Azis Nurwahyudi, Kuasa Usaha Ad Interim/Wakil Duta Besar RI untuk Rusia merangkap Belarus (tengah) bersama narasumber Adiguna Wijaya, Minister Counsellor Penerangan, Sosial dan Budaya KBRI Moskow dan Alfachreza Azure, mahasiswa Indonesia program S2 Hubungan Internasional dari RUDN University pada Webinar “Peran Mahasiswa dalam Diplomasi Indonesia-Rusia” yang diselenggarakan KBRI Moskow (23/9/2020). |
MOSKOW (DutaJatim.com) - Peran mahasiswa dalam pengembangan hubungan Indonesia dan Rusia sangat besar. Mahasiswa merupakan salah satu aset dalam diplomasi kedua negara, karena mahasiswa sebagai aktor second track diplomacy yang berhubungan langsung dalam kerangka people-to-people contact.
Demikian disampaikan Azis Nurwahyudi, Kuasa Usaha Ad Interim/Wakil Duta Besar RI untuk Rusia merangkap Belarus pada webinar “Peran Mahasiswa dalam Diplomasi Indonesia-Rusia” yang diselenggarakan KBRI Moskow pada Rabu (23/9/2020).
Azis Nurwahyudi mengatakan pentingnya kerja sama bidang pendidikan, sosial dan budaya kedua negara untuk lebih mendekatkan hubungan kedua bangsa. “Prospek kerja sama terbuka luas dan mahasiswa sebagai ujung tombaknya,” kata Azis Nurwahyudi.
Webinar diikuti oleh para peserta dari Indonesia dan Rusia yang sebagian besar adalah mahasiswa, antara lain dari perguruan tinggi di Indonesia, seperti Universitas Indonesia, Universitas Padjadjaran, Universitas Diponegoro, Universitas UPN Yogyakarta, dan perguruan tinggi di Rusia, seperti Peoples’ Friendship University of Russia (RUDN University) dan Higher School of Economics (HSE) di Moskow dan St. Petersburg State University di St. Petersburg. Turut pula mengikuti webinar para dosen dari sejumlah perguruan tinggi, pemerhati hubungan Indonesia-Rusia, dan masyarakat umum lainnya.
Seminar yang dimoderatori Enjay Diana, Sekretaris Pertama Penerangan, Sosial dan Budaya KBRI Moskow dan juga lulusan RUDN University itu, menghadirkan tiga orang narasumber. Adiguna Wijaya, Minister Counsellor Penerangan, Sosial dan Budaya KBRI Moskow menyampaikan perkembangan hubungan Indonesia-Rusia di bidang pendidikan, sosial dan budaya.
Svetlana Banit, seorang Indonesianis yang merupakan dosen Fakultas Ketimuran di St. Petersburg State University, mengulas pengajaran Bahasa Indonesia di St. Petersburg. Menurut Svetlana Banit, Bahasa Indonesia diajarkan di universitas tersebut sejak 65 tahun yang lalu hingga sekarang. Mahasiswa dan akademisi juga berperan dalam mendekatkan hubungan kedua bangsa.
“Saya sudah 30 tahun mengajar Bahasa Indonesia di St. Petersburg, sejak tahun 1990. Mahasiswa kami sangat berminat dan antusias belajar dan bahkan ingin ke Indonesia,” kata Svetlana Banit yang mengenakan pakaian batik pada webinar tersebut.
Narasumber lainnya adalah Alfachreza Azure, mahasiswa Indonesia program S2 Hubungan Internasional dari RUDN University. Alfachreza Azure menyampaikan peran mahasiswa sebagai jembatan hubungan bangsa Indonesia dan Rusia.
Menurut Alfachreza Azure, mahasiswa Indonesia di Rusia berperan aktif dalam diseminasi informasi mengenai Indonesia kepada masyarakat setempat, termasuk melalui kegiatan budaya, baik yang diselenggarakan oleh mahasiswa itu sendiri, perguruan tinggi maupun terlibat dalam kegiatan KBRI Moskow. Selain itu, mahasiswa Indonesia di Rusia tergabung dalam Perhimpunan Mahasiswa Indonesia di Rusia (Permira) dan Permira Cabang di berbagai kota di Rusia.
Dalam dialog interaktif, terdapat peserta yang bertanya mulai dari pendidikan dan studi di Rusia, program beasiswa kedua negara, hingga perkuliahan di Rusia di tengah situasi pandemi Covid-19. Salah satunya adalah Maria Evangelina Setiawan, siswi kelas 3 SMA Santa Ursula Jakarta yang menanyakan bagaimana pembelajaran bahasa Rusia dan kuliah di Rusia.
Indonesia dan Rusia memiliki hubungan yang sudah lama. Pada tahun 2020 kedua negara memperingati 70 tahun hubungan diplomatik. Hubungan kedua negara mengalami dinamika. Pada tahun 1950-1960-an banyak sekali mahasiswa Indonesia yang kuliah di Rusia atau Uni Soviet saat itu. Pada periode akhir tahun 1960-an hingga tahun 1995 tidak tercatat adanya pengiriman mahasiswa dari Indonesia ke Rusia.
Mulai tahun 1996 terdapat kembali mahasiswa Indonesia yang kuliah di Rusia hingga saat ini. Pada tahun ini tercatat 550 orang mahasiswa Indonesia yang tersebar di 33 kota di Rusia. Sebagian besar dari mahasiswa Indonesia tersebut adalah penerima beasiswa pemerintah Rusia.
Terdapat mahasiswa warga Rusia yang mempelajari Indonesia, termasuk Bahasa Indonesia di sejumlah perguruan tinggi di Rusia. Perguruan tinggi tersebut adalah St. Petersburg State University di St. Petersburg, Institute of Asian and African Studies (Moscow State University) dan Moscow State Institute of International Relations (MGIMO University) di Moskow, dan Kazan Federal University di Kazan. (Gatot Susanto)
No comments:
Post a Comment