Keikhlasan itu adalah keterbukaan hati. “Apa adanya” dalam bahasa jalanan. “Lillahi ta’ala” dalam bahasa syara’. “Tampa pamrih” dalam bahasa kite-kite.
Tidak diada-ada, tidak dibuat-buat, tidak direkayasa. Tapi biarlah semua berlalu bagaikan air mengalir secara alami.
Terlalu sedikit orang yang mencapai tingkatan itu.
Yang banyak adalah “kepura-puraaan” atas nama Allah, atas nama agama, atas nama ibadah-ibadah ritual yang dipamerkan. Kepura-puraan itu kerap dihiasi oleh drama-drama yang menyilaukan mata di sekitar.
Semuanya untuk mencari buruan. Dan orang yang berlindung di balik taqiah ritualnya untuk “buruan-buruan” tertentu (hunting) itulah “beruang.
Maka kadang kita lihat dalam hidup ada beruang mengejar buruan....hehe!
Semoga Allah melindungi kita!
Berikut ingatan untuk diri saya sendiri, dalam bahasa kampung saya di NY:
https://youtu.be/L17Jbx_28r0 (like & share).
No comments:
Post a Comment