KEDIRI (DutaJatim.com) - Guru madrasah menggelar demonstrasi menolak pemangkasan Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) hingga 50 persen dari jumlah siswa. Mereka mendatangi Kantor Kemenag Kabupaten Kediri di Jalan Pamenang Katang Kab. Kediri.
Ratusan Guru dan Kasek Madrasah MI, MTS, dan MA Swasta se-Kabupaten Kediri berkumpul di area Terminal Simpang Lima Gumul (SLG) Kediri, lalu mereka menuju Kantor Kemenag Kabupaten Kediri dengan pengawalan petugas Kepolisian.
Dampak anggaran Bantuan Operasional Sekolah (BOS) disunat, ratusan guru madrasah juga menolak kebijakan penghematan dan penerapan kuota siswa penerima dana BOS di era pandemi Covid-19.
Di depan kantor Kemenag, ratusan Guru, Kepala Madrasah MI, MTS, dan MA Swasta se-Kabupaten Kediri ini menyampaikan aspirasinya sambil membentangkan spanduk serta poster. Salah satu poster dari peserta aksi damai para guru bertuliskan, "Balekno BOS Ku yang 50%".
Korlap aksi Zulfikar Abdulloh dari Madrasah Aliyah Hikmatul Mutabihin Kec. Ngadiluwih, ketika ditemui awak media mengatakan bahwa, aksi massa ini menolak pemangkasan Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) hingga 50 persen dari jumlah siswa.
"Kami para guru menuntut terkait hak-hak dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) tidak ada pemotongan kuota harus dikembalikan 100 persen dan BOP segera dicairkan," ucapnya, Kamis (5/11/2020).
Sementara itu, beberapa perwakilan aksi ditemui Kepala Kemenag Kab Kediri M.Zuhri, Kasi Pendma Enim Hartono dan dua perwakilan Kanwil Kemenag Jatim.
Menurut Zulfikar Abdullah, hasil pertemuan perwakilan aksi dengan Kemenag, bahwa untuk dana BOP dan kekurangan dana BOS akan dicairkan bulan Nopember 2020. Untuk BOS MA akan dicairkan penuh dan untuk MI akan dicairkan yang diambilkan dari Kanwil Kemenag Jatim.
"Besok akan diterbitkan kekurangan dana BOS dan dana BOP tersebut dan mudah-mudahan Madrasah tetap hebat dan bermartabat, "pungkasnya.
Kepala Kemenag Kediri Zuhri naik mobil tempat orasi menemui pendemo sekaligus membacakan doa pembubaran. (Roy)
No comments:
Post a Comment