SITUBONDO (DutaJatim.com) – Rekaman video yang diperagakan seorang pria di Kabupaten Situbondo bernama Eko Febrianto viral di media sosial (medsos). Video itu jadi heboh sebab pria yang menyanyikan lagu Bento milik Iwan Fals tersebut mengolok-olok salah satu calon Bupati yakni Karna Suswandi. Video ini akhirnya menjadi bahan laporan warga ke polisi.
Dalam video itu, Eko yang kerap mendapuk dirinya sebagai aktivis LSM Siti Jenar dianggap mengeluarkan kata-kata bernada kasar bullying verbal mengandung body shaming yang ditujukan kepada Karna Suswandi.
Eko akhirnya dilaporkan ke polisi oleh Dwi Dasa, seorang pengacara asal Desa/Kecamatan Jangkar. Disinyalir, Eko berulah demikian lantaran kesal dengan perolehan suara Karna yang unggul dalam Pilkada Situbondo. Eko selama ini menunjukkan dukungannya kepada calon lain rival Karena.
Setelah mendapat laporan itu, aparat kepolisian kini tengah menyelidiki video itu. Polisi hanya fokus pada kasus dugaan penghinaan sekaligus pelecehan fisik terhadap seseorang sekaligus mencari keberadaan pria yang menyanyi dalam video itu.
Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Kepolisian Resor Situbondo, AKP Agus Widodo menegaskan, pihaknya sedang memproses kasus ini karena ada laporan.
"Kita akan tegas melakukan penyelidikan maupun penyidikan jika ada bukti permulaan yang cukup. Kita harus bertanggung jawab. Ketika ada laporan, kewajiban polisi melakukan upaya-upaya hukum," ujarnya, Selasa, 15 Desember 2020.
Agus secara khusus meminta masyarakat jangan sampai main hakim sendiri, dan mempercayakan proses hukum yang ditangani kepolisian.
“Masyarakat tidak perlu resah. Serahkan semua kepada kepolisian. Kita profesional menangani masalah yang ada di masyarakat," tegas perwira asal Kota Surabaya ini.
Upaya mengkonfirmasi Eko belum membuahkan hasil. Sambungan telepon tidak ia jawab, bahkan pesan permintaan tanggapan juga tidak dibalasnya.
Sebagai gambaran, video Eko yang dipermasalahkan berdurasi 3 menit 7 detik. Tempat perekaman dalam sebuah ruang karaoke di sebuah kompleks eks lokalisasi. Eko menyebut fisik Karna sebagai orang pendek dan menantang tim kuasa hukum yang bersangkutan untuk memperkarakannya ke polisi.
“Salam buat Situbondo dari Eko, LSM Siti Jenar. Selamat punya bupati pendek, kothet, jubek, gendeng. Aku yang bilang. Semua kuasa hukum tim advokasi, silakan laporkan saya. Dan untuk calon bupati, saya tunggu di kasus Bogem,” ucapnya.
Penyebutan Bogem sepertinya merujuk pada PT Bondowoso Gemilang, sebuah BUMD milik Pemkab Bondowoso yang sedang berperkara kasus korupsi. Di daerah itu, Karna pernah meniti karir sebagai Kepala Dinas PU Pengairan sebelum terjun ke Pilkada.
Eko kemudian bersumpah akan memusuhi Karna jika menjabat kepala daerah. “Jek man nyaman deddih Bupati Situbondo, Billahi engkok mosona been (jangan enak-enak jadi Bupati Situbondo, Billahi saya musuhmu,” sambungnya.
Pria ini kemudian melanjutkan bernyanyi karaoke dengan latar lagu ‘Bento’. Namun, beberapa kali ia menyebut nama Karna dan mempelesetkan liriknya.
“Orang memanggilku bos eksekutif.. tokoh papan atas… atas segalanya… Karna pendek,” teriak Eko dengan suara lantang.
Ia terus melanjutkan gayanya bernyanyi penuh semangat serta meminta kepada seseorang temannya yang merekam untuk menyebarluaskan video tersebut. “Share… share videonya,” pinta Eko. (fat/sut/ndc)
No comments:
Post a Comment