JAKARTA (DutaJatim.com) - UNESCO (United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization) menetapkan pantun di jajaran warisan budaya dunia tak benda.
Pengumuman pantun sebagai warisan budaya tak benda diumumkan UNESCO lewat akun Twitter mereka, @UNESCO, seperti dilihat Sabtu (19/12/2020). UNESCO memberikan selamat kepada Indonesia dan Malaysia.
"Pantun, sebuah syair Melayu yang berima dalam lagu dan tulisan, baru saja ditorehkan ke dalam daftar #WarisanTakbenda," tulis UNESCO.
"Selamat #Indonesia dan #Malaysia," imbuh UNESCO dalam pernyataan tersebut.
Adapun ciri-ciri pantun terdiri dari 4 baris, setiap baris terdiri atas 8-12 suku kata. Pantun memuat sampiran dan isi dengan rima a-b-a-b.
Sebelumnya diberitakan, jadwal persidangan pantun oleh UNESCO sempat diungkap oleh Kepala Subdirektorat Warisan Budaya Tak Benda Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya Kemendikbud, Binsar Simanullang, saat berkegiatan di Sleman, Yogyakarta, tahun lalu.
"Sekarang ini lagi berproses. Tahun 2019 ini ada pencak silat sudah kita ajukan dan nanti Desember ini akan disidangkan di Bogota, Kolombia. Kemudian tahun 2020 ada pantun. Kita sudah usulkan pantun dan akan disidangkan tahun 2020," katanya.
"Pantun kita usulkan bersama-sama dengan Malaysia, jadi (pantun) usulan bersama dengan Malaysia. Pantun akan disidangkan tahun 2020. Selanjutnya tahun 2021 kami juga sudah mengusulkan gamelan, itu akan disidangkan tahun 2021," katanya.
Salah satu jenis pantun adalah pantun jenaka. Pantun jenaka dipakai untuk menghibur dengan kata-kata atau kalimat lucu menarik didengar.
Dilansir dari buku Pengkajian Puisi karya Rachmat Djoko Pradopo (1990), pantun dan syair itu ditulis berdasarkan konvensi yang ketat.
Pada umumnya tiap bait terdiri dari empat bait. Baris pertama dan kedua adalah sampiran, sedangkan baris ketiga dan keemat adalah isi. Sajak akhiran atau iramanya berpola a-b-a-b. Terdiri dari 8-12 suku kata.
Jenis pantun yang sering kita jumpai di kehidupan sehari-hari salah satunya pantun jenaka. Sesuai dengan namanya, pantun ini ditujukan untuk memancing gelak tawa.
Meski pembawaannya lucu dan riang, pantun jenaka juga dapat mengandung sindiran soal kondisi sosial masyarakat.
Berikut contoh-contoh pantun jenaka seperti dikutip dari kompas.com:
Main karambol jadi lelah
Beli minum di Pasar Tugu
Bangun pagi siap sekolah
Ternyata ini hari minggu
Video call putus jelek sinyal
Bolos kelas jadi tekanan batin
Pantas teman dan guru tak kukenal
Masuk kelas daring sekolah lain
Dalang bangun sangat pagi
Datang untuk mengelap gong
Karena belum sikat gigi
Mulut kamu bau jigong
Di kebun menanam jamur
Malah tumbuh daun bawang
Baju baru saja dijemur
Tau-tau hujan datang
(det/wis)
No comments:
Post a Comment