyambangi Pulau Mengare, Rabu 22 Juli 2020 kemarin.
Lodewijk merupakan penyebutan orang Belanda terhadap "Louis". Tujuan dibangunnya Benteng Lodewijk tak lain untuk mempertahankan Pulau Jawa dari serangan Inggris, di samping untuk mengawal pembangunan jalan raya jalur pantai utara Jawa yang sangat fenomenal itu. Selain itu Belanda juga mengawasi lalu lintas laut di Selat Madura yang dulu sangat strategis dari benteng ini.
Berperahu menuju Mengare. |
Ada kisah horornya juga di benteng ini. Pengunjung diminta uluk salam sebab masih ada anggapan bahwa arwah para nonik-nonik Belanda masih gentayangan di lokasi ini. Yang lucu, uluk salam itu kadang dimaknai sebagai ucapan salam umat Islam. "Assalamualaikum...." Padahal kan nonik-nonik Belanda itu bukan muslim gaess. Lalu apa harus uluk salam good morning atau good afternoon? Ya terserah kalian lah. Tapi jangan terjebak musrik lo ya!
Entah benar atau tidak, ya..., begitulah lokasi wisata, selalu ada kisah misteri sebagai daya pikatnya. Tapi memang tidak ada salahnya juga kita uluk salam dengan cara Islam sebab penghuni di Pulau Mengare yang tidak tampak itu bisa jadi ada yang muslim hihihihi.
Benteng Lodewijk sendiri terletak di atas Pulau Mengare, tepat menjorok ke Selat Madura. Pengunjung bisa mengelilingi pulau tersebut untuk melihat reruntuhan dari Benteng Lodewijk. Meskipun telah terkena abrasi air laut, kita masih dapat melihat dinding luar dari benteng yang menghadap langsung ke Laut Jawa, terletak persis di bibir pantai Pulau Mengare. Beberapa sumur kuno di benteng tersebut juga masih dapat dilihat oleh para pengunjung.
Di sekitar Benteng Lodewijk pun ditumbuhi bungai bangkai atau suweg raksasa jenis Amorphophallus titanum yang mekar pada bulan Oktober hingga Desember setiap tahunnya. Hanya ada tiga bunga bangkai yang tumbuh di pulau tersebut pada tahun 2017 sangat dilindungi keberadaannya oleh masyarakat sekitar. Maklum, kadang kita suka jahil terhadap alam. Selamat berlibur ya gaess. Ingat tetap jaga kesehatan ya gaesss. (nuf)