WASHINGTON (DutaJatim.com) - Capres Joe Biden akhirnya menjadi presiden terpilih Amerika Serikat (AS) usai memenangkan pertarungan sengit melawan Donald Trump dalam Pilpres AS 2020. Warga AS turun ke jalan untuk merayakan kemenangan Biden atas Trump tersebut, termasuk warga kulit hitam dan kaum muslim. Warga kulit hitam dan muslim termasuk menjadi kunci kemenangan Biden setelah mereka kecewa terhadap kepemimpinan Trump.
Seperti dilansir dari ABC News, Minggu (8/11/2020), warga AS di New York, Philadelphia, Washington, Atlanta, hingga Los Angeles, bersorak, membunyikan klakson dan turun ke jalan untuk merayakan kemenangan Biden. Mereka bersuka ria melampiaskan rasa senangnya memiliki presiden baru.
Di Washington, orang-orang yang bersuka ria di Black Lives Matter Plaza membuka botol sampanye dan menyanyikan 'Celebrate Good Times'. Patrisse Cullors, salah satu pendiri dan direktur eksekutif Black Lives Matter Global Network Foundation, mengatakan dalam sebuah pernyataan, para pemilih kulit hitam muncul dalam jumlah besar untuk mengubah negara ini dan menyingkirkan rasis di Gedung Putih. Yang sangat jelas adalah warga kulit hitam memilih adalah faktor yang mendukung Joe Biden dan Kamala Harris, terutama di negara bagian yang bertempur di Rust Belt. "Sangat mengejutkan bahwa orang yang sama yang telah diperlakukan paling buruk oleh demokrasi kita melakukan yang terbaik untuk menyelamatkannya," katanya.
"Kami mengucapkan selamat kepada Joe Biden karena menjadi presiden, dan khususnya Kamala Harris, karena telah menjadi wanita pertama di negara ini-seorang perempuan kulit hitam-yang menjabat sebagai wakil presiden. Kemenangan bersejarah ini adalah bukti dari pekerjaan yang telah dilakukan wanita kulit hitam di jalanan, di kampanye ini, dan di setiap tingkat politik," kata Cullors.
Senator Chuck Schumer juga turut merayakannya di jalan-jalan New York, menyatakan bahwa 'malam gelap yang panjang di Amerika' telah berakhir.
"Jadi saya katakan kepada Donald Trump: Anda kalah. Tidak ada lagi pertarungan. Pulanglah. Pulanglah ke Florida," kata Schumer. "Berhenti membuat kebohongan tentang pemilu. Itu adil. Tidak ditemukan kejanggalan."
Schumer juga mendorong Partai Demokrat untuk terlibat dalam pemilihan putaran kedua Senat Georgia Januari ini. "Beri tahu siapa pun yang Anda kenal di Georgia, pastikan Anda memilih," kata Schumer.
Janji Biden ke Muslim
Sokongan suara yang menentukan kemenangan Joe Biden juga datang dari umat Islam di AS. Bahkan, Biden sendiri menemui komunitas Islam agar mendukungnya. Untuk itu calon presiden dari Demokrat ini pernah berjanji kepada umat Islam di AS, yakni akan mengisi jajaran stafnya dari kaum muslim. Biden juga mengutip hadis Nabi Muhammad SAW tentang melawan kemungkaran.
Video pernyataan Biden itu diunggah dalam akun YouTube surat kabar AS, The Hill, pada Selasa (21/7/2020). Biden berjanji, jika terpilih dan berkantor di Kantor Oval Gedung Putih, dia akan menandatangani undang-undang kejahatan rasial dan menunjuk staf muslim.
"Saya ingin bekerja dalam kemitraan dengan Anda untuk memastikan suara Anda termasuk dalam proses pengambilan keputusan saat kami bekerja untuk membangun kembali bangsa kita," kata Biden dalam acara virtual yang diselenggarakan oleh Emgage Action, sebuah komunitas muslim (Political Action Committee/PAC) yang terbesar di AS.
Acara bertajuk KTT Million Muslim Vote ini diselenggarakan sebagai bagian dari kampanye untuk meminta 1 juta pemilih muslim memberikan suara mereka dalam pemilihan presiden 2020. Emgage Action mendukung Biden pada bulan April setelah Senator Bernie Sanders--pendukung asli kelompok tersebut--mengakhiri kampanyenya.
Biden menegaskan suara politik kaum muslim adalah suara mereka. Baginya, suara muslim Amerika penting. "Suara pilihan Anda adalah suara Anda, suara Anda adalah suara pilihan Anda," ujar Biden.
"Saya berharap kita diajari lebih banyak di sekolah-sekolah kita tentang iman Islam. Saya harap kita bisa berbicara mengenai semua agama, agama dengan pengakuan yang besar," kata Biden dalam pertemuan para pemilih muslim AS itu.
"Suara muslim Amerika penting... tapi kita semua tahu bahwa suara Anda tidak selalu dikenali dan diwakili. Itu hak Anda sebagai warga negara," sambungnya. (det/wis)
No comments:
Post a Comment