KOTA BATU (DutaJatim.com) - Pergerakan tanah tak hanya menimbulkan keretakan di jalur Payung I, Kelurahan Songgokerto, Kota Batu. Keretakan itu disertai pula turunnya permukaan tanah yang merusak struktur bangunan.
Kerusakan struktur bangunan menimpa 14 warung yang berdiri di tepi jalur Payung. Diputuskan, untuk sementara waktu, warung-warung itu ditutup. Penutupan dimulai Rabu (17/2/2021) hingga waktu yang belum bisa ditentukan. Dipilihnya langkah itu untuk mengantisipasi terjadinya hal yang tak diinginkan.
Lurah Songgokerto, Arsyan Dhian Ramadhan mengatakan, langkah itu diambil berdasarkan hasil rakor lintas instansi. Apalagi pergerakan tanah intens terjadi dalam hitungan jam. Sehingga dilakukan penutupan sementara terhadap warung-warung yang dekat dengan patahan kawasan Payung l.
"Bahkan dari hasil rakor kemarin. Sebenarnya malah dianjurkan untuk melakukan evakuasi total. Namun masih ada sedikit keringan. Maka dari itu untuk sementara waktu ini hanya akan dilakukan penutupan warung," jelasnya.
Penutupan itu bertujuan untuk mengurangi aktivitas warga di kawasan tersebut. Kata dia, instruksi penutupan itu akan berlaku hingga situasi kembali aman. Serta proyek-proyek pengerjaan rekonstruksi jalan selesai.
"Sebenarnya di kawasan Payung itu bukan permukiman. Dan hanya berfungsi warung saja. Jika ke depannya ada suatu hal yang tak diinginkan. Serta terpaksa harus diungsikan, sudah seharusnya mereka menyepakati," ujarnya.
Untuk tempat pengungsian, yang jelas pihaknya menganjurkan ke 14 pedagang yang terdampak itu untuk pulang ke rumahnya masing-masing. Karena secara visual ke 14 warung itu berada di dekat patahan.
"Untuk ke 14 pedagang yang dianjurkan tutup ini. Sudah pasti akan akan mendapatkan bantuan. Maka dari itu kami akan segera melakukan pendataan," tandasnya.
Totalnya ada 61 warung di sepanjang jalur Payung I. Hanya 14 saja yang diliburkan karena sangat riskan jika terjadi pergerakan tanah. Para pedagang yang diliburkan dijanjikan sembako oleh Kelurahan Songgokerto.
Ketua Paguyuban Jagung Bakar Payung, Ani Wahyuni Wijayanti mengaku seluruh pedagang yang terdampak bisa menerima keputusan itu. Ia menyadari jika keputusan itu juga demi menghindari terjadinya korban jiwa.
"Pasti kami akan menaati. Adanya himbauan seperti itu juga demi kebaikan kita semua," katanya.
Keretakan di kawasan itu telah diketahui pedagang sejak dua pekan lalu. Bahkan diakuinya, terdengar suara gemuruh saat munculnya rekahan. Akibat dari peristiwa itu, tiga warung mengalami kerusakan parah struktur bangunan.
"Untuk warung yang mengalami dampak paling parah terjadi di warung milik Pak Sakri, Bu Samik, serta Mushola. Di ketiga lokasi itu dampaknya sangat terlihat. Mulai dari tembok retak, hingga amblesnya tanah di bagian belakang warung," jelasnya.
Ia mengatakan bahwa dengan kejadian ini Wisata Payung semakin sepi. Bahkan sebelum tutup, selama satu hari tidak ada pelanggan yang berkunjung.
"Selama PPKM sudah sangat sepi, karena ramainya di sini malam. Apalagi ditambah kejadian ini, jadi semakin sepi lagi," tandasnya.
Karena situasi masih belum kondusif dan masih ada pergerakan. Pihaknya bersama rekan satu paguyuban yang terdampak hal ini menyatakan siap untuk dievakuasi ketika terjadi hal-hal yang lebih parah.
"Sedangkan untuk relokasi kami masih belum berfikir sampai sejauh itu. Namun kami berharap kondisi bisa segera membaik. Agar tak sampai hal-hal buruk terjadi," tandasnya. (wok/ndc)
No comments:
Post a Comment