LAMONGAN (DutaJatim.com) - Banjir di sejumlah wilayah Kabupaten Lamongan belum ada tanda-tanda surut. Bahkan banjir menerjang jalan utama jurusan Semlaran Sukodadi menuju Paciran yang menjadi jalur wisata seperti ke WBL atau Sunan Drajat bagi peziarah dari selatan. Banyak pengguna jalan kesulitan saat menerjang banjir. Pengguna jalan yang memakai sepeda motor juga banyak yang mogok.
Banjir juga menerjang wilayah Kecamatan Kalitengah, Turi, Karangbinangun, Glagah dan Deket.
Untuk itu, seperti dikutip dari detik.com,
DPRD memanggil lima camat di wilayah Lamongan berkaitan dengan banjir Sungai Bengawan Njero yang tak kunjung surut selama 2 pekan itu. Lima Camat itu dari Kecamatan Kalitengah, Turi, Karangbinangun, Glagah dan Deket. Mereka diminta membeberkan cara penanganan banjir yang terjadi di wilayahnya masing-masing.
Ketua DPRD Lamongan Abdul Ghofur mengatakan pihaknya heran dengan banjir hampir 2 pekan, namun ketinggian air belum ada tanda-tanda akan surut. Bahkan banjir makin meluas.
"Kita memanggil mereka (Camat) supaya kami di DPRD ini tahu cara kerja mereka, kemudian apa saja yang dibutuhkan dalam penanganan banjir yang setiap tahunnya itu terjadi," kata Abdul Ghofur kepada wartawan usai bertemu dengan camat, Jumat (15/1/2021).
Banjir di Lamongan, menurut Ghofur, sudah menggenangi 54 desa di 7 kecamatan sehingga menyebabkan 8 ribu rumah warga terdampak. Banjir, lanjut Ghofur, juga mengakibatkan perekonomian masyarakat terganggu.
"Harusnya persoalan ini bisa diatasi, caranya ya membuat program pendek, seperti pembersihan enceng gondok yang menyumbat saluran air sungai dan jangka panjangnya ya, harus ada embung-embung dan waduk di sekitar lokasi banjir," ujarnya.
Data dari BPBD Lamongan menyebutkan, banjir di Bengawan Njero sudah merendam 54 desa di 7 kecamatan. Di 7 kecamatan ini terdata setidaknya 8 ribu lebih rumah warga terendam banjir akibat luapan anak sungai Bengawan Solo ini.
"Totalnya ada 8 ribu rumah warga yang terdampak banjir di 54 desa, ya mudah-mudahan banjir ini segera surut dan aktivitas masyarakat bisa kembali normal," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lamongan, Mugito terpisah.
Dia mengaku banjir kali ini adalah yang terparah dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Pemerintah Lamongan masih terus berupaya menanggulangi banjir, dengan mengerahkan beberapa alat berat untuk menyingkirkan eceng gondok yang memenuhi beberapa sungai. (det/wis)
No comments:
Post a Comment