Bupati Badrut Tamam memberikan penghargaan pada presenter dari perguruan tinggi dalam pamaparan hasil riset. |
PAMEKASAN (DutaJatim.com) - Bupati Pamekasan Badrut Tamam menegaskan bahwa perubahan besar mesti dimulai dari sudut pandang besar, dan sudut pandang besar berangkat dari epistimologi yang bagus. Sejarah perubahan besar dunia dilakukan oleh orang yang memiliki sudut pandang besar dengan teori yang bisa mengubah dunia.
Badrut Tamam mengungkapkan itu saat memberi sambutan pada pembukaan Forum Riset dengan tema Riset Untuk Rakyat yang digelar oleh Dewan Riset Daerah (DRD) Pamekasan, di Mandhepa Agung Ronggosukowati Pamekasan, Kamis (3/12/2020). Pada forum riset ini menampilkan hasil riset sejumlah perguruan tinggi yang ada di Pamekasan.
Badrut Tamam mengungkapkan para pemikir besar tidak hanya mengubah riset menjadi temuan tetapi riset ilmu pengetahuan mengubah wajah dunia dan itu dilaksanakan di kampus. Dia mengatakan riset adalah bagian dari ajaran agama dalam bentuk ijtihad. Dalam ajaran Islam ijtihad salah akan mendapatkan pahala, apalagi bila benar.
“Riset sebagai bagian dari ijtihad untuk menemukan sudut pandang baru cara berfikir baru cara berperilaku baru, bagian dari ikhtiar pemerintah dengan perguruan tinggi untuk menemukan sudut pandang baru yang orientasinya tidak knowledge to knowledge, tetapi knowledge for change, ilmu untuk perubahan, untuk kemaslahatan, untuk kesejahteraan, “ jelasnya.
Karena itu, kata dia, pemerintah kabupaten Pamekasan bersama perguruan tinggi di Pamekasan dan Dewan Riset Daerah melakukan pengkajian mendalam tentang beberapa potensi, model pendekatan lain, rekayasa beberapa model pendekatan ekonomi, social budaya pendidikan yang orientasinya adalah untuk membangun kemaslahatan bersama kesejahteraan bersama.
“Sedari awal saya sampaikan tidak mungkin ada perubahan besar tanpa ada pengkajian yang mendalam, riset yang mendalam tentang beberapa pilihan langkah gerak yang akan dilakukan oleh kita semuanya. Bisa jadi kita perlu juga melakukan riset tentang pertanian garam daging dan sector lain termasuk didalamnya tentang masalah social politik,” tegasnya.
Lalu dia memberi contoh bahwa di Madura ada istilah ‘’beppak bebbuk guru rato”. Prinsip kesalehan social ini, kata dia, perlu dikaji mendalam. Misalnya, prinsip ini dulu berangkat dari siapa dan bagaimana? Terus di era ini sudah ada pergeseran, faktornya kenapa? Terus kira kira solusi untuk bisa membangun kesetiakawanan baru di era ini bagaimana ?
Jika beberapa hasil penelitian itu dijadikan satu kesatuan kebijakan pemerintahan bersama perguruan tinggi dewan riset serta mendorong partisipasi rakyat, kata Badrut Tamam, maka itu akan menjadi kegiatan atau program yang pada akhirnya melahirkan partisipasi dan edukasi.
Ketua DRD Pamekasan Dr Kadarisman Sastrodiwirjo mengungkapkan pemaparan hasil riset perguruan tinggi yang dikembangkan melalui forum riset itu tujuannya agar hasil riset dari perguruan tinggi nantinya dapat dijadikan sebagai rekomendasi oleh para pengusaha, asosisasi maupun pemerintah.
Dikatakan, terdapat 52 karya hasil riset yang diterima DRD, namun hanya 10 karya yang dinyatakan layak melalui proses review. Perguruan tinggi yang mengajukan karya risetnya antara lain UIM, Poltera, IAI Al Khairat, UNIRA, IAIN Madura, STEI Bhakti Bangsa, STAI Miftahul Ulum, STIDKIS Al-Mardiyah dan STIE Masyarakat Madani. (mas)
No comments:
Post a Comment