SURABAYA (DutaJatim.com) – Provinsi Jawa Timur membutuhkan sekitar 45 juta vial vaksin untuk membentuk kekebalan kelompok dalam upaya melawan Covid-19. Angka ini didasarkan pada jumlah penduduk Jatim yang jadi sasaran vaksinasi yaitu sebanyak 22,5 juta jiwa.
Kepala Dinas Kesehatan Jawa Timur, dr Herlin Ferliana MKes, mengatakan, imunisasi akan memberi manfaat jika semakin banyak atau minimal 70% penduduknya sudah divaksin sehingga terbentuk kekebalan kelompok atau herd immunity. Kekebalan kelompok ini diharapkan bisa menghambat bahkan menghentikan penyebaran Covid-19. Dengan demikian, dunia dapat terbebas dari pandemi Covid-19.
“Diharapkan vaksinasi ini selesai tidak lebih dari 12 bulan, supaya kekebalan yang didapat oleh mereka yang telah disuntik terlebih dahulu tidak keburu hilang,” ujarnya Selasa (9/2/2021).
Untuk memvaksin tenaga kesehatan (nakes) yang menjadi prioritas pertama program vaksinasi Covid-19, Dinkes Jatim masih kekurangan vaksin. Dikatakan, hingga 28 Januari 2021, jumlah nakes yang mendaftar untuk diimunisasi sebanyak 230.293 orang, sementara jumlah vaksin yang diterima dan sudah didistribusikan sebanyak 371.720 vial atau hanya untuk 185.860 orang, Dengan kata lain masih ada sekitar 50 ribuan nakes yang belum menjalani vaksinasi. Kekurangan itu sendiri sudah dimintakan, agar program vaksinasi untuk nakes segera tuntas dan dilanjutkan ke prioritas berikutnya pelayan publik.
Herlin mengungkapkan, capaian pelaksanaan vaksinasi hingga 8 Februari berdasarkan alokasi vaksin 2 dosis yang diterima Kabupaten/Kota dengan jumlah sasaran 185.860 orang adalah vaksinasi dosis pertama sebanyak 168.934 nakes (90,89%) dan dosis ke-2 sebanyak 16.863 (9,98%). Pemberian vaksinasi dosis kedua baru dilaksanakan di Surabaya Raya (Kota Surabaya, Kabupaten Sidoarjo, dan Kabupaten Gresik) yang sudah mengawali pemberian vaksin pada 15 Januari lalu.
Dijelaskan, salah satu ikhtiar agar tubuh menjadi lebih kuat adalah dengan makan makanan bergizi, tidur yang cukup, rajin berolahraga dan lainnya. Sebetulnya ada langkah strategis yaitu dengan memberikan kekebalan tubuh pada orang tersebut. “Semakin kebal tubuh, virus jadi makin sulit masuk. Sehingga kekebalan tubuh atau terbentuknya antibodi ini menjadi sesuatu yang sangat penting,” ujarnya.
Keberadaan vaksin menjadi cara untuk membangun kekebalan tubuh seseorang di masa pandemic Covid-19 sekarang ini. Vaksinasi Covid-19 sendiri membutuhkan dua kali dosis penyuntikan, dosis pertama untuk memicu respon kekebalan tubuh dan dosis kedua untuk menguatkan respon imun yang telah terbentuk. Interval waktu penyuntikan dosis 1 dan dosis 2 adalah 14 hari untuk usia 18-59 tahun dan 28 hari untuk usia 60 tahun ke atas.
Vaksin CoronaVac buatan Sinovac Biotech perusahaan farmasi asal Tiongkok ini didistribusikan ke berbagai wilayah Indonesia secara bertahap dengan prioritas pertama adalah para tenaga kesehatan yang menjadi ujung tombak.
Setelah pemberi pelayanan Kesehatan atau SDM Kesehatan, prioritas kedua adalah pelayan publik meliputi, polisi, TNI, tokoh masyarakat, jurnalis, tenaga guru, pengemudi taksi, ojek, petugas bandara akan dilaksanakan minggu ke-3 bulan Februari. Saat ini sedang dilakukan pendataan lewat organisasi profesi untuk menjangkau sasaran.
Senyampang itu, Herlin mengingatkan kalau upaya 3M (memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak), 3T (testing, racing, dan tracing) serta vaksinasi harus tetap dijalankan secara bersamaan hingga kekebalan kelompok terbentuk.(retno asri)
No comments:
Post a Comment