Pondok pesantren ini unik. Pertama, pesantren ini dibangun oleh seorang perwira polisi. Kedua, santrinya bukan anak-anak, tapi orang tua. Bahkan mereka yang berusia senja.
NAMA Kasubdit II di Direktorat Reserse Narkoba Polda Jawa Tengah, Kompol Sukiyono mendadak mencuri perhatian seluruh jamaah majelis taklim di Semarang. Maklum polisi ini berbeda dengan polisi lain.
Sukiyono mengaku telah mewakafkan tanah seluas hampir 1,5 hektare di wilayah Sumurejo, Kecamatan Gunungpati, Semarang, untuk dibangun Pondok Pesanten Al-Hikmah Nurul Ilmi Semarang. Pesantren ini dikhususkan sebagai tempat belajar ilmu agama bagi mereka yang memasuki masa pensiun.
“Mungkin kita semua sibuk ketika masih aktif bekerja, sehingga untuk menimba bekal ilmu agama pun tidak sempat terpikirkan. Baru memasuki masa pensiun sadar bahwa kita butuh bekal untuk menghadap Sang Khalik," kata Kompol Sukiyono, seperti dikutip dari laman KRjogja, Sabtu (8/8/2020).
Umumnya orang berpikir lebih baik mengisi hari tua dengan membekali ilmu agama. Tujuannya agar lebih tenang, tawakal dan ikhlas.
"Karena itulah saya mewakafkan tanah ini untuk dijadikan tempat menimba ilmu agama, tidak hanya saya, tetapi juga kami persembahkan untuk kawan-kawan dan semua kalangan,” katanya.
Mantan Kasubbag Humas Polrestabes Semarang ini mengaku tidak bisa menargetkan kapan bangunan pesantren itu akan rampung. Yang jelas harus segera selesai.
“Harapan kami secepatnya jadi. Semoga saja berkat doa para alim ulama dan santri, semuanya bisa segera cepat terealisasi,” tuturnya.
Kapolrestabes Semarang, Kombes Pol Aulia Lubis mengapresiasi apa yang dilakukan anak buahnya itu. Apalagi, tujuannya sangat mulia yakni menciptakan ruang untuk belajar agama bagi masyarakat yang membutuhkan ilmu agama, terutama untuk bekal hari tua.
Ketua Yayasan Al Hikmah Nurul Ilmi Semarang (Ahnis) sekaligus pengasuh pondok pesantren, KH Abidin Ibnurus, juga mengaku terharu ketika ada salah satu santrinya, Kompol Sukiyono, mengikhlaskan tanahnya untuk diwakafkan dan dibangun untuk pondok pesantren.
“Jadi Pondok Pesantren AHNIS ini yang membangun adalah santrinya sendiri. Anggota POLRI yang sangat peduli terhadap rekan-rekannya dan masyarakat umum,” kata Kiai Abidin.
Menurutnya, ponpes tersebut telah mulai dibangun asrama dan kelas yang akan menampung santri-santri orangtua, bukan dari kalangan anak muda. Para santri nantinya akan dibekali ilmu agama agar memiliki bekal hidup untuk mencapai husnul khatimah.
Pesantren yang akan menanamkan nilai-nilai Islam Ahlus Sunnah wal Jamaah ini menurut Kiai Abidin juga akan menjadi garda terdepan yang mengajarkan Islam rahmatan lil alamin.
“Jadi tidak ada ajaran-ajaran yang mengarah pada radikalisme. Di sini adalah pesantren yang memerjuangkan nilai-nilai yang telah ditanamkan oleh para pendiri Nahdlatul Ulama,” pungkasnya.
Menurutnya, ponpes tersebut telah mulai dibangun asrama dan kelas yang akan menampung santri-santri orangtua, bukan dari kalangan anak muda. Para santri nantinya akan dibekali ilmu agama agar memiliki bekal hidup untuk mencapai husnul khatimah.
Pesantren yang akan menanamkan nilai-nilai Islam Ahlus Sunnah wal Jamaah ini menurut Kiai Abidin juga akan menjadi garda terdepan yang mengajarkan Islam yang rahmatan lil alamin.
“Jadi tidak ada ajaran-ajaran yang mengarah pada radikalisme. Di sini adalah pesantren yang memerjuangkan nilai-nilai yang telah ditanamkan oleh para pendiri Nahdlatul Ulama,” pungkasnya. (krj)
No comments:
Post a Comment