Risma gagal mendisiplinkan warganya menghadapi Covid-19? (liputan6.com) |
SURABAYA (DutaJatim.com) - Kota Surabaya tercatat sebagai daerah dengan angka kematian tertinggi akibat Covid-19. Sampai Minggu 26 Juli 2020, data Satuan Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 mencatat angka kematian di Kota Surabaya 830 jiwa atau tertinggi secara nasional. Namun belum diketahui mengapa Kota Surabaya tertinggi angka kematian Covid-19. Yang jelas Walikota Surabaya Tri Rismaharini mengaku sudah bekerja keras menangani pandemi ini.
Anggota Tim Pakar Satgas Penanganan COVID-19 Dewi Nur Aisyah mengatakan, Surabaya berada paling atas dari 61 kabupaten/kota (11,88 persen) dengan kematian di atas 10 orang se-Indonesia.
"Yang tertinggi di Kota Surabaya 803 kematian," kata Dewi dalam diskusi yang ditayangkan di channel BNPB Jakarta, Senin (27/7/2020).
Selanjutnya disusul Kota Semarang (lebih dari 250 kematian), Kota Makassar (214 kematian), Jakarta Pusat (180 kematian) dan Jakarta Timur (156 kematian).
Jika melihat data angka kematian yang dihitung dari jumlah kematian per 100.000 penduduk, Surabaya juga berada di peringkat atas dengan 27,22 persen per 100.000 penduduk.
Disusul Kota Banjarmasin dengan 18,20 persen dari 100.000 penduduk, Kota Manado dengan 18,17 persen, Kota Palangkaraya dengan 17,94 persen dan Kota 17,26 persen.
Di sisi lain, Dewi memaparkan kabar baik bahwa 238 kabupaten/kota (46,30 persen) belum mencatatkan angka kematian Covid-19.
Sebelumnya Walikota Surabaya Tri Rismaharini (Risma) mengaku telah bekerja keras menurunkan angka kasus penyebaran Corona COVID-19 di wilayahnya.
Saat dikonfirmasi apakah benar warga Surabaya, 70 persen tidak patuh protokol kesehatan atau tidak memakai masker, Risma pun meresponsya.
"Hahahaha. Eh mosok yo, deloken ta (Ah masa iya, lihat saja) 70 masker 70 persen. Kamu di jalan saja, lihat," ujar Risma dan langsung meninggalkan wartawan usai acara usai menghadiri rapat pengarahan percepatan penanganan COVID-19 bersama Menkopolhukam, Mendagri dan Gubernur Jatim di Surabaya.
Terus Bertambah
Sementara itu, jumlah kasus positif Corona terus bertambah. Angka penambahan tersebut didapatkan dari hasil pemeriksaan 13.060 spesimen hari ini, sehingga total spesimen yang sudah diperiksa sejak kasus pertama covid-19 hingga hari ini adalah 1.394.759 spesimen.
Spesimen ini diperiksa dengan menggunakan metode Polymerase Chain Reaction (PCR) di 158 lab, Test Cepat Melokuler (TCM) di 138 lab dan laboratorium jejaring (RT-PCR dan TCM) di 24 lab.
Dari jumlah itu, ada tambahan 57 orang meninggal sehingga total menjadi 4.838 jiwa meninggal dunia.
Kemudian, ada tambahan 1.518 orang yang sembuh sehingga total menjadi 58.173 orang lainnya dinyatakan sembuh. Sementara kasus suspek hingga saat ini mencapai 54.910 orang. (sj/nas)