MOJOKERTO (DutaJatim.com) - Rektor Institut KH Abdul Chalim (IKHAC) Pacet Mojokerto Jawa Timur, Indonesia, Muhammad Mauhibur Rokhman menegaskan kembali dari pesan sang pendiri dan pembina Perguruan Tinggi di IKHAC ini, Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA. Sebelumnya pesan itu disampaikan di hadapan Gubernur Khofifah yang hadir di tengah undangan acara wisuda sarjana dan pasca sarjana di kampus IKHAC Pacet Mojokerto, Ahad (30/08/2020) sore tadi.
Menurut Rektor IKHAC yang populer di kalangan santri dipanggil Gus Muhib ini, setidaknya ada syarat agar perguruan tinggi bisa besar dan maju kalau ada dukungan atau bantuan pemerintah. Seperti Al Azhar University Cairo Mesir juga dapat bantuan dari Pemerintah Mesir. Selain itu, perguruan tinggi bisa maju, jika mahasiswanya tersebar di mana-mana. Seperti diungkapkan oleh pendiri institut ini, Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim yang menyebutkan bahwa mahasiswanya sudah berasal dari sembilan negara dan mahasiswa reguler berasal dari hampir semua provinsi di Indonesia.
Menyinggung soal pondasi yang dikuatkan oleh sang pendiri institut, Kiai Asep, menolak bantuan dari pemerintah. Sehingga pengelola perguruan tinggi ini bisa lebih leluasa dan senang mandiri.
Sebab jika IKHAC sering dibantu pemerintah, sebut Kiai Asep pada sambutan pembukaan, takut pengelola perguruan tinggi ini dinilai tidak adil oleh pihak-pihak lain, seperti pengelola pondok pesantren yang lebih kecil jumlah santrinya. Selain itu, takut tidak barokah karena bakal digerutui oleh pengelola pondok pesantren lain. (tim au)
No comments:
Post a Comment