Petahana jago PDIP dalam Pilbup Blitar, Rijanto, mencoblos di wilayah Kota Blitar. |
SURABAYA (DutaJatim.com) - Partai yang berkuasa di Jatim, PDI Perjuangan (PDIP) kalah di 8 kota/kabupaten saat Pilkada serentak Rabu 9 Desember 2020. PDIP memenangkan pilkada di 11 kabupaten/kota dari 19 daerah yang menggelar pesta demokrasi.
Ketua BP Pemilu PDIP Jatim, Deni Wicaksono, mengatakan ada 11 daerah calon yang diusung PDIP menang. Sedang 8 daerah lain masih tertinggal dari total keseluruhan 19 Pilkada di Jatim. "Ada 11 daerah menang, yang 8 belum," katanya.
Daerah yang diperkirakan lepas dari tangan PDIP itu adalah Sidoarjo, Mojokerto, Lamongan, Tuban, Jember, Pacitan, Kota Pasuruan, bahkan lumbung suara partai banteng, yakni Kabuapetan Blitar.
Dalam Pilkada Sidoarjo, Paslon yang diusung PDIP adalah Kelana Aprilianto-Dwi Astutik. Pasangan ini tertinggal jauh dari dua paslon lainnya. Kelana-Astutik dari perhitungan formulir C yang dihimpun di KPU, hanya meraih 20,7 persen suara. Tertinggal jauh dari paslon Ahmad Muhdlor Ali-Subandi yang meraih 40,5 persen dan paslon Bambang Haryo-M Taufiqulakbar dengan 38,8 persen. Namun data ini bersifat sementara, karena data masuk baru 45,43 persen.
Begitu pula di Pilbup Lamongan. Paslon yang diusung PDIP adalah petahana, Kartika Hidayati-Sa'im. Tapi keduanya tertinggal jauh dari dua paslon lain. Kartika-Sa'im meraih 20,8 persen. Sementara dua paslon lain yakni Suhandoyo-Astiti Suwarni meraih 37,7 persen dan paslon Yuhronur Effendi-Abdul Rouf meraih 41,5 persen. Namun data ini bersifat sementara, karena data masuk baru 22,4 persen.
Lalu Pilbup Tuban. Paslon yang diusung PDIP, Setiajit-Armaya Mangkunegara juga berada di posisi buncit. Paslon nomor urut 3 ini hanya meraih 17,2 persen. Paslon ini tertinggal jauh dari paslon nomor 2, Aditya Halindra-Riyadi yang meraih 59,1 persen dan paslon nomor urut 1, Khozanah Hidayati-M Anwar yang meraih 23,7 persen. Data ini bersifat sementara, karena data baru masuk 47,30 persen.
Selanjutnya Pilbup Jember. Paslon yang diusung PDIP, Abdussalam-Ifan Ariadna Wijaya berada di posisi buncit. Paslon nomor urut 3 ini meraih 21,4 persen. Kalah dari paslon nomor 2, Hendy Siswanto-Muh Firjaun yang meraih 47,1 persen dan paslon nomor urut 3, Faida-Dwi Arya Anugrah yang meraih 31,4 persen. Data ini bersifat sementara, karena data baru masuk 35,71 persen.
Pilbup Mojokerto bahkan petahana kalah telak. Paslon yang diusung PDIP, Pungkasiadi-Titik Masudah hanya meraih 18,7 persen. Mereka tertinggal dari paslon Ikfina Fahmawati-M Albarra yang meraih 65,5 persen. Satu paslon lain, Yoko Priono-Choirun Nisa meraih 15,8 persen. Data ini bersifat sementara, karena baru 43,67 persen data masuk.
Begitu pula di Pilwali Pasuruan. Paslon yang diusung PDIP, Raharto Teno Prasetyo-Muh Hasjim Asjari hanya meraih 31,9 persen. Mereka tertinggal jauh dari paslon Saifullah Yusuf-Adi Wibowo yang meraih 68,1 persen. Data ini bersifat sementara, karena baru 48,46 persen data masuk.
Pilbup Pacitan juga sama. Paslon yang diusung PDIP, Yudi Sambogo-Isya Ansori tertinggal jauh dari paslon Indrata Bayuaji-Gagarin, dengan raihan 25,3 persen berbanding 74,7 persen. Data ini bersifat sementara, karena baru 59,89 persen data masuk.
Yang menyedihkan di Pilbub Blitar. Paslon yang diusung PDIP, Rijanto-Marhaenis meraih 41,4 persen. Tertinggal dari paslon Rini Syarifah-Santoso yang meraih 58,6 persen. Data ini bersifat sementara, karena baru 49,12 persen data masuk.
Luar Biasa
Saat dikonfirmasi Wakil Ketua Bidang Kehormatan DPD PDIP Jawa Timur Budi Sulistyono mengaku tidak menyangka dengan perolehan suara pilkada di Kabupaten Blitar. PDIP bisa kalah, padahal Blitar terkenal dengan bumi Bung Karno dan lumbung suara PDIP. Lebih dari itu, jagoan PDIP adalah petahana.
"Ini saya tidak mengerti, awalnya optimistis betul tapi kok tiba-tiba begini. Saya tidak mengerti. Yang kami khawatirkan sebetulnya malah Kota Blitar," kata Kanang, sapaan akrab Budi Sulistyono.
Ia mengatakan pilkada yang digelar di Kota dan Kabupaten Blitar diikuti petahana. "Seharusnya sebagai petahana mengetahui langkah yang harus ditempuh, apa yang harus dibicarakan, apa yang harus dilangkahkan," tambahnya.
Pihaknya juga akan menjadikan kekalahan pasangan petahana di Kabupaten Blitar ini sebagai evaluasi. "Ini luar biasa jika lepas, daerah sakral. Untung di kota (Kota Blitar) masih berjaya. Lawannya juga anak mantan (mantan Wali Kota Blitar Samanhudi Anwar). Pak Samanhudi kan cukup mengakar," kata Kanang. (det/wis)
No comments:
Post a Comment